Dampak Inflasi pada Industri Kecantikan, Brand Owner Wajib Tahu!

dampak inflasi pada industri kecantikan

Akhir-akhir ini pasti sering seliweran di sosial media kamu tentang inflasi ekonomi. Bahkan konon katanya di 2023 Indonesia akan mengalami inflasi yang tinggi. Inflasi sendiri akan memberikan dampak yang cukup signifikan dalam berbagai sector bisnis, termasuk dalam industri kecantikan.

Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa industry kecantikan masih memegang peranan yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi dunia. Bahkan sector kecantikan menjadi salah satu sektor yang tidak terdampak saat pandemic lalu.

Industri ini menjadi sangat kompetitif dan bergerak cepat, dengan konsumen berbondong-bondong ke merek-merek terkenal yang didukung selebriti dan lini perawatan kulit dan kosmetik indie dengan pengikut TikTok yang sangat banyak. 

Bahkan pembangkit tenaga listrik Revlon yang berusia 90 tahun berjuang untuk mengikuti pembayaran pemasok, inflasi, dan kekurangan tenaga kerja dan dipaksa bangkrut. Itu seharusnya menjadi peringatan keras bagi merek kecantikan dari segala bentuk dan ukuran bahwa jika kamu tidak mau atau tidak mampu berinvestasi besar-besaran dalam inovasi produk dan upaya pemasaran digital, kamu bisa menjadi yang berikutnya.

Lantas bagaimana sih dampak inflasi pada industri kecantikan? Serta apa yang harus kamu lakukan sebagai brand owner saat hal itu terjadi? Simak penjelasan lengkapnya di artikel ini ya. Selamat membaca.

Sekilas Soal Inflasi

Inflasi memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan dan bisnis aat ini. Inflasi sendiri merupakan kenaikan harga barang dan jasa yang terus naik secara terus menerus. Seperti harga bahan bakar, bahan makanan, makanan di restoran, perjalanan. 

Bahkan sektor kecantikan mengalami tekanan inflasi dan, sebagai akibatnya, merek menaikkan harga, dengan harga kecantikan per unit melonjak 17% tahun lalu (NielsenIQ Omnishopper Panel). Perawatan kulit wajah, kosmetik, dan perawatan kuku paling terpengaruh, dengan kategori wewangian dan perawatan rambut tidak jauh di belakang. Konsumen pasti memperhatikan dengan secara sadar mengubah kebiasaan belanja mereka. 

Dengan inflasi yang mencapai rekor tertinggi dan kenaikan suku bunga yang membuatnya lebih mahal untuk mendanai bisnis, banyak merek kecantikan berebut untuk tetap selangkah lebih maju. Menemukan keseimbangan yang tepat antara berinovasi dan memberikan nilai tetap menjadi kunci. 

Seperti halnya diversifikasi saluran distribusi. Menetapkan harga produk dengan tepat, mengawasi tren inflasi, dan mengelola peningkatan biaya dalam menjalankan bisnis. Mulai dari pengadaan bahan mentah hingga tenaga kerja hingga pengemasan produk. Semuanya penting untuk melindungi  pasar dan tetap menjadi investasi yang menarik.

Secara historis, sektor kecantikan cukup tangguh selama masa gejolak ekonomi pandemi. Untuk konsumen rata-rata, sebagian besar produk kecantikan relatif terjangkau. Beberapa bahkan dianggap sebagai kebutuhan sehingga jarang terjadi penurunan nyata dalam belanja konsumen di sektor tersebut.

Meskipun dapat bertahan di era pandemic lalu, bukan berarti inflasi tidak memberi dampak yang cukup signifikan dalam industri kosmetik. Berikut adalah inflasi memberi pengaruh besar terhadap industri kecantikan. Simak baik-baik ya. 

Bagaimana Dampak Inflasi terhadap Industri Kecantikan

Tak bisa dipungkiri bahwa inflasi sangat berpengaruh terhadap semua sektor perdagangan atau bisnis. Adanya inflasi membuat beberapa perubahan dalam industri kecantikan. Termasuk perilaku konsumen hingga perubahan harga pada produk. 

Lantas apa saja sih dampak yang diberikan inflasi pada sektor industri yang satu ini? Berikut daftar dan penjelasan selengkapnya. 

Perubahan Perilaku Konsumen

Tidak menutup kemungkinan bahwa inflasi yang tinggi dapat membuat konsumen mengurungkan niatnya untuk membeli produk kecantikan. Atau mereka bisa mengubah pola belinya. Gara-gara inflasi bahkan mereka juga ramai membatalkan pesanan dan menandai barang dagangan yang tidak diinginkan membuat investor dan merek bingung. 

Adanya inflasi juga mengubah pola pembelian konsumen. McKinsey melaporkan bahwa 75% konsumen AS mengatakan bahwa mereka meneliti dan membeli baik di toko maupun online akhir-akhir ini, dengan 45% menyatakan bahwa media sosial memengaruhi pembelian mereka. Untuk menangkap pemirsa ini, merek harus memperkuat kehadiran omnichannel mereka, memasangkan saluran langsung ke konsumen dengan lokasi fisik atau retailer multi-merek.

Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa akibat inflasi, konsumen juga mengubah perilakunya dalam membeli. Beruntungnya industry kecantikan saat ini adalah seperti kebutuhan pokok. Jadi setiap orang tidak bisa meninggalkannya. 

Namun untuk menyiasati agar pengeluaran tidak semakin membengkak, konsumen lebih memilih untuk membeli melalui marketplace. Sebab akan lebih mudah didapat dengan adanya diskon tertentu dan tentunya lebih hemat tenaga dan juga bahan bakar. Oleh karena itu mengapa saat ini pembelian melalui marketplace lebih membludak.  

Harga pada Produk Kosmetik yang Meningkat

Selain berpengaruh terhadap pola perilaku konsumen, inflasi juga berpengaruh terhadap harga produk yang semakin meningkat. Hal ini karena dipengaruhi naiknya harga bahan baku untuk membuat kosmetik tersebut. Sehingga tidak heran bila mereka juga menaikkan harga secara signifikan. 

Tidak hanya harga bahan baku saja yang meningkat, namun harga distribusi juga perlu diperhitungkan. Mulai dari harga bahan bakar, akomodasi hingga tenaga kerja, semua mengalami peningkatan. Oleh karena itu jika harga produk kosmetik tidak ditingkatkan, makan besar kemungkinannya perusahaan akan merugi. 

Beberapa waktu lalu saat pandemic berlangsung dan inflasi tinggi, sector kecantikan juga sangat terdampak. Meskipun sektor kecantikan mampu mengatasi banyak tantangan terkait pandemi, tidak ada satu pun merek kecantikan yang tidak terpengaruh oleh tantangan rantai pasokan, kenaikan suku bunga, inflasi, dan kenaikan harga. Namun jika kita bandingkan dengan industri lainnya, sector kecantikan lebih minim dampak inflasi.

Meskipun demikian, sebagai bisnis owner alangkah baiknya kamu juga melakukan antisipasi jika ada inflasi. Dan mau tidak mau, pasti inflasi tersebut juga akan memberikan dampak yang besar bagi bisnismu. 

Lantas apa yang harus kamu lakukan ketika inflasi menyerang sebagai seorang brand owner? Well, kamu nggak perlu khawatir. Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan ketika inflasi menyerang. 

Hal yang Harus Brand Owner Lakukan saat Inflasi

Sebagai bisnis owner kamu harus selalu berjaga-jaga. Sebab tantangan dalam bisnis akan selalu muncul dari waktu ke waktu. Salah satunya adalah inflasi. Masalah yang satu ini akan memberikan efek dan dampak cukup besar dalam bisnis. 

Oleh karena itu kamu perlu melakukan beberapa strategi untuk mengatasi dampak inflasi pada industri kecantikan. Berikut adalah hal yang bisa menyelamatkan bisnis kecantikanmu ketika inflasi datang:

Kelola Ulang Stok dan Diversifikasi Distribusi

Hal pertama yang harus kamu perhatikan adalah mengelola ulang stok dan diservikasi distribusi. Kamu harus mengelola ulang stok, sebab sektor ini juga paling sering terkena dampak inflasi pada industri kosmetik. Saat mengelola ulang stok, kamu juga perlu memperhatikan beberapa hal. 

Seperti ketergantungan pemasok, proses produksi, bahan-bahan yang digunakan, hingga alat produksi semua harus dikelola. Pastikan semua hal tersebut tidak menjadi kendala untuk stok. Pastikan juga stok selalu terpenuhi untuk kebutuhan konsumen. 

Selain stok, diversifikasi distribusi juga perlu diperhatikan. Kamu harus membangun rantai pasokan alternative, strategi distribusi cepat dan juga pratinjau keamanan untuk setiap rantai pasokan. Kamu juga perlu mempertimbangkan untuk menimbun persediaan penting dengan biaya penyimpanan yang rendah.

Kelola Pengeluaran Bisnis

Selain mengelola ulang stok dan diversifikasi distribusi, hal yang perlu kamu lakukan ketika inflasi adala mengelola pengeluaran bisnis. Kurangi pengeluaran yang tidak perlu. Seperti pemasaran konvensional. Jika inflasi, lebih baik perkuat pemasaran melalui digital. 

Dengan pemasaran melalui digital akan meminimalisir biaya pengeluaran. Sebab biaya pemasaran digital terbilang lebih rendah daripada secara konvensional. Apalagi dampak yang nantinya kamu peroleh juga lebih besar mengingat saat ini perkembangan teknologi semakin pesat dan juga hampir sebagian besar masayarakat sudah beralih ke digital. 

Kembangkan Strategi Penetapan Harga

Tak hanya mengelola pengeluaran bisnis saja. Namun kamu juga harus mengembangkan strategi penetapan harga. Jika inflasi terjadi dalam waktu yang panjang, secara otomatis bahan-bahan baku dan produksi juga akan naik. 

Bahkan biaya akomodasi juga akan memberi pengaruh yang cukup penting. Oleh karena itu kamu perlu mengkaji ulang dalam penetapan harga. Jika tidak, perusahaan bisa merugi jika kamu tidak menerapkan strategi penetapan yang satu ini. 

Ada beberapa poin penting yang perlu kamu terapkan dalam mengembangkan strategi penetapan harga. Yakni biaya, pelanggan, jenis produk, target pasar, pesaing, elastisitas harga dari permintaan, siklus hidup produk. Dengan begitu kamu akan menetapkan harga dengan benar. 

Tetap up to date dengan Industri

Saat inflasi terjadi tidak ada salahnya jika kamu juga harus selalu up to date. Hal ini perlu kamu lakukan untuk menghindari keterlambatan dalam bisnismu. Apa saja yang harus di up date? Semua sector. Mulai dari tren kosmetik, tren pemasaran hingga tren-tren lainnya. 

Kamu juga harus bisa tampil seunik mungkin. Dengan begitu kamu akan terlihat lebih menonjol di mata para konsumen. Sehingga merekmu akan jauh lebih terlihat. Intinya kamu harus tetap berinovasi saat terjadi inflasi. 

Tak bisa dipungkiri bahwa inovasi ini sangat dibutuhkan dalam setiap bisnis. Sebab inovasi dan kreatifitas inilah yang nantinya akan menjadi laju bagi sebuah bisnis. Termasuk sektor industri kecantikan.

Siapkan Sumber Modal Lain

Selain beberapa persiapan yang telah kita sebutkan sebelumnya, saat inflasi terjadi kamu juga harus siap dalam masalah modal. Yakni kamu harus menyiapkan sumber modal lain. Kamu bisa melakukan pinjaman jika inflasi terjadi. 

Sebab saat inflasi suku bunga akan sangat rendah. Dan kemungkinan besar pula kamu akan membayar pinjaman tersebut dengan bunga yang rendah pula. Namun perlu kamu perhatikan bahwa kamu juga perlu memiliki tempat yang tepat untuk menginvestasikan pinjaman tersebut. 

Seperti mengalokasikan dana untuk terus melakukan pemasaran yang tepat, melakukan persediaan bahan baku, hingga bisnis lain seperti kompetitor dan juga focus ke pelanggan. Dengan menyiapkan sumber modal lain tersebut, kamu berpotensi akan selamat dari inflasi. 

Nah, itulah pengaruh besar inflasi dalam sektor kecantikan dan kosmetik. Sebagai pebisnis, kamu sangat penting dan wajib untuk kamu memperhatikan beberapa hal tersebut saat inflasi terjadi. Tidak hanya pebisnis dalam sektor kecantikan saja. 

Sebab tidak bisa kita pungkiri bahwa inflasi akan memberikan dampak yang cukup panjang bagi semua sektor bisnis. Oleh karena itu tidak heran bahwa setiap terjadi inflasi banyak industri dan perusahaan yang gulung tikar akibat persiapan mereka yang tidak kuat. 

Well, untuk kamu para pebisnis dan atau brand owner kosmetik baru, penting sekali untuk menyiapkan strategi yang tepat. Hal ini untuk meminimalisir kerugian dalam berbisnis untuk kedepannya. 

Temukan berbagai tips mengelola bisnis kosmetik dan pemasaran digital untuk produkmu di laman Berita Terkini. Atau kamu bisa konsultasi secara langsung dengan tim pemasaran kami lewat Contact Us soal maklon kosmetik di Mash Moshem Indonesia. See you!

About Author

Mash Moshem Indonesia

PT. Mash Moshem Indonesia merupakan perusahaan jasa pembuatan kosmetik private label yang telah beroperasi sejak tahun 2011

Related posts

strategi community marketing dalam bisnis

Strategi Community Marketing dalam Bisnis, Seberapa Ampuh? 

Berbagai upaya dan strategi marketing sudah kamu lakukan, tetapi masih nggak membuahkan hasil? Coba deh kamu pakai strategi community marketing dalam bisnis skincare yang sedang kamu rintis.  Strategi marketing yang satu ini bisa menjadi cara alternatif untuk membiasakan pelanggan-pelanggan...

Continue Reading