Strategi Employee Engagement dan Contoh Penerapannya pada Brand Kosmetik

employee engagement adalah

Tak hanya menjaga hubungan baik dengan konsumen, menjaga keharmonisan tim bisnismu dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan. Melalui strategi employee engagement, tak hanya membuat karyawan betah, tapi reputasi brand-mu pun akan meningkat drastis. Kok bisa?

Employee engagement perlu ditingkatkan agar perusahaan tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan karyawan untuk mengembangkan potensi dirinya. Ketika karyawan bisa mengembangkan potensinya, mereka bisa bekerja dengan lebih baik dan bonusnya adalah loyalitas kepada pekerajaannya.

Nyatanya, karyawan yang merasa diapresiasi dan dihargai oleh perusahaan akan merasa lebih senang untuk bekerja serta terus berinovasi. Tidak hanya menyelesaikan pekerjaannya, mereka akan memiliki sense of belonging yang tinggi sehingga mereka berkenan untuk turut serta mewujudkan tujuan perusahaan.

Jadi, apakah kamu sudah memastikan employee engagement pada perusahaanmu sudah tinggi?

Pada artikel ini, kamu bisa mengukur employee engagement pada perusahaanmu. Jika employee engagement pada perusahaanmu masih rendah, kamu bisa temukan staretegi untuk menjalankan employee engagement pada artikel ini.

Jika employee engagement pada perusahaanmu sudah tinggi, temukan tips-tips untuk terus meningkatkannya pada artikel ini.

Apa Itu Employee Engagement?

Employee engagement merupakan metode yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk menjaga hubungan dan keterikatan karyawan dengan perusahaan. Pada umumnya, perusahaan besar yang bisnisnya telah maju akan senantiasa berusaha agar karyawannya bisa lebih terikat dengan perusahaan.

Dalam hal ini, biasanya perusahaan akan menggunakan metode employee engangement dengan memperlakukan para karyawannya secara adil dan merata tanpa mengenal jabatan agar mereka lebih terikat dengan perusahaan.

Biasanya, perusahaan akan mengadakan beberapa program untuk menunjang tercapainya employee engangement, seperti pelatihan, perjalanan insentif, atau program lain yang bisa menumbuhkan keterikatan antara karyawan dengan perusahaan.

Hal itu tidak lain dan tidak bukan adalah agar perusahaan memahami hubungan dengan para karyawannya, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Konsep ini awalnya diusung oleh Gallup Consultant pada tahun 2004 dan terus digunakan prinsipnya hingga saat ini.

Meskipun tampak sama, employee engagement berbeda prinsip dengan kebahagiaan dalam bekerja atau employee happiness.

Dikutip oleh Forbes, Kevin Kruse menyatakan bahwa ada banyak karyawan yang merasa bahagia ketika bekerja pada suatu perusahaan, tetapi tidak terikat dengan visi dan misi perusahaan serta tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Perusahaan memang harus memastikan kebahagiaan karyawan, tetapi keterikatan karyawan pada perusahaan juga merupakan hal yang penting. Dengan adanya keterikan karyawan pada perusahaan, akan timbul rasa nyaman dalam diri mereka ketika mereka sedang menjalankan tugasnya.

Baca Juga: Pentingnya Membangun Employee Experience untuk Bisnis

Employee Engagement dalam Sudut Pandang Perusahaan dan Karyawan

Pada dasarnya, employee engagement bisa dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi perusahaan dan dari sisi karyawan. Menurut sudut pandang perusahaan, employee engagement menciptakan loyalitas pada diri karyawan kepada perusahaan tempatnya bekerja.

Berbicara loyalitas, tidak hanya sekadar menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, tetapi juga menyelesaikan tugas tersebut tepat waktu dengan hasil yang baik serta merasa bangga akan pekerjaan tersebut. Dengan adanya employee engagement, perusahaan berharap karyawan bisa meningkatkan produktivitas mereka, bersikap loyal pada perusahaan, dan menurunkan angka turnover rate.

Adapun menurut sudut pandang karyawan, employee engangement menjadikan karyawan sadar akan perannya pada perusahaan sehingga mereka bisa terus merasa bersemangat ketika bekerja. Pada akhirnya, karyawan pun akan memiliki rasa bahwa mereka turut memberikan kontribusi bagi visi kolektif perusahaan.

Manfaat Employee Engagement

manfaat employee engagement (1)

Penerapan strategi employee engagement bisa memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan maupun karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Apa saja manfaaatnya? Simak penjelasan di bawah ini.

Bagi Perusahaan

Berikut ini manfaat-manfaat penerapan startegi employee engagement bagi karyawan.

Mempunyai Karyawan yang Suportif

Siapa sih yang tidak ingin memiliki karyawan yang suportif? Setiap perusahaan pasti ingin membentuk tim suportif yang bisa bergandengan tangan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini, perusahaan bisa membentuk karyawan yang suportif dengan strategi employee engagement.

Dengan memiliki keterikatan terhadap perusahaan, karyawan bukan hanya bersikap sportif tetapi juga positif. Dengan begitu, semua visi dan misi perusahaan dapat tercapai berkat kinerja dari karyaawan yang sportif dan senantiasa berpikir positif.

Terbentuknya Komitmen

Selain bersikap sportif dan positif, loyalitas dari para karyawan merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh perusahaan. Dengan memiliki karyawan yang berkomitmen tinggi terhadap tugasnya, tidak mungkin bagi mereka untuk tidak bersikap disiplin dan giat bekerja.

Nah, bagaimana caranya membentuk komitmen pada diri karyawan untuk bekerja dengan baik? Salah satunya dengan membentuk keterikatan dengan para karyawan. Jika karyawan telah merasa terikat dan turut memiliki, mereka pasti akan senantiasa berkomitmen untuk memberikan kinerja terbaiknya.

Meningkatkan Reputasi Brand/Perusahaan

Employee engagement juga dapat membantu meningkatkan reputasi brand atau perusahaan. Karena tiap karyawan yang memiliki keterikatan dengan pekerjaan mereka tak akan segan membagikan pengalaman kerja mereka di media sosial.

Bagi Karyawan

Berikut ini manfaat-manfaat penerapan startegi employee engagement bagi karyawan.

Menciptakan Iklim Inovatif dan Kreatif

Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam dunia bisnis, seorang pelaku usaha dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif. Jika tidak, tentu saja produk atau layanan yang mereka jual tidak akan relevan dengan perkembangan zaman dan akan tergerus oleh persaingan.

Dalam sebuah perusahaan, kreativitas dan inovasi kebanyakan muncul dari para karyawan. Lalu, bagaimanakah cara menciptakan iklim inovatif dan kreatif ini?

Salah satunya adalah dengan menerapkan employee engagement. Dengan memberikan kepercayaan kepada karyawan untuk berinovasi dan mengeluarkan kreativitas mereka, pasti para karyawan akan merasa lebih dihargai dan terpacu untuk menciptakan inovasi yang lebih tinggi.

Membentuk Ikatan Kuat dengan Perusahaan

Bukan hanya perihal besaran gaji yang membuat karyawan betah untuk bekerja pada suatu perusahaan. Akan tetapi, suasana kerja dan hubungan baik dengan perusahaan akan memperkuat keterikatan perusahaan dengan karyawan. Hal itu lah yang kemudian menciptakan rasa senang dan nyaman selama bekerja.

Hubungan kuat yang terjalin di antara kedua belah pihak nyatanya mampu membuat karyawan merasa lebih dihargai. Bahkan, hal tersebut menciptakan rasa bangga pada diri mereka sebagai bagian dari perusahaan tersebut. Sehingga, mereka akan berusaha untuk memberikan kemampuan terbaiknya untuk perusahaan tersebut.

Lebih Mudah Menyelesaikan Konflik

Adanya employee engagement membuat karyawan merasa dihargai dan turut memiliki. Oleh karena itu, ketika perusahaan tempat mereka bekerja sedang tertimpa masalah atau konflik, mereka akan dengan senang hati membantu menyelesaikannya.

Dengan selesainya konflik, mereka bisa tetap bekerja semaksimal mungkin tanpa harus terbebani dengan konflik yang sudah teratasi.

Tingkatan Employee Engagement

Saat sebuah perusahaan akan menyusun dan menerapkan employee engagement, penting bagi perusahaan tersebut untuk melakukan pemetaan posisi karyawan sesuai dengan tingkatan employee engagement.

Tidak Engaged Sama Sekali

Kategori karyawan yang berada pada tingkatan tidak engaged sama sekali hanya bekerja demi mendapatkan penghasilan atau upah guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Karyawan pada tingkatan ini tidak memiliki motivasi untuk meningkatkan pengembangan dirinya. Lebih dari itu, mereka bahkan terlihat tidak menjalin hubungan sosial dengan rekan kerja dan lingkungannya.

Tindakan yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk karyawan yang berada pada tingkatan ini adalah memenuhi kewajiban atas kompensasi karyawan agar mereka merasa bahwa kebutuhan dasarnya terpenuhi sehingga mereka bisa mengembangkan area lain dalam pekerjaannya.

Tidak Engaged

Kategori karyawan yang berada pada tingkatan tidak engaged sedikit lebih baik dibanding dengan kategori pertama. Akan tetapi, mereka masih bisa dibilang tidak memiliki motibasi untuk mengembangkan diri.

Meskipun begitu,mereka sudah bisa berbaur dan beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Mereka juga melakukan pekerjaaanya dengan inisiatif, meskipun ala kadarnya dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Tindakan yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk karyawan yang berada pada tingkatan ini adalah memberikan rasa aman kepada karyawan. Bagaimanakah cara memberikan rasa aman pada karyawan?

Perusahaan bisa menjanjikan pekerjaan dalam rentang waktu yang lebih panjang atau mengubah status karyawan menjadi pekerja tetap.

Jika karyawan tersebut sudah menjadi pekerja tetap, perusahaan bisa memberikan benefit lain, seperti asuransi kesehatan dan sekuritas lainnya.

Hampir Engaged

Kategori karyawan yang berada pada tingkatan hampir engaged umumnya mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Mereka juga terlihat cukup nyaman ketika bekerja di lingkungan perusahaan. Akan tetapi, mereka belum terlalu termotivasi untuk mengembangkan diri.

Tindakan yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk karyawan yang berada pada tingkatan ini adalah mencoba menumbuhkan rasa memiliki dengan melibatkan karyawan dalam semua kegiatan perusahaan.

Dalam hal ini, perusahaan bisa mengomunikasikan visi, misi, dan nilai perusahaan secara lebih jelas dan dalam kasus nyata agar karyawan lebih mendalami pekerjaannya.

Engaged

Kategori karyawan yang berada pada tingkatan engaged pada dasarnya sudah mengetahui apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya serta berani untuk terus memaksimalkan kemampuannya.

Pasalnya, mereka menyadari bahwa kehadirannya penting di dalam suatu perusahaan sehingga mereka terus termotivasi untuk memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjannya.

Tindakan yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk karyawan yang berada pada tingkatan ini adalah memfasilitasi karyawan dengan beragam bentuk pelatiham dan pengembangan diri.

Sangat Engaged

Kategori karyawan yang berada pada tingkatan sangat engaged mampu menyelesaikan pekerjaan mereka secara tepat waktu dengan hasil yang baik. Karyawan dalam kategori ini mencintai pekerjaan dan segala hal yang mereka lakukan dalam perusahaan.

Dalam hal ini, perusahaan bisa menjadikan karyawan yang berada pada tingkata ini sebagai contoh dan inspirasi bagi karyawan yang belum mencapai tingkatan engagement ini.

Tindakan yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk karyawan yang berada pada tingkatan ini adalah menjanjikan promosi dan kenaikan jabatan hingga engagement mereka terhadap perusahan makin terdukung dan terus terjalin dengan baik.

Strategi Meningkatkan Employee Engagement

strategi meningkatkan employee engagament

Setelah memahami tingkatan dari employee engagement, kini saatnya kamu sebagai pelaku usaha untuk mencoba menerapkan startegi employee engagementmu sendiri.

Kamu bisa mulai dari nol dan memperbaiki apa yang perlu diperbaiki. Praktikkan beberapa strategi di bawal ini untuk meningkatkan employee engagement pada perusahaanmu.

Membantu Pengembangan Diri

Langkah pertama yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan employee engagement pada perusahaanmu adalah dengan membantu karyawanmu untuk mengembangkan diri mereka agar lebih baik dan menjalani jenjang karirnya.

Pasalnya, seorang karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan hingga bertahun-tahun tanpa menglami peningkatan skill dan pengetahuan bisa menjadi alasan utama mereka bosan dengan pekerjaan yang dijalaninya.

Oleh karena itu, kamu bisa membantu mereka dengan menyediakan fasilitas pelatihan, menawarkan kursus, dan memberikan tantangan baru.

Memberi Saran dan Masukan

Langkah berikutnya yang bisa kamu lakukan adalah memberikan saran dan masukan pada karyawanmu. Pasalnya, setiap karyawan juga ingin mengetahui apalah pekerjaan yang mereka lakukan telah sesuai dengan harapan perusahaan atau belum.

Dalam hal ini, pastikan penilaian yang kamu berikan tidak menurunkan motivasi karyawanmu alih-alih membuat mereka lebih giat dalam mengembangkan diri mereka. Sekali-kali kamu bisa memberikan kritik, tetapi sempatkan untuk memberikan apresiasi, saran, dan masukan yang membangun.

Buat Pekerjaan Terasa Lebih Menyenangkan

Perlu kamu pahami bahwa umumnya karyawan akan lebih mudah merasa bosan dan tidak bahagian dengan rutinitas pekerjaan yang monoton. Jika mereka sudah tidak menikmati pekerjaan mereka, maka kantor atau tempat kerja bukan lagi menjadi tempat yang menyenangkan bagi mereka.

Semua tuntutan kerja dan target perusahaan memang harus selalu terpenuhi, tetapi kamu juga harus menyeimbangkannya dengan ritme kerja. Misalnya, kamu bisa membuat konsep kerja yang serius dan fokus namun tetap santai serta menyenangkan.

Dalam hal ini, kamu bisa menyulap ketegangan pada tempat kerja menjadi suasana yang penuh dengan kegembiraan. Misalnya, kamu bisa menyediakan menu sarapan, makan siang, atau kudapan pada hari khusus yang sudah ditentukan.

Contoh lainnya kamu bisa mengadakan kegiatan bertema tiap sebulan sekali yang dipanitiai oleh para karyawan itu sendiri.

Dengan adanya kegiatan bertema tersebut, para karyawan akan lebih dekat satu sama lain dan merasa terikat juga dengan perusahaan. Jangan lupa untuk turut menghadirkan pihak manajemen agar bergabung dengan seluruh karyawan dalam setiap kegiatan yang perusahaan laksanakan.

Beri Kesempatan pada Karyawan untuk Berpendapat

Selanjutnya, kamu bisa memberikan kesempatan pada karyawanmu untuk menyampaikan pendapat mereka dalam setiap diskusi dan rapat.

Tentu saja, mereka akan merasa senang dan lebih dihargai ketika suara mereka didengar oleh atasannya. Terlebih lagi, jika pendapat mereka dipertimbangkan demi kemajuan bersama.

Jangan lupa bahwa karyawanmu merupakan orang-orang potensial yang pasti memiliki ide-ide brilian dan gebrakan baru yang mungkin belum pernah terpikirkan olehmu.

Oleh karena itu, berikanlah kesempatan pada karyawanmu untuk menyampaikan pendapat mereka dalam berbagai cara, baik itu forum diskusi, rapat, survei, dan lainnya.

Perhatikan Kesehataan dan Kebahagiaan Karyawan

Ketika kamu ingin membuat karyawanmu nyaman dengan pekerjaannya dan menganggap tempat kerja sebagai rumahnya sendiri, kamu juga bisa membuat mereka merasa bahwa seluruh anggota perusahaan adalah keluarga.

Selayaknya keluarga, kamu juga harus memberi perhatian kepada mereka, baik dari kesehatan maupun kebahagiaan mereka.

Maka dari itu, sebaiknya kamu bersikap lebih humanis dengan memastikan mereka semua sehat secara fisik dan mental. Dalam hal ini, kamu bisa memberikan fasilitas olaharaga di kantor, menyediakan berbagai makanan sehat dan bergizi, serta sesekali memberikan pelatihan mindfulness.

Jalankan Nilai-Nilai Inti

Saat kamu membuka lowongan pekerjaan, pastikan kamu merekrut karyawan yang memiliki sikap dan visi yang sejalan dengan nilai-nilai inti perusahan alih-alih hanya memilih berdasarkan keahlian, pengalaman, atau latar belakang pendidikannya saja.

Maka dari itu, kamu harus mengampanyekan nilai dan kultur perusahaan secara terus-menerus, seperti melalui poster, postingan media sosial, kaos, atau media apapun yang mudah dikenali. Dalam hal ini, kamu harus memaksimalkan proses onboarding dan adaptasi karyawan minimal dalam kurun waktu tiga bulan.

Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan karyawan yang lebih produktif dan mempunyai tingkat keterkaitan yang tinggi dengan perusahaan.

Hargai Seluruh Karyawan

Meskipun secara struktur karyawanmu berada di bawahmu dalam perusahaan, kamu harus tetap memberikan rasa hormat kepada seluruh karyawanmu. Kamu bisa memberikan otonomi atas seluruh tugas mereka tanpa harus terus-terusan mengaturnya.

Cobalah untuk bersikap santai dan toleransi pada setiap kesalahan kecil yang mereka lakukan selama itu masih dalam batas wajar.

Karena sama seperti kamu, di luar sana mereka juga memiliki urusan dan kehidupan sendiri. Sehingga, berikanlah mereka waktu yang cukup untuk menyeimbangkan kehidupannya dengan pekerjaannya. Jangan terlalu membebani karyawanmu dengan berbagai urusan di luar jam kerja kantor.

Berikan Motivasi pada Karyawan untuk Berani Bereksperimen

Salah satu ciri-ciri karyawan yang tidak memiliki keterikatan dengan perusahaan adalah tidak memiliki motivasi dalam dirinya untuk terus berkembang. Hal tersebut tentu bisa berdampak buruk pada pertumbuhan bisnis perusahaanmu.

Untuk mengatasinya, kamu bisa memberikan motivasi pada karyawanmu untuk berani bereksperimen dan mengimplementasikan semua ide kreatifnya. Akan tetapi, kamu harus memaklumi jika ada kesalahan ataupun kegagalan saat mereka melakukan eksperimen baru.

Cara ini mungkin akan sulit untuk kamu terapkan oleh perusahan yang sudah lama menerapkan prosedur kerja yang ketat dan baku. Tetapi, kamu harus mencobanya demi membentuk keterikatan yang lebih erat dengan karyawanmu.

Ciptakan Hubungan yang Erat dalam Pekerjaan

Terakhir, kamu harus menciptakan hubungan yang erat dengan para karyawanmu karena membiarkan mereka sendirian akan membuat mereka merasa terabaikan. Jadi, kamu bisa melibatkan semua karyawan untuk bekerja sama dan berkolaborasi agar mereka lebih dekat satu sama lain.

Ciptakanlah komunikasi yang interaktif dengan semua tim kerja dan motivasi mereka untuk berani menyampaikan ide dan pendapatnya tanpa ragu. Jika kamu bisa mencapau employee engagement yang baik, maka semua karyawanmu akan loyal dan hal tersebut akan menemakan persentase turnover.

Cara Mengukur Employee Engagement

Di sini kamu juga bisa mengukur employee engagement yang ada di perusahaanmu menggunakan The Gallup Q12 Index. Indeks pengukuran ini didasarkan pada studi yang dilaksanakan lebih dari 30 tahun dengan subjek berjumlah lebih dari 17 juta karyawan. Setelah itu, lahirlah 12 elemen utama yang kemudian disebut dengan Q12.

Mulai dengan Menjawab Pertanyaan yang Ditentukan

Di bawah ini ada 12 pertanyaan yang bisa kamu tanyakan pada karyawanmu untuk menilai tingkat employee engagement mereka terhadap perusahaan. Pertanyaan ini bisa dijawab dalam skala 1 (sangat tidak setuju) hingga skala 5 (sangat setuju).

  1. Apakah Anda mengetahui apa yang perusahaan harapkan dari Anda?
  2. Apakah Anda mempunyai semua material dan peralatan untuk Anda bekerja secara maksimal?
  3. Apakan Anda mempunyai kesempatan untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaan Anda setiap harinya?
  4. Dalam rentang waktu tujuh hari terakhir, apakah Anda telah menerima pujian dan/atau penghargaan dari rekan kerja Anda?
  5. Apakah atasan dan rekan kerja Anda peduli terhadap Anda secara personal?
  6. Apakah ada sosok di lingkungan kerja yang mendukung perkembangan diri Anda?
  7. Apa dalam pekerjaan, pendapat Anda diperhitungkan?
  8. Apakah visi atau misi perusahaan Anda membuat Anda merasa pekerjaan yang Anda lakukan penting?
  9. Apakah rekan kerja Anda berkomitmen untuk menghasilkan kerja yang berkualitas?
  10. Apakah Anda memiliki sahabat baik dalam lingkungan kerja?
  11. Dalam 6 bulan terakhir, apakah ada seseorang yang menyampaikan kemajuan Anda dalam bekerja?
  12. Dalam 1 tahun terakhir, apakah Anda merasa mempunyai kesempatan untuk belajar dan bertumbuh?

Dari 12 pernyataan tersebut, 6 pertanyaan pertama berhubungan dengan kebutuhan dasar serta dukungan dari manajemen yang karyawan di perusahaanmu butuhkan. Hal ini akan berdampak pada kepuasan, performa, dan retensi. Adapun 6 pertanyaan berikutnya menggambarkan tentang kerja tim yang terjalin menurut karyawan dan pertumbuhan karyawan dalam perusahaan.

Hitung Hasilnya dengan Indeks Gallup

Setelah menerima jawaban dari para karyawanmu, kamu bisa menghitung hasilnya menggunakan indeks Gallup berikut ini.

Angka skala yang dipilih karyawan untuk pertanyaan 1 dan 2, 11 dan 12 dikalikan dengan 2, kemudian dijumlahkan dengan angka skala yang dipilih karyawan di pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Identifikasi posisi karyawan dari hasil akhir penjumlahan:

65 – 80 mengindikasikan karyawan sangat engaged.

33 – 64 mengindikasikan karyawan engaged.

16 – 32 mengindikasikan karyawan actively disengaged.

Bagaimana hasilnya?

Contoh Penerapan Employee Engagement pada Brand Kosmetik

L’Oréal

loreal

L’Oréal adalah salah satu pemain besar dalam industri kosmetik dunia. Kira-kira perusahaan ini memiliki employee engagement yang baik, gak ya? Ternyata, perusahaan kosmetik ini menerapkan strategi employee engagement, loh!

L’Oréal terbilang cukup rajin dalam mendengarkan karyawannya yang biasanya mereka lakukan dengan adanya survei tahunan. Survey ini dapat membantu perusahaan memperoleh tingkat kepuasan kerja karyawan.

Pada sebuah wawancara, karyawan L’Oréal menyatakan bahwa survey employee engagement untuk menanyakan apakah mereka senang atau tidak ketika bekerja di perusahaan ini.

Selain itu, L’Oréal juga menanyakan apa saja improvement yang perlu perusahaan lakukan dan butuhkan. Serta apakah promosinya sudah fair atau belum, dan apakah lingkungan kerjanya sudah nyaman atau belum.

Hal ini tentu saja bisa menjadikan L’Oréal lebih berkembang karena perusahaan ini bisa langsung mengevaluasi kekurangan dan meningkatkan kelebihan yang mereka dapat dari karyawannya sendiri.

The Body Shop

the body shop

Siapa sih yang tidak mengenal brand kosmetik terkenal asal Inggris yang juga memiliki banyak cabang di Indonesia? Ya, The Body Shop menjadi brand kosmetik yang sangat sangat populer di kalangan beauty enthusiast di Tanah Air.

Brand kosmetik yang telah masuk ke Indonesia pada tahun 1992 ini berkomitmen untuk selalu menghadirkan prosuk peraatan tubuh natural dengan kualitas tinggi serta mendukung berbagai upaya pelestarian lingkungan dan isu-isu global.

Tahukah kamu pada tahun 2019, The Body Shop memenangkan penghargaan Best Companies to Work for in Indonesia versi Majalah HR Asia? Penghargaan ini memiliki beberapa parameter, salah satunya berasal dari hasil survei Total Engagement Assessment Model (TEAM) yang memiliki lebih dari 12.772 karyawan yang berasal dari 280 perusahaan di Indonesia.

Survei tersebut perusahaan lakukan untuk mengukur persepsi karyawan terhadap perusahaan yang berfokus pada tiga hal, yaitu employee engagement, corporate culture, dan team dynamics.

Wah, keren bukan? Hal ini membuktikan bahwa The Body Shop menerapkan strategi employee engagement yang baik sehingga brand ini layak mendapatkan titel Employer of Choice di Indonesia.

Jadi, tidak heran ya kalau The Body Shop jadi makin besar dan maju. Karena pertumbuhan perusahaannya memiliki kinerja luar biasa dari karyawan yang memiliki engagement yang besar dengan perusahaan.

Mary Kay Cosmetics

Mary Kay Cosmetics didirikan oleh seorang business woman bernama Mary Kay Wagner Ash. Perusahaan ini bermula dari perusahaan kecil yang terus berkembang dan akhirnya masuk ke dalam the 100 Best Companies to Work in America. Mau tahu rahasia perusahaan ini bisa mendapatkan titel tersebut?

Mary Kay yang terkenal dengan kerja kerasnya ini memiliki slogan “Tuhan, Keluarga, Karir”. Slogan tersebut selalu ditekankan pada keluagra dan karyawan-karyawannya. Ya, seperti anak-anaknya sendiri, Mary Kay selalu mengajarkan karyawannya untuk bekerja kerasa dan berdidikasi tinggi dalam pekerjaannya seperti yang ia lakukan sendiri.

Bukan hanya itu, ketika Mary Kay memberikan target terhadap karyawan-karyawannya, ia tidak pernah lupa untuk memberikan reward kepada para karyawannya yang berprestasi agar mereka terus terpacu untuk semanagat dalam memasarkan produk perusahaannya.

Itulah mengapa employee engagement bisa membuat karyawan turut memiliki tujuan yang sama, yaitu mengembangkan perusahaan.

Nah, itu adalah penjelasan mengenai employee engagement yang mungkin belum kamu tahu. Dari penjelasan di atas bisa kita simpulkan bahwa ketika seorang karyawan sudah memiliki dedikasi dan loyalitas tinggi terhadap pekerjaannya, secara tidak langsung mereka akan loyal kepada perusahaan.

Terlebih lagi ketika karyawan sudah memiliki sense of belonging atau rasa memiliki yang tinggi, pastinya mereka akan berusaha untuk mencapai tujuan perusahaan. Dampaknya, perusahaan akan semakin mudah untuk berkembang. Oleh karena itu, banyak sekali perusahaan besar di dunia yang berfokus untuk meningkatkan employee engagement pada perusahaannya.

Kalau kamu bagaimana? Apakah kamu juga akan menerapkan strategi employee engagement ini? Jangan lupa untuk meninggalkan pendapatmu di kolom komentar.

Oh ya, selain tips ini, kamu bisa membaca banyak startegi pemasaran dan branding untuk bisnis kosmetikmu di laman Berita Terkini. Atau, selalu ikuti info terbaru seputar maklon dan tren industri kosmetik di berbagai akun media sosial Mash Moshem Indonesia, ya!

About Author

Mash Moshem Indonesia

PT. Mash Moshem Indonesia merupakan perusahaan jasa pembuatan kosmetik private label yang telah beroperasi sejak tahun 2011

Related posts

Leave a Comment