Branding Kosmetik

16 Jenis Digital Marketing Metric dan Strategi Pengoptimalannya

digital marketing metric

Di era teknologi yang serba canggih ini membuat pebisnis semakin dimudahkan dalam berbagai hal. Salah satunya dalam bidang pemasaran. Jika dulu marketing atau pemasaran hanya berbasis konvensional saja, kini mereka berbondong-bondong menggunakan metode digital.

Selain lebih efektif menjaring banyak pelanggan, digital marketing juga diklaim lebih meminimalisir budget. Tak heran jika saat ini banyak pebisnis yang beralih ke digital marketing daripada melakukan pemasaran secara konvensional.

Selain teknologi yang semakin canggih, kemajuan digital marketing juga diukur dari pola kebiasaan masyarakat. Kini sebagian populasi manusia menggunakan internet untuk mengakses segala hal. Termasuk dalam melakukan pembelian.

Keuntungan nyata yang didapat dari dgital marketing juga bentuk pemasaran yang tidak terbatas jarak dan waktu. Bahkan jika kamu menggunakan digital marketing, produkmu bisa saja tembus pasar international. Menarik sekali bukan?

Nah, apakah jika sudah sampai pasar nasional digital marketingmu bisa dikatakan sukses? Belum tentu. Untuk bisa mengukur kesuksesan tersebut, kamu perlu menggunakan digital marketing metric. Apa itu? Simak penjelasannya berikut.

Apa Itu Digital Marketing Metric?

Digital marketing ini memang sangat digandrungi oleh para pebisnis. Apalagi di era yang serba online ini. Digital marketing diklaim sebagai metode pemasaran yang cukup tepat untuk mencari konsumen dan meningkatkan penjualan.

Untuk mengukur kesuksesan digital marketing dibutuhkan yang namanya digital marketing metric. Yakni bantuan tools yang digunakan untuk melacak kesuksesan dalam pemasaran digital. Pada umumnya para marketer menggunakan Google Analytic sebagai tools untuk mengukur.

Namun selain itu masih banyak tools lain yang dapat digunakan. Selain untuk mengukur kesuksesan, digital marketing metric juga bisa dijadikan acuan untuk membuat strategi pemasaran. Dengan strategi pemasaran baru dan data yang akurat, stategi yang dibuat akan lebih baik dari sebelumnya.

Nah, untuk lebih mengenal digital marketing lebih dalam, kamu perlu tahu apa saja metric dalam digital marketing metric itu. Berikut daftar dan penjelasan selengkapnya:

Ragam Digital Marketing Metric yang Harus Kamu Tahu

Digital marketing metric sangatlah beragam. Namun untuk lebih sederhananya, kami akan membahas digital marketing metric berdasarkan empat kategori. Yakni Website Traffic Metric, Engagement Metric Conversion Metric, dan Revenue Metric. Apa saja? Berikut daftarnya:

Website Traffic Metric

Website traffic metric merupakan pengukuran metric digital yang berfokus pada performa website untuk bisnis. Segala aktivitas pengunjung akan direkam dan menjadi data yang akuran sebagai acuan untuk membuat strategi baru. Nah, apa saja metric pada website ini?

Overall Traffic

Metric yang pertama adalah overall traffic. Metric ini merupakan keseluruhan traffic pada website. Mulai dari direct traffic, organic traffic, paid search dan masih banyak yang lainnya. Untuk mengetahui metrics yang satu ini, kamu perlu menggunakan tools. Seperti Google Analytics, Ubersuggest dan lainnya.

Lantas bagaimana cara melihat metric yang satu ini? Mudah saja, pada halaman Google Analytic, kamu perlu mengkluk Acquistion. Kemudian segala aktifitas para penggunjung dapat kamu lihat pada menu sessions.

Dengan mengetahui data-data yang ada pada overall traffic ini, kamu bisa merencanakan strategi yang lebih matang untuk ke depannya. Namun ada beberapa hal yang perlu kamu tahu untuk menentukan strategi digital marketing.

Pertama adalah saat traffic menurun. Pada kondisi ini kamu harus tetap waspada dan menyediakan rencana baru. Biasanya traffic yang menurun ini disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah keyword yang kalah dengan kompetitor, juga konten yang terlihat monoton dan membosankan.

Kemudian yang ke dua adalah ketika traffic meningkat. Pada saat ini kamu harus bisa menganalisis tren. Kemudian buat konten yang sama untuk mendongkrak trend tersebut supaya lebih bervariasi. Sederhananya dengan memahami overall traffic ini, kamu bisa mengetahui peluang terbaik untuk website.

Channel Metric

Metric yang selanjutnya adalah channel metric. Ini merupakan traffic yang masuk ke website melalui berbagai channel. Dari semua channel tersebut kamu bisa mengetahui yang mana paling menyumbang banyak traffic. Sehingga kamu bisa memaksimalkannya. Berikut adalah jenis channel metric yang perlu kamu ketahui:

  1. Direct: yakni traffic yang langsung mengarah ke website karena pengunjung mengetikkan URL website.
  2. Paid Search adalah traffic dari iklan yang dipasang di halaman pencarian Google.
  3. Affiliates yaitu dari rekan afiliasi menggunakan link unik.
  4. Other merupakan traffic dari sumber di luar sistem Google, seperti email, media sosial, dan lainnya.
  5. Terakhir ada Display. Yakni raffic yang berasal dari display ads.  

Dengan mengetahui channel metric, kamu bisa mengetahui sumber mana saja yang menjadi penyumbang metric tertinggi. Jangan lupa juga untuk selalu membuat konten wesite sesuai dengan SEO. Sebab hal tersebut sangatlah penting untuk menambah banyak pengunjung.

New vs Returning Visitor

Pengunjung website dibagi menjadi dua, yakni new dan returning visitor. Dua jenis visitor ini meruapakan dua hal yang cukup penting dalam digital marketing. Jadi tidak boleh satu saja yang di tingkatnya.

New visitor merupakan pengunjung baru. Dengan adanya pengunjung baru ini kamu bisa mengukur sumber mana saja yang berpotensi tinggi menjaring pengunjung tersebut. Sedangkan returning visitor merupakan pengunjung lama yang kembali mengunjungi websitemu.

Sebagai contoh kamu sedang menjalankan strategi email marketing. Berkat strategi tersebut, websitemu kebanjiran pengunjung baru. Dari new visitor tersebut kemudian juga melakukan returning ke website. Sehingga bisa dibilang strategi email marketing yang sedang kamu jalankan sukses.

Nah, untuk meningkatkan pengunjung baru dan meningkatkan returning visitor, kamu perlu melakukan berbagi tips. Berikut yang bisa kamu lakukan.

  1. Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah dengan memerikan pengalaman yang menyenangkan untuk pengunjung ketika visit ke website. Salah satunya dengan navigasi yang mudah, eye catching dan masih banyak lainnya.
  2.  Buat konten yang terbaru dan selalu fresh
  3. Tingkatkan strategi email marketing dengan melakukan penawaran yang relevan dan dibutuhkan oleh visitor.

Exit Rate

Exit rate merupakan metric yang menunjukan performa pengunjung yang melakukan kunjungan website dari halaman satu ke yang lain hingga keluar dari website. Jika Exit rate ini semakin tinggi, maka perlu adanya evaluasi terhadap website.

Sebagai contoh, pengunjung melakukan kunjungan ke website dari sebuah landing page, Kemudian masuk ke halaman e-book lalu ia ingin melakukan download. Dalam halaman download tersebut, pengunjung disarankan untuk mengisi formulir terlebih dahulu. Namun alih-alih mengisi data diri tersebut, justru ia menutup dan meninggalkan website.

Nah, itulah yang disebut dengan Exit Page. Semakin tinggi Exit Page, maka ada yang salah pula dengan websitemu. Bisa saja kamu tidak memberi kenyamanan bagi mereka. Oleh karena itu perlu diadakan evaluasi untuk menemukan strategi yang baru. Untuk mengetahui performa exit rate, kamu bisa menggunakan Google Analytic.

Nah itulah beberapa penjelasan metric berdasarkan website traffic. Selanjutnya adalah metric berdasarkan engagement. Berikut penjelasannya.

Engagement Metric

Dalam sebuah digital marketing, engagement merupakan hal yang cukup penting. Dengan adanya engagement ini kamu bisa mengukur respon pengunjung terhadap strategi promosi yang kamu buat. Lantas apa saja metric digital marketing berdasarkan engagement? Berikut daftarnya:

Bounce Rate

Metric pertama adalah bounce rate. Yakni presentase pengunjung yang meninggalkan website tanpa melakukan apapun. Tentu saja hal ini akan berdampak buruk pada performa websitemu. Semakin tinggi bounce rate yang kamu dapatkan, maka websitemu perlu dipertanyakan.

Jika bounce rate tinggi, peluangmu untuk menggiring mereka jadi konsumen pun akan semakin kecil. Apalagi bila pengunjung tersebut dari Googe. Semakin tinggi presentasenya, Google akan semakin tidak merekomendasikan websitemu masuk dalam daftar mensin pencarian.

Lantas apa sih penyebab bounce rate tinggi? Well, berikut adalah penyebab tingginya bounce rate yang perlu kamu ketahui.

  1. Konten tidak sesuai dengan kebutuhan pengunjung.
  2. Kualitas dan tampilan website rendah.
  3. Pengunjung bisa mendapatkan informasi dengan cepat.

Setelah mengetahui penyebabnya, kamu bisa mencari solusi dengan mengetahui halaman mana saja yang mempinyai bounce rate tinggi. Sehingga kamu bisa memperbaiki dimulai dari halaman tersebut.

Average Time on Page

Average time on page merupakan metric yang menunjukan seberapa lama pengunjung berada di dalam websitemu. Semakin tinggi average time on page, semakin bagus pula untuk website, Itu berarti pengunjung merasa nyaman berada di website.

Jika kamu membuat konten di website dan mereka membacanya hingga habis, itu berarti engagement kontenmu semakin tinggi. Namun menurut Google Analytic, average time on page di bawah 45 detik menunjukan indikasi yang kurang baik.

Oleh karena itu, untuk menyiasatinya kamu memerlukan beberapa hal. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu ambil:

  1. Sesuaikan konten sesuai dengan tahapan funnel marketing. Mulai dari awareness, consideration, purchase, retention, ataupun advocacy.
  2. Optimasi konten dengan SEO.
  3. Setting semua link yang keluar ke open new window. Hal ini untuk menghindari pengunjung keluar dari halaman.
  4. Gunakan embed untuk video yang mendukung. Supaya pengunjung tidak perlu keluar untuk melihatnya.

Pageviews per Session

Metric selanjutnya adalah pageviews per session. Yakni jumlah rata-rata halaman yang dilihat visitor selama berkunjung ke website. Semakin banyak visitor yang mengklik per halaman, berarti pageview pun semakin tinggi.

Jika metric ini tinggi, itu berarti konten yang kamu buat berhasil membuat pengunjung tertarik. Dengan begitu kamu bisa melakukan upaya yang lain.

Seperti meningkatkan traffic konten dengan eternal link, membagikan leads dengan e-book gratis, hingga menggiring visitor untuk ke landing page untuk melakukan pembelian.

Lantas bagaimana sih, cara agar pengunjung bisa betah dan mengunjungi halaman website kita? Well, berikut ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan.

  1. Membuat konten yang menarik serta edukatif.
  2. Buat alur customer journey.
  3. Memanfaatkan link eternal di setiap konten.
  4. Maksimalkan responsive.

Impression

Impression merupakan metric yang mengukur seberapa banyak orang yang melihat kontenmu. Metric yang satu ini bisa dilihat dari berbagai channel marketing. Seperti layanan iklan dalam Facebook Ads, Google AdSense , Instagram Ads, dan website.

Dengan menggunakan impression, kamu bisa mengetahui seberapa seting halamanmu mendapat kunjungan dan berapa kali audience baca.

Engagement Rate

Engagement rate adalah metric untuk mengukur respon pengunjung terhadap konten yang kamu buat. Respon tersebut dapat berupa like, comment hingga share. Tentu saja jika engagement rate ini semakin tinggi, itu berarti konten yang kamu buat sesuai dengan apa yang audience inginkan. Alias tepat sasaran.

Di website sendiri, engagement rate dihitung berdasarkan kalkulasi sesi yang melibatkan pengguna. Lantas bagaimana melihat sesi yang melibatkan pengguna tersebut? berikut penjelasan selengkapnya.

  1. Pengguna terlibat aktif di situs web selama lebih dari 10 detik.
  2. Minimal pengguna melihat dua halaman dalam satu sesi.
  3. Melakukan konversi.

Itulah metric berdasarkan engagement. Selanjutnya yang perlu kamu ketahui adalah metric berdasarkan conversion. Apa saja? berikut daftarnya. 

Conversion Metric

Conversion metric merupakan metric yang mengukur seberapa banyak tindakan yang dilakukan konsumen pada bisnismu. Misalnya melakukan pembelian, pendaftaran hingga CTA lain yang kamu sarankan. Nah, apa saja metric itu?  

Click Through Rate (CTR)

Metric yang pertama adalah click through rate atau CTR. Yakni metric yang mengukur seberapa banyak pengunjung yang melakukan klik terhadap impression. Dengan adanya CTR ini, kamu juga bisa mengetahui seberapa efektif konten yang kamu buat terhadap kemajuan digital marketing.

CTR sangatlah bergantung pada klik. Oleh karena itu sebelum mendapatkan klik, kamu perlu mengoptimasi konten agar impression yang didapat banyak. Sedangkan untuk meningkatkan CTR, kamu bisa mencoba beriklan di beberapa platform.

Dengan begitu kamu bisa mengetahui platform mana saja yang mengundang CTR tertinggi. Sehingga nantinya kamu bisa membuat strategi baru yang lebih matang.

Cost Per Click (CPC)

Selanjutnya adalah cost per click. Metric ini merupakan digital marketing yang menghitung berapa jumlah biaya yang kamu keluarkan untuk iklan untuk setiap klik. Cost per click dinilai sebagai strategi iklan yang menyesuaikan budget.

Sebab biaya yang dikeluarkan sesuai dengan tingkat kesuksesan iklan tersebut yang dihitung dari banyaknya klik. Untuk mendapan hasil yang memuaskan dari cost per click, hal yang perlu kamu perhatikan adalah dengan meningkatkan kualitas dari iklan.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu ikuti.

  1. Membuat buyer persona dengan spesifik supaya iklan tepat sasaran.
  2. Membuat copywriting dengan menarik.
  3. Mengoptimasi landing page.
  4. Mengidentifikasi keyword yang relevan.

Cost Per Lead

Berbeda dengan cost per click, cost per lead merupakan metric yang menghitung biaya iklan dari biaya per leads atau user potensial. Oleh karena itu kamu perlu mempertimbangkan biaya jika mendapat user potensial baru. 

Conversion Rate

Selanjutnya conversion rate adalah metric yang mengukur pengunjung website yang melakukan konversi. Seperti melakukan pembelian, mendownload, melakukan pendaftaran, hingga melakukan call to action yang lainnya.

Untuk meningkatkan conversion rate, ada beberapa hal yang harus kamu lakukan, misalnya menerapkan tip-tip berikut ini!

  1. Memaksimalkan CTA dengan kalimat ajakan  atau persuasive yang menarik.
  2. Melakukan A/B testing guna untuk memilih desain yang tepat.
  3. Memantau dengan conversion tracking perubahan dari tingkat konversi.

Nah itulah beberapa metric dari conversion yang perlu kamu ketahui. Selanjutnya adalah metric yang dilihat berdasarkan revenue.

Revenue Metric

Revenue metric merupakan metric yang dapat kamu gunakan untuk mengukur tingkat penjualan produk yang kamu pasarkan. Dalam metric ini setidaknya ada tiga jenis yang perlu kamu ketahui. Apa saja jenis-jenis itu? Berikut daftarnya:

Customer Acquisition Cost (CAC)

Yang pertama adalah customer cost, yakni sebuah metric yang dapat kamu gunakan untuk mengukur biaya yang kamu gunakan untuk mendapatkan pelanggan. Untuk menghitung CAC, kamu bisa menjumlahkan total biaya marketing dan sales,kemudian membaginya dengan total konsumen baru.

Return on Ad Spend (ROAS)

Kemudian ada Return on Ad Spend (ROAS). Tujuan penggunaan metric ini untuk menghitung keuntungan setelah memasang iklan untuk suatu produk. Dengan metrics ini kamu bisa mengukur efektivitas dari iklan yang telah kamu buat dari berbagai channel.

Return on Investment (ROI)

Terakhir adalah Return on Investment (ROI). Metric ini bisa kamu gunakan untuk mengitung laba atau investasi dari digital marketing yang kamu jalankan. Semakin tinggi presentase ROI yang kamu dapat, itu berarti keuntungannya pun semakin meningkat.

Nah, itulah pengertian dan berbagai digital marketing metric yang perlu kamu ketahui dan pelajari. Semua metriks ini akan membantumu memahami dan menyusun strategi pemasaran digital yang tepat. Dengan begitu, brand kosmetikmu tak hanya akan mendapatkan banyak perhatian, namun juga mampu mendulang keuntungan yang besar.

Selain ke-16 metrik di atas, kamu bisa mempelajari berbagai strategi pemasarn digital lainnya lewat Berita Terkini. Atau tunggu video tips pemasaran digital dari Mash Moshem Indonesia via YouTube, ya. See you!

author-avatar

About Mash Moshem Indonesia

PT. Mash Moshem Indonesia merupakan perusahaan jasa pembuatan kosmetik private label yang telah beroperasi sejak tahun 2011