Apakah Glycolic Acid Boleh Dicampur dengan Vitamin C? Ini Penjelasannya!
Beberapa orang melakukan layering skincare, atau menggabungkan penggunaan beberapa kandungan skincare dalam satu waktu sekaligus untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal. Namun, ada beberapa kandungan skincare yang tidak boleh dicampur atau digunakan bersamaan.
Apakah glycolic acid boleh dicampur dengan vitamin c merupakan salah satu pertanyaan yang muncul. Sudah kah kamu mengetahui apakah glycolic acid boleh dicampur dengan vitamin c? Artikel ini akan menjelaskan apakah glycolic acid boleh dicampur dengan vitamin c, jadi baca sampai selesai ya!
Apakah Glycolic Acid Boleh Dicampur dengan Vitamin C?
Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan dalam layering skincare adalah, apakah glycolic acid boleh dicampur dengan vitamin c? Jawabannya, glycolic acid tidak boleh dicampur dengan vitamin C dalam satu waktu yang bersamaan.
Kamu bisa menggunakan glycolic acid dan vitamin C dalam waktu yang berbeda. Berikut ini beberapa alasan mengapa glycolic acid tidak boleh dicampur dengan vitamin C:
pH Glycolic Acid dan Vitamin C yang Berbeda
Glycolic acid dan vitamin C (khususnya L-ascorbic acid) membutuhkan pH yang rendah untuk berfungsi secara optimal. Namun, mencampurkan kedua bahan ini dalam satu produk bisa menimbulkan masalah.
Alasannya, perubahan pH dapat mempengaruhi stabilitas serta efektivitas glycolic acid dan vitamin C. Glycolic acid, dengan sifat eksfoliatornya, bisa menyebabkan iritasi jika digunakan bersamaan dengan vitamin C dalam produk dengan pH yang tidak tepat.
Potensi Iritasi Glycolic Acid dan Vitamin C
Alasan berikutnya yang bisa menjelaskan apakah glycolic acid boleh dicampur dengan vitamin c adalah, Kedua bahan ini bersifat asam dan bisa menyebabkan iritasi, terutama pada kulit sensitif. Disarankan untuk menggunakan glycolic acid dan vitamin C pada waktu yang berbeda atau pada hari yang berbeda untuk meminimalkan risiko iritasi.
Baca juga “Apakah Sodium Hyaluronate Aman untuk Ibu Hamil? Ini Jawabannya“
Urutan Penggunaan Glycolic Acid dan Vitamin C
Jika ingin menggunakan glycolic acid dan vitamin C dalam rutinitas perawatan kulit, sebaiknya gunakan dalam waktu yang berbeda atau bergantian. Misalnya, vitamin C dapat digunakan di pagi hari untuk memberikan perlindungan antioksidan, sedangkan glycolic acid digunakan di malam hari untuk eksfoliasi.
Jangan lupa untuk selalu menggunakan sunscreen setelah menggunakan skincare dengan kandungan glycolic acid atau vitamin C. Penyebabnya, glycolic acid dan vitamin C dapat meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari.
Stabilitas Glycolic Acid dan Vitamin C
Vitamin C, terutama L-ascorbic acid, cenderung tidak stabil dan dapat terdegradasi dengan cepat jika tidak diformulasikan dengan benar. Jika dicampur dengan glycolic acid, stabilitas vitamin C bisa berpengaruh, bahkan bisa mengurangi efektivitas vitamin C dan glycolic acid.
Selain vitamin C, ada beberapa bahan aktif lain yang sebaiknya tidak dicampur atau digunakan bersamaan dengan glycolic acid dalam rutinitas perawatan kulit. Hal ini karena kombinasi bahan tersebut bisa menyebabkan iritasi, mengurangi efektivitas produk, atau bahkan menyebabkan reaksi negatif pada kulit.
Ada beberapa bahan aktif yang tidak boleh dicampur dengan glycolic acid. Di antaranya: turunan vitamin A (retinol & retinoid), salicylic acid (BHA), benzoyl peroxide, jenis AHA lainnya (lactic acid, malic acid, dan mandelic acid), niacinamide, serta produk berbasis peroksida yang sering digunakan sebagai antiseptik atau pengobatan jerawat.
Glycolic Acid Boleh Dicampur dengan Apa Saja?
Setelah mengetahui jawaban apakah glycolic acid boleh dicampur dengan vitamin c, kini saatnya mengetahui bahan apa saja yang bisa digunakan secara bersamaan dengan vitamin C. Mencampur glycolic acid dengan bahan-bahan yang tepat dapat memaksimalkan manfaat perawatan kulit dan mengurangi risiko iritasi. Berikut ini bahan-bahan yang aman dan efektif untuk dicampur bersama dengan glycolic acid:
Kandungan Hyaluronic acid
Hyaluronic acid adalah humektan yang sangat efektif dalam menarik dan menahan kelembaban pada kulit. Glycolic acid bisa membuat kulit kering atau iritasi karena glycolic acid mengeksfoliasi kulit wajah.
Hyaluronic acid membantu menjaga kelembaban kulit, membuat kulit terasa lebih lembut dan terhidrasi setelah eksfoliasi. Gunakan hyaluronic acid setelah aplikasi glycolic acid untuk memberikan hidrasi ekstra.
Kandungan Ceramide
Ceramide adalah golongan asam lemak yang secara alami ditemukan dalam kulit dan berperan dalam memperkuat barrier kulit. Penggunaan glycolic acid berisiko dapat merusak barrier kulit, menyebabkan iritasi, atau kekeringan. Ceramides membantu memperbaiki dan memperkuat barrier kulit, mengurangi risiko iritasi dan menjaga kulit tetap sehat.
Kandungan Peptides
Peptides adalah rantai asam amino yang membantu merangsang produksi kolagen dan elastin di kulit. Glycolic acid bekerja dengan mengeksfoliasi kulit dan memungkinkan penetrasi bahan aktif lain seperti peptides. Peptides dapat bekerja lebih efektif setelah eksfoliasi dengan glycolic acid, membantu meningkatkan elastisitas kulit dan mengurangi tanda-tanda penuaan.
Kandungan Antioksidan selain Vitamin C
Antioksidan membantu memproteksi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan polusi, sehingga memperlambat tanda-tanda penuaan dini. Glycolic acid meningkatkan pergantian sel kulit, sehingga antioksidan lebih efektif melindungi kulit yang baru terbentuk. Antioksidan seperti vitamin E, resveratrol, dan ferulic acid dapat digunakan bersamaan dengan glycolic acid untuk perlindungan ekstra.
Kandungan Aloe Vera
Setelah mengetahui jawaban apakah glycolic acid boleh dicampur dengan vitamin c, kamu bisa mengetahui bahwa aloe vera dapat digabung dengan penggunaan glycolic acid. Aloe vera membantu menenangkan dan melembabkan kulit setelah eksfoliasi dengan glycolic acid, sehingga mengurangi risiko iritasi dan kemerahan.
Langkah Praktis Membuat Skincare dengan Kandungan Glycolic Acid
Setelah memahami apakah glycolic acid boleh dicampur dengan vitamin c, kamu tidak akan menggabungkan kedua kandungan tersebut saat memakai skincare. Selain itu, dengan mengetahui apakah glycolic acid boleh dicampur dengan vitamin c, kamu bisa membuat skincare dengan kandungan glycolic acid yang tidak menggunakan campuran vitamin C.
Saat merancang produk skincare yang mengandung glycolic acid, sangat penting untuk mempertimbangkan interaksi antara glycolic acid dengan bahan aktif lainnya. Menggunakan bahan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan iritasi, menurunkan efektivitas produk, atau merusak barrier kulit.
Membuat skincare dengan kandungan glycolic acid bisa kamu lakukan dengan cara maklon di PT Mash Moshem Indonesia, perusahaan maklon kosmetik yang sudah berdiri sejak 2011. Melalui jasa maklon, kamu bisa membuat skincare dengan kandungan glycolic acid sesuai preferensimu. Simak panduan membuat skincare dengan kandungan glycolic acid berikut ini, ya!
Perencanaan & Diskusi Konsep Skincare dengan Glycolic Acid
Langkah pertama yang wajib kamu lakukan adalah membuat perencanaan bisnis skincare dengan kandungan glycolic acid. Seperti: harga jual skincare dengan kandungan glycolic acid, target pasar, bentuk kemasan produk, apa saja keunggulan dari skincare dengan glycolic acid-mu yang ingin ditonjolkan, serta analisis kompetitor.
Konsep bisnis skincare dengan glycolic acid ini bisa kamu diskusikan bersama tim ahli Mash Moshem Indonesia. Mash Moshem mempunyai tenaga profesional yang memiliki keahlian dan pengetahuan di bidangnya masing-masing, termasuk pemahaman mengenai apakah glycolic acid boleh dicampur dengan vitamin c.
Melalui sesi diskusi, tim Mash Moshem dapat memahami keinginan dan kebutuhan bisnis skincare dengan kandungan glycolic acid. Tim Mash Moshem pun dapat memberikan insight, saran, dan solusi yang relevan untuk bisnis skincare dengan glycolic acid dari brand-mu.
Baca juga “8 Manfaat Sodium Hyaluronate untuk Wajah Lebih Cerah dan Sehat“
Meracik Formulasi & Sampel Skincare dengan Glycolic Acid
Setelah konsep glycolic acid disepakati, langkah berikutnya adalah pembuatan formulasi dan sampel yang dikerjakan oleh tim research and development (R&D). Tim R&D selalu meracik formulasi baru untuk masing-masing klien, jadi keunikan dan ciri khas skincare dengan glycolic acid-mu akan tetap terjaga.
Dalam waktu 14 – 30 hari kerja, kamu akan menerima sampel skincare dengan kandungan glycolic acid. Kamu bisa mengajukan revisi sebanyak tiga kali apabila sampel skincare dengan glycolic acid belum sesuai dengan keinginanmu. Sampel skincare dengan glycolic acid yang telah disetujui ini akan dijadikan standar atau acuan untuk produksi massal.
Produksi Massal Skincare dengan Glycolic Acid
Mash Moshem Indonesia telah mempunyai sertifikat CPKB (Cara Produksi Kosmetik yang Baik) Grade A, jadi seluruh proses produksi skincare dengan kandungan glycolic acid, mulai dari pemilihan bahan baku, akan mematuhi regulasi CPKB. Standar keamanan dan kualitas skincare dengan glycolic acid pun sudah terjamin.
Mendaftarkan Perizinan Skincare dengan Glycolic Acid
Tim Mash Moshem Indonesia akan mendaftarkan skincare dengan kandungan glycolic acid ke BPOM, untuk mendapat izin edar BPOM. Izin edar BPOM dibutuhkan sekali agar skincare dengan glycolic acid bisa diedarkan ke pasaran secara aman dan legal. Seluruh proses perizinan BPOM, mulai dari pengumpulan berkas hingga monitoring penyelesaian izin edar skincare dengan glycolic acid akan diurus oleh tim Mash Moshem.
Selain izin edar BPOM, tim Mash Moshem juga bisa mendaftarkan skincare dengan glycolic acid untuk mendapat sertifikasi Halal MUI, HAKI, Vegan, hingga HSA Singapura. Kepercayaan konsumen terhadap skincare dengan glycolic acid-mu akan meningkat, karena telah memiliki perizinan dari beberapa lembaga yang berwenang.
Membuat Desain Kemasan Skincare dengan Glycolic Acid
Tim desain Mash Moshem akan menciptakan desain kemasan yang menarik, agar calon konsumen semakin terdorong untuk membeli skincare dengan glycolic acid. Kamu juga bisa meminta tim desain untuk membuat desain kemasan skincare dengan glycolic acid yang mencerminkan target pasar serta identitas brand-mu.
Pemasaran Skincare dengan Kandungan Glycolic Acid
Mash Moshem menyediakan berbagai layanan untuk membantu memasarkan skincare dengan kandungan glycolic acid. Di antaranya: foto katalog, pembuatan video promosi skincare dengan glycolic acid, mengelola website, memasang iklan di media sosial, hingga mendistribusikan skincare dengan glycolic acid kepada ratusan reseller yang merupakan mitra Mash Moshem.
Yuk, Mulai Bisnis Glycolic Acid Bersama PT Mash Moshem Indonesia
Memahami apakah glycolic acid boleh dicampur dengan vitamin c akan membantumu dalam membangun bisnis glycolic acid, salah satunya saat menentukan formula. Jika maklon di PT Mash Moshem Indonesia, kamu bisa berdiskusi lebih detail dengan tim Mash Moshem mengenai apakah glycolic acid boleh dicampur dengan vitamin c.
Pengalaman dan keahlian tim Mash Moshem dalam memproduksi skincare yang mengandung glycolic acid tak perlu diragukan lagi. Buktinya, lebih dari 1.528 brand telah berkolaborasi dengan Mash Moshem, dan lebih dari 5.309 produk telah dihasilkan oleh Mash Moshem.
Selain bisa membuat skincare dengan kandungan glycolic acid sesuai preferensimu, kamu juga tak akan kewalahan menjalankan bisnis. Hal ini karena Mash Moshem Indonesia memfasilitasi seluruh kebutuhan untuk bisnis skincare dengan kandungan glycolic acid secara keseluruhan, mulai dari konsultasi produk hingga memasarkan skincare dengan glycolic acid.
Menarik sekali, kan, membangun bisnis skincare dengan glycolic acid bersama PT Mash Moshem Indonesia? Klik tombol di bawah ini untuk menghubungi customer support Mash Moshem, dan tim Mash Moshem dengan senang hati akan mendengarkan dan merespons seluruh pertanyaanmu seputar bisnis skincare dengan glycolic acid.