Disaster Recovery Plan: Definisi, Jenis, dan Cara Penerapannya

disaster recovery plan adalah

Di zaman yang serba canggih saat ini kegiatan bisnis akan sangat bergantung dan mengandalkan teknologi. Apalagi pengguaan teknologi ini juga sangat memudahkan pekerjaan kita. Namun, apa yang terjadi ketika ada bencana datang? Semua data yang ada terancam hilang dan mungkin mengalami kerusakaan. Di saat inilah, kamu membutuhkan yang namanya disaster recovery plan.

Sebagai seorang pebisnis, kamu pasti setuju bahwa perencaan usaha yang matang adalah fondasi yang kuat untuk menjalankan usaha. Perencanaan ini enggak hanya seputar produk apa yang mau kamu jual, proses pemasarannya seperti apa, atau siapa target pasaranya.

Lebih dari itu, kamu harus memperhitungkan adanya risiko-risiko yang mungkin datang tanpa kita tahu sebelumnya. Salah satunya adalah bencana, entah itu pandemic, bencana alam, kerusakan sistem IT dalam skala besar karena human eror, dan banyak lainnya.

Setelah memperhitungkan segala risiko tersebut, kamu bisa melengkapi ‘rencana penyelesaiannya’ atau mitigasi bencana itu dengan Disaster recovery plan.

Apakah kamu sudah pernah dengar soal strategi ini sebelumnya? Kalau belum, silakan simak ulasan berikut ini agar kamu kian mengenal ap aitu Disaster Recovery Plan (DRP).

Apa Itu Disaster Recovery Plan (DRP)?

Disaster Recovery Plan atau biasa disebut DRP merupakan perencanaa terperinci untuk menghadapi suatu insiden yang tidak diinginkan dan tanpa terencana yang secara otomatis akan mengganggu operasional bisnis.

Isitilah insiden di sini lebih merujuk ke bencana yang bisa berupa serangan dunia maya, bencana alam dan juga pemadaman listrik.

Penyusunan DRP ini haruslah menyesuaikan dengan jenis bencana yang kamu hadapi. Intruksi DRP ini harus sesuai dengan yang perusahaan cantumkan, agar secara jelas dapat dengan mudah karyawan terapkan berdasarkan posisi dan kemampuannya.

DRP sendiri berisi strtaegi untuk meminimalisir dan mencegah efek dari bencana sehingga dapat membuat bisnis masih terus berjalan dan beroprasi.

Jenis-Jenis Disaster Recovery Plan

Terdapat beberapa jenis DRP yang biasa perusahaan gunakan. Mulai dari yang berbasi jaringan, virtual, pusat data dan juga penyimpanan seperti berikut.

Virtualized DRP

Jenis DRP satu ini menggunakan metode virtualisasi dalam proses pemulihan data secara secara sederhana dan kinerjanya lebih cepat.

Sistem pemulihan virtual ini bisa menjadi solusi untuk penyelematan data saat terjadi bencana, karena dalam kinerjanya tidak diharuskan untuk menunggu server fisik saat penyelesaian bebean kerja.

Maka dari itulah jika kita tinjau dari segi efisiensi waktu, jenis DRP ini terbilang lebih menguntungkan dan sangat membantu perusahaan.

Network DRP

Network DRP merupakan usaha pemulihan pasca bencana yang berpusat pada pemulihan jaringan, yang kemudian berkembang dari asumsi jaringan milik perusahaan.

Dalam kinerjanya jenis DRP satu ini menggunakan prosedur pemilihan jaringan yang melibatkan koneksi dengan anggota tim IT, pergantian perangkat jaringan, serta sejumlah usaha kegiatan lainnya yang masih terkait untuk bisa memulihkan konektivitas yang sebelumnya terputus.

Cloud DRP

Proses kerja DRP satu ini lebih berpusat pada cloud storage. Di mana merupakan portal pemulihan data penyimpanan yang akan penyedia layanan dari pihak ketiga aturkan.

Di sini perusahaan bisa menghemat biaya, ruang dan waktu karena mempunyai pusat data yang aman di dalam cloud tanpa harus mengembangkan fasilitas milik sendiri dan memperkerjakan tenaga ahli.

Data Center DRP

Jenis DRP satu ini lebih berfokus pada fasilitas insfraktuktur dan komputerisasi pusat data yang wajib perusahaan kembangkan lebih dahulu.

Dalam kinerjanya DRP ini menggunakan prosedur pengembangan pusat data yang meliputi analisa komponen utama seperti perlindungan daya dan lokasi hingga sistem, serta ulasan terkait berbagai kemungkinan resiko dan skenario.

Manfaat Penerepan Disaster Recovery Plan

Disaster Recovery Plan memiliki manfaat utama yaitu dapat mencegah kehilangan data serta memungkinkan perusahaan untuk melakukan pemulihan IT yang memadai.

Selain itu DRP juga memiliki manfaat lain untuk perusahaan, seperti yang akan kita bahas pada poin-poin berikut ini.

Menghemat Biaya

Kehadiran DRP bisa meningkatkan efisiensi pengeluaran anggaran biaya dengan melauli sistem atau perangkat lunak mulai dari deteksi, pencegahan dan juga koreksi.

Seperti yang sudah ada dalam penjelasan di atas, salah satu jenis DRP yang Cloud DRP bisa membantu penghematan biaya pemeliharaan dan juga pencadangan yang perusahaan keluarkan.

Meningkatkan Produktivitas Karyawan

Upaya kinerja DRP harus dihandle dan ditangani oleh dua orang yang memiliki tanggung jawab dan peran syang sama.

Hal ini untuk melancarkan proses kerja DRP di mana jika salah satu karyawan tidak hadir maka karyawan yang lainnya bisa menggantikannya sesuai dengan tugas tersebut.

Redudansi seperti ini akan sangat bermanfaat untuk jangka waktu yang panjang serta bisa meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja perusahaan.

Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

Kehadiran DRP juga dapat membantu perusahaan untuk mempertahankan dan memenuhi kualitas layanan. Khususnya melalui resiko yang lebih kecil untuk downtime dan juga data loss yang akan konsumen hadapi nantinya.

Akhirnya palayanan yang terjamin dan baik tersebut bisa sekaligus meningkatkan citra perusahaan dan juga loyalitas si pelanggan.

Cara Membuat Disaster Recovery Plan

Penyusunan DRP bisa kamu lakukan dengan efektif asalkan menggunakan langkah-langkah yang tepat. Mulai dari pembuatan penetapan anggaran, analisis resiko, pengujian hingga pengembangan rencana seperti berikut.

cara menyusun disaster recovery plan adalah (1)

Membuat Analisis Resiko

Langkah pertama untuk menyusun DRP adalah melakukan kerja analisis resiko secara menyeluruh di setiap sistem komputer perusahaan.

Selain itu juga harus membuat daftar kemungkinan resiko yang mengancam pengoperasian sistem dan juga prediksi perihal seberapa besar kemungkinan resiko masalah berlangsung.

Adapun beberapa jenis ancaman yang bisa menyebabkan pemadaman sistem, baik itu penghapusan data secara tak sengaja, serangan virus buatan manusia dan juga ancama bencana alam seperti kebakaran dan banjir.

Usahakan untuk menentukan ancaman mana yang paling memungkinkan terjadi lalu urutkan ancaman tersebut sesuai dengan prioritas.

Menetapkan Anggaran

Jika kamu sudah mengetahui resikonya, selanjutnya kamu harus mencari tahu beberapa hal untuk meminimalisir terjadinya bencana. Seperti bagaimana cara mengurangi dampaknya dan berapa anggaran biaya yang kamu perlukan.

Anggaran biaya pemulihan akibat bencana pada umumnya berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain.

Akan tetapi ada kisaran biaya pada umumnya seperti di angka 2% sampai 15% dari keseluruhan anggar TI. Di mana biasa bergantung dari seberapa besar kinerja operasional perusahaan bergantun pada sebuah sistem.

Mengembangkan Rencana

Kinerja DRP menggunakan prosedur yang harus kamu tulis dalam bentuk skrip atau rencana yang sangat rinci. Kemudian tentukan perihal bagaiaman penangana tersebut saat berebagai aspek dan komponen jaringan hilang.

Perusahaan juga harus mengetahui siapa yang mengatur rekonstruksi atau perbaikan dan juga bagaiaman cara serta proses pemulihan data bekerja.

Menguji dan Merevisi

Lakukan tahap pengujian sesering mungkin jika DRP sudah selesai kamu susun. Hal ini untuk memastikan bahwa semua anggota di dalam perusahaan sudah mengetahui perannya serta memvalidasi bahwa semua bagiannya berfungsi sesuai prosedur.

Perusahaan juga harus selalu mencatat hasil pengujian dan perbarui DRP untuk mengatasi jika terdapat sebuah kekurangan.

Hal ini berlaku saat lingkungan bisnis perusahaan mengalami perubahaan. Maka DRP haruslah kamu ubah, sebagaimana idealnya perencanaan ini kamu buat. Kemudian periksa kembali setiap rencana pertahunnya untuk mengatasi ancaman baru yang bisa muncul kapan pun.

Beautypreneurs, membuat perencanaan pemulihan pasca bencana atau Disaster Recovery Plan adalah hal yang sangat penting untuk kamu lakukan. Tapi bagaimana kalau bisnismu masih hijau? Apakah perencanaan ini perlu?

Tentu saja! Selama pandemi lebih dari dua tahun belakangan ini, banyak perusahaan kecil menengah yang gulung tikar karena mereka tak memiliki perencanaan DRP yang matang. Well, tidak ada yang menyangka pandemi akan datang dan tentu saja DRP tak akan membuat kinerja bisnismu selancar sebelumnya.

Namun, paling tidak, kamu memiliki cadangan rencana, ataukah simpanan modal, yang bisa membantu bisnismu bertahan di situasi-situasi sulit tersebut. Jadi apakah kamu sudah siap untuk membuat DRP bagi brand atau bisnis kosmetikmu?

Selain pembuatan DRP ini, kamu bisa menemukan berbagai artikel menarik lainnya di laman Berita Terkini. Atau, kamu bisa juga konsultasi dan diskusi lewat kolom komentar di bawah, ya. See you!

About Author

Mash Moshem Indonesia

PT. Mash Moshem Indonesia merupakan perusahaan jasa pembuatan kosmetik private label yang telah beroperasi sejak tahun 2011

Related posts

Pabrik Maklon Tinted Lip Balm

Pabrik Maklon Tinted Lip Balm Terbaik untuk Bisnis Kosmetik

Memilih pabrik maklon tinted lip balm terbaik adalah langkah pertama yang perlu dilakukan untuk mengembangkan bisnis kosmetik impianmu. Namun, “terbaik” bisa bervariasi tergantung pada kebutuhan spesifik dan preferensi kamu sebagai pemilik bisnis. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan ketika mencari...

Continue Reading

Leave a Comment