
Blog
10 Jenis Zat Pengawet yang Diizinkan dalam Kosmetik, Apa Saja?

Bahan pengawet dalam kosmetik sering kali menjadi perhatian utama bagi Anda yang peduli terhadap keamanan dan kesehatan kulit. Tak jarang, muncul pertanyaan tentang apa saja zat pengawet yang diizinkan dalam kosmetik, mengingat setiap produk kecantikan harus mempunyai kandungan yang dapat menjaga kestabilan formulanya agar tidak mudah rusak.
Dalam proses pembuatan produk kosmetik, keseimbangan antara efektivitas bahan aktif dan keamanan pengawet menjadi kunci utama. Produsen perlu memastikan bahwa bahan yang digunakan tidak menimbulkan iritasi, alergi, atau efek samping lain. Itulah sebabnya setiap pengawet harus melalui pengujian dan mengikuti standar yang telah ditetapkan agar aman.
Memahami zat pengawet yang diizinkan dalam kosmetik akan membuat Anda lebih bijak dalam memilih produk. Dengan pengetahuan tersebut, Anda bisa menilai apakah produk benar-benar memperhatikan keamanan konsumen dan mematuhi regulasi yang berlaku. Berikut ini penjelasan lengkapnya yang dapat menjadi bentuk perlindungan diri untuk Anda.
3 Fungsi Zat Pengawet dalam Produk Kosmetik
Zat pengawet memiliki peran krusial dalam menjaga keamanan dan umur simpan produk kosmetik. Tanpa kehadiran komponen ini, produk dapat terkontaminasi dan berpotensi menyebabkan infeksi kulit pada pengguna. Selain mengetahui apa saja zat pengawet yang diizinkan dalam kosmetik, dilansir dari ScienceDirect, berikut ini fungsi esensialnya:
Mencegah Kontaminasi Mikroba
Setiap produk kosmetik memiliki potensi terkontaminasi oleh mikroba, baik dari udara, jari pengguna, maupun air yang mungkin masuk ke dalam kemasan. Oleh karena itu, dibutuhkan pengawet yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri, jamur, dan ragi. Dengan adanya kandungan tersebut, produk dapat digunakan dalam waktu yang wajar.
Mempertahankan Masa Simpan yang Lebih Lama
Peran zat pengawet yang diizinkan dalam kosmetik tidak hanya menjaga kebersihan produk, tetapi juga mempertahankan stabilitas formulanya agar tidak mudah rusak. Pengawet bekerja dengan menyeimbangkan kadar air dan pH dalam produk kosmetik, sehingga bahan aktif di dalamnya tetap berfungsi optimal selama masa penyimpanan.
Memastikan Kosmetik Tetap Aman Digunakan
Tujuan utama penggunaan pengawet adalah memberikan jaminan keamanan bagi pengguna. Dalam praktiknya, bahan pengawet yang dipilih harus melewati pengujian toksikologi untuk memastikan tidak menimbulkan iritasi atau alergi. Langkah ini menjadikan setiap produk kosmetik lebih andal dan dapat digunakan secara rutin tanpa rasa khawatir.


10 Jenis Zat Pengawet yang Diizinkan dalam Kosmetik
Keamanan dan stabilitas produk kosmetik bergantung pada penggunaan zat pengawet yang tepat dan diatur ketat oleh lembaga berwenang, yaitu BPOM. Berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 17 Tahun 2022, jumlah zat pengawet yang diizinkan dalam kosmetik mencapai lebih dari 50 jenis. Untuk memberikan gambaran singkat, berikut ini beberapa di antaranya:
Sodium Dehydroacetate
Sodium dehydroacetate merupakan senyawa pengawet yang sering digunakan dalam berbagai produk perawatan kulit dan rambut karena mampu mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri. BPOM mengatur penggunaannya hingga batas maksimal 0,6 persen dalam asam, dan bahan ini tidak boleh digunakan dalam aerosol untuk menghindari risiko inhalasi.
Behentrimonium Chloride
Bahan ini dikenal sebagai pengawet sekaligus agen antistatik yang umum dijumpai dalam produk seperti conditioner atau lotion. Dalam kosmetik, batas penggunaannya dibatasi hingga 0,1 persen untuk mencegah efek iritasi, terutama pada kulit sensitif. Keunggulannya terletak pada kemampuannya dalam menjaga formula tetap bersih dari potensi kontaminasi.
Cetrimonium Bromide
Cetrimonium bromide bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan mikroba dan menjaga kestabilan emulsi dalam kosmetik. Karena sifatnya yang kuat, penggunaannya diatur tidak melebihi 0,1 persen agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan bagi pengguna. Kandungan ini juga sering berperan ganda sebagai bahan pengemulsi.
Cetrimonium Chloride
Sebagai salah satu zat yang mempunyai fungsi ganda, cetrimonium chloride tidak hanya berperan sebagai pengawet, tetapi juga berfungsi menjaga kilau alami pada produk hair care. Regulasi BPOM membatasi penggunaannya maksimal 0,1 persen. Zat ini juga efektif mencegah mikroorganisme berkembang di dalam produk, terutama yang berbasis air.
Laurtrimonium Bromide
Laurtrimonium bromide termasuk dalam zat pengawet yang diizinkan dalam kosmetik, karena efektivitasnya dalam melawan bakteri tanpa mengganggu tekstur produk. Batas penggunaannya dibatasi hingga 0,1 persen untuk mencegah efek negatif. Meski digunakan dalam jumlah kecil, bahan ini memainkan peran penting dalam menjaga daya tahan formula.
Baca Juga: 7 Klaim Kosmetik yang Dilarang BPOM, Apa Saja Ketentuannya?
Laurtrimonium Chloride
Bahan ini banyak dijumpai dalam produk perawatan rambut dan kulit karena sifat antimikrobanya yang stabil. Penggunaannya diatur maksimal 0,1 persen untuk memastikan produk tetap aman digunakan setiap hari tanpa menimbulkan penumpukan residu. Selain itu, bahan ini juga menjaga konsistensi formula agar tidak mudah terpisah saat disimpan.
Steartrimonium Bromide
Steartrimonium bromide berfungsi menjaga kestabilan bahan kimia dalam produk kosmetik yang mengandung air, seperti lotion atau conditioner. Kandungan ini bekerja dengan cara menghambat aktivitas mikroba guna memastikan produk tetap higienis hingga habis masa pakainya. Dosis yang terbatas hingga 0,1 persen memastikan bahan ini aman untuk kulit.
Steartrimonium Chloride
Zat ini dikenal karena kemampuannya menjaga formula tetap homogen dan melindungi produk dari kontaminasi mikroba. Dengan batasan maksimal 0,1 persen, penggunaannya terbilang aman dan stabil untuk berbagai jenis kosmetik berbasis emulsi. Selain itu, bahan ini juga memberi tekstur lembut dan memperpanjang umur simpan tanpa mengubah produk.
Benzethonium Chloride
Benzethonium chloride adalah pengawet dengan sifat antimikroba kuat yang mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur pada produk kosmetik. Penggunaannya dibatasi maksimal 0,1 persen untuk menjamin keamanan. Bahan ini sering digunakan pada pembersih wajah atau body lotion karena sifatnya yang mampu menjaga kebersihan formula dengan baik.
Potassium Benzoate
Potassium benzoate merupakan pengawet yang banyak digunakan karena bersifat lembut dan kompatibel dengan berbagai bahan aktif alami. Dalam kosmetik, BPOM membatasi penggunaannya hingga 0,5 persen agar efektivitasnya dalam mencegah pertumbuhan mikroba tetap terjaga. Selain itu, bahan ini juga menjaga pH produk agar tetap stabil.


Panduan Membuat Kosmetik yang Aman
Menciptakan produk kosmetik yang aman dan legal memerlukan ketelitian dalam formulasi, termasuk pemilihan setiap zat tambahan. Mash Moshem Indonesia memastikan setiap bahan yang digunakan telah disetujui, salah satunya zat pengawet yang diizinkan dalam kosmetik. Berikut adalah langkah-langkah pembuatan kosmetik aman yang meliputi:
Membahas Produk Kosmetik yang Ingin Dihadirkan
Proses pembuatan kosmetik di Mash Moshem Indonesia dibuka dengan membahas secara menyeluruh konsep produk yang ingin diwujudkan. Anda dapat menentukan bentuknya berupa skincare, body care, hair care, make up, atau bahkan parfum. Pada tahap ini, penting juga memetakan calon konsumen, mulai usia, kondisi kulit, hingga preferensi lain.
Menetapkan Komposisi Bahan dan Uji Mutu
Tahap berikutnya berfokus pada pemilihan bahan yang aman dan efektif untuk mendukung klaim produk. Tim Mash Moshem Indonesia memastikan seluruh kandungan, termasuk zat pengawet yang diizinkan dalam kosmetik mengikuti batas aman sesuai regulasi BPOM. Setiap racikan juga melewati serangkaian uji mutu, stabilitas, tekstur, warna, hingga aroma.
Baca Juga: Apakah Snail Mucin Bisa Mengecilkan Pori Pori? Berikut Informasinya
Menetapkan Jenis Kemasan dan Label
Pemilihan kemasan tidak hanya mempertimbangkan keindahan, tetapi juga keamanan dan kesesuaian dengan karakter produk. Misalnya wadah skincare berbasis air membutuhkan material yang tidak mudah bereaksi dengan bahan aktif di dalamnya. Label yang dirancang pun menampilkan informasi produk secara jelas, termasuk kandungan di dalamnya.
Produksi dan Mengusulkan Legalitas
Setiap produk yang diproduksi di Mash Moshem Indonesia mengikuti standar keamanan ketat dan proses legalitas yang sesuai dengan peraturan nasional. Proses ini mencakup pengajuan izin BPOM, sertifikasi halal dari MUI, dan klaim lain. Bahkan apabila formula mengandung pengawet, setiap bahan telah diseleksi agar tetap sesuai dengan ketentuan.
Penjualan dan Distribusi
Setelah produk siap, proses penjualan dilakukan dengan sistem yang efisien agar bisa menjangkau konsumen lebih luas. Mash Moshem Indonesia membantu pelaku usaha untuk mengatur distribusi dengan sistem yang transparan dan mudah dikontrol. Selain itu, tim juga memberi panduan agar setiap peluncuran produk kosmetik dapat menarik perhatian pasar.
Yuk, Ciptakan Kosmetik yang Aman, Legal, & Halal Bersama Mash Moshem Indonesia!
Mash Moshem Indonesia menghadirkan layanan maklon kosmetik yang mengutamakan inovasi, keamanan, dan efisiensi di setiap pengembangannya. Dengan sistem terintegrasi, mulai dari riset formula hingga produksi bersertifikasi, setiap produk dirancang untuk memenuhi standar industri. Tim kami berfokus menciptakan formulasi yang stabil dan efektif.
Salah satu keunggulan Mash Moshem Indonesia adalah kemampuannya dalam meracik formula yang tidak hanya menarik, tetapi juga aman secara ilmiah. Setiap proses formulasi memperhatikan detail, termasuk pemilihan zat pengawet yang diizinkan dalam kosmetik. Jadi, mari menghadirkan produk kosmetik yang estetis dan fungsional bersama kami dengan tekan banner di bawah ini untuk berkonsultasi!

