Strategi Culture Branding dan Penerapannya pada Bisnis Kosmetik
Perusahaan besar dari seluruh dunia biasanya memilik banyak strategi yang mereka gagas. Namun, ada strategi yang cukup jarang diketahui banyak orang, yakni culture branding.
Seperti yang kamu tahu, Beautypreneurs, menciptakan produk yang bagus tak cukup untuk membuat bisnismu bertahan dan memenangkan kompetisi pasar kosmetik. Lebih dari itu, kamu juga harus menyiapkan strategi branding dan pemasaran yang ideal untuk membuat merk maupun produkmu bisa masyarakat terima.
Culture branding bisa jadi salah satu strategi yang kamu coba. Sebab, lewat strategi ini kamu bisa memperkenalkan produk maupun merk kosmetikmu pada masyarakat, membuat mereka tertarik mencoba, dan memahami nilai merk bisnismu.
Lantas, apa yang dimaksud dengan culture branding? Bagaimana manfaat dan cara penerapannya untuk brand kosmetik?
Biar gak penasaran lagi, kamu bisa memahami penjelasan lengkapnya berikut ini. Check this out!
Apa Itu Culture Branding?
Banyak sekali perusahaan besar di dunia yang menggunakan strategi culture branding. Teknik ini memiliki efek yang luar biasa, hingga produk yang dipasarkan dapat dikenal luas oleh masyarakat.
Culture branding sendiri merupakan metode untuk memperkenalkan produk tidak hanya sesuai fungsinya saja, tetapi juga ada nilainya. Oleh sebab itu, masyarakat akan membeli produk yang anda tawarkan sebagai gaya hidup, bukan lagi sebagai barang biasa.
Keberhasilan yang bisa dicapai saat menggunakan teknik culture branding adalah ketika hendak membeli sebuah barang, orang tidak memikirkan fungsinya. Contohnya seperti Tas Hermes, bila dinilai secara fungsinya, tas hanya berguna untuk menampung beberapa barang pribadi.
Namun, ketika mendengar kata Hermes, orang tidak hanya membeli tasnya tetapi mereka juga mendapatkan nilainya, apakah itu? Kemewahan.
Ya, orang sudah tidak peduli lagi apa fungsi tas, yang mereka pedulikan adalah validasi bila mereka adalah orang kaya dan mampu membeli tas merek Hermes. Makin penasaran kan soal culture branding, terus simak ya.
Jenis Culture Branding
Strategi culture branding tentunya tak bisa jauh dari kultur itu sendiri. Hah maksudnya gimana? Jadi gini, kamu harus memahami kultur atau pandangan hidup yang bernilai baik dalam mata masyarakat terlebih dahulu.
Pandangan itu nanti bisa menjadi standar, gaya hidup, kebiasaan dan nilai yang dijunjung tinggi. Mudahnya, kultur muncul karena adanya kebutuhan, sedangkan kebiasaan yang sudah diterapkan belum tentu bisa memenuhi hal itu.
Maka dari itu muncullah inovasi atau ide-ide baru yang merubah gaya hidup suatu masyarakat menjadi lebih nyaman. Bila kultur baru itu telah ada, maka strategi brandingnya tak bisa lepas dari dua hal yakni culture tension dan brand ideology. Keduanya penting untuk dipelajari karena bisa memunculkan awareness dari suatu produk.
Culture Tension
Dalam lingkup masyarakat, mereka pasti pernah mengalami masa jenuh. Kejenuhan ini bisa menjadi penyebab bagaimana kebiasaan atau budaya lama yang mereka anut sedikit demi sedikit berubah. Pada tahap ini, brand harus bisa mengidentifikasi kebutuhan apa yang sedang dicari oleh masyarakat.
Brand Ideology
Bila sudah mengidentifikasi dan menilai, maka brand harus membuat sebuah ide, gagasan, nilai dan gaya hidup baru yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Contohnya seperti Starbucks, branding yang mereka tanamkan adalah ‘kepuasan pelanggan dan kualitas’.
Secara tidak langsung Starbucks telah meningkatkan nilainya dengan memberikan pelanggan pengalaman yang unik dan konsisten. Oleh sebab itu, pelanggan menjadi puas dan rela membayar lebih untuk membeli secangkir kopi.
Padahal secara fungsinya, Starbucks sama saja dengan kedai kopi lainnya, yaitu sama-sama menjual kopi.
Manfaat Culture Branding dalam Strategi Marketing
Culture branding sendiri diperkenalkan oleh Douglas Holt, Ia berhasil menelaah strategi itu setelah mengamati brand-brand besar meraih kesuksesannya.
Menurutnya, brand sudah tidak lagi menawarkan keunggulan produk yang mereka produksi berkali-kali kepada pelanggan.
Strategi culture branding sudah jauh daripada itu karena berkomunikasi dengan ide, gagasan, tujuan dan gaya hidup suatu masyarakat. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan bisa sebuah brand berhasil dengan strategi ini:
Brand Lebih Melekat pada Konsumen
Konsumen bisa dengan mudah memaknai brand melalui ide-ide yang mereka tawarkan. Contohnya seperti Nike dengan slogannya “Find Your Greatness”, meski sederhana tetapi konsumen bisa memahami maknanya.
Hal itu melekat kuat dalam diri konsumen karena seolah-olah itu menjawab kebutuhan yang mereka cari selama ini.
Mengesampingkan Fungsi
Strategi ini membuat konsumen mengesampingkan fungsi barang yang dibelinya. Bila brand besar ini memiliki produk baru, maka banyak konsumen yang langsung ingin memilikinya.
Seperti halnya Iphone, bila merek itu mengeluarkan varian terbarunya, orang-orang berebutan untuk bisa memilikinya.
Bentuk Identitas Baru
Sebuah brand yang berhasil dengan gagasan atau idenya, maka produk yang dipasarkan dengan mudah diterima oleh masyarakat. Hal ini bisa membentuk identitas baru untuk para konsumen, jadi jika konsumen tidak memiliki barang tersebut, maka akan muncul rasa kekurangan. Rasanya menjadi tidak lengkap bila tidak memilikinya.
Mendongkrak Penjualan Produk
Bila strategi ini sukses besar, sudah pasti perusahaan akan mendapatkan untung yang berlimpah. Peningkatan penjualan ini tak hanya terjadi dalam waktu singkat, tetapi juga dalam waktu yang lama.
Bila sebuah brand berhasil diterima masyarakat, maka para pelanggan sudah mengklaimnya sebagai ikon yang berharga.
Berpengaruh pada Psikologi Pembeli
Bila para pelanggan sudah tergila-gila dengan produkmu, maka bisa disimpulkan bila culture branding bisa mempengaruhi psikologi pembeli. Saat mendengar brand tersebut, pelanggan akan cenderung membandingkan produk langganannya dengan produk lain.
Nantinya, mereka akan tetap memilih produk yang mereka percaya meski harga yang ditawarkan jauh lebih tinggi.
Membentuk Nilai Berbeda pada Brand
Jika dipikir-pikir lagi, sudah berapa banyak brand yang memiliki produk yang sama? Pasti sangat banyak bukan. Nah dengan melakukan strategi culture branding, produkmu akan memiliki nilai dan ciri khas tersendiri.
Ciri khas inilah yang akan membuat produkmu terus diingat oleh para pelanggan. Nantinya mereka akan lebih mudah membeli produkmu lagi meski kamu mengganti tampilannya.
Penerapan Strategi Culture Branding pada Bisnis Kosmetik
Brand-brand besar yang ahli menjalankan strategi culture branding rahasianya adalah komitmen mereka menjalin hubungan dengan konsumen.
Perusahaan ini sangat mengutamakan pelanggan mereka, sehingga mereka bisa jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Agar perusahaan berhasil dengan culture branding, maka kamu harus memahami pelanggan dan apa yang mereka butuhkan.
Langkah-langkah ini bisa kamu terapkan agar strategimu sukses:
Jadilah Otentik
Culture branding yang sukses tidak hanya dilihat dari angka penjualan saja, melainkan dari nilai yang diterapkan kepada masyarakat luas. Untuk bisa memiliki pelanggan dan pengikut setia, kamu perlu menanamkan rasa percaya dengan semua audiens.
Jadi hal paling penting yang perlu kamu lakukan adalah memperlihatkan keontetikan sejati. Kamu harus jujur dengan diri sendiri bila bisnis adalah bagian dari promosi produk.
Ingat! Calon pelanggan akan selalu membandingkan produkmu dengan merek lain, hal itu bisa mengikis rasa kepercayaan mereka dan bisa menjadi masalah untuk bisnis yang kemu geluti.
Sejak hari pertama kamu membangun bisnis, maka langkah awal yang harus kamu buat adalah value. Bila kamu berpikir untuk memiliki produk kecantikan yang ramah lingkungan, maka kamu harus konsisten dengan ide itu dan jadikan hal tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk seterusnya.
Kamu harus berpikir jauh, dari proses mentahan hingga melayani pelanggan apakah aspek ‘ramah lingkungan’ ini bisa kamu terapkan?
Bila kamu sudah menentukan aturanmu sendiri, lalu bersikaplah transparan saat mengenalkannya ke pelanggan. Jadi kamu harus mengutamakan aspek ‘ramah lingkungan’ dari produkmu.
Pastikan kamu teliti soal bahan baku yang kamu gunakan, hingga pengolahan limbah saat produksimu mulai berjalan.
Bangun Koneksi Personal
Membangun koneksi personal dengan pelanggan memang terlihat sulit, tapi buka berarti tidak bisa. Bila kamu ingin menjadi ahli dalam strategi culture branding, maka kamu setidaknya mencoba cara itu.
Memiliki hubungan personal dengan para pelanggan akan memberikan wawasan mengenai kebutuhan orang yang ingin kamu target. Jika kamu berhasil mendapatkannnya, maka pindahkan wawasan itu ke dalam nilai produkmu.
Setelah memiliki pedoman seperti ini, maka kamu bisa menampilkan sisi kemanusiaan untuk membuat hubungan itu menjadi nyata dan signifikan. Salah satu cara yang dapat kamu lakukan adalah melakukan wawancara dengan pelanggan.
Kamu bisa meminta ulasan serta penilaian mereka terhadap produk kecantikan yang kamu buat. Kamu perlu melakukan survei sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan wawasan dari setiap pelangganmu.
Tak hanya dilakukan untuk pelanggan saja, kamu juga bisa meminta ulasan kepada pegawaimu. Mendapatkan ulasan yang jujur dan realistis bisa membuatmu menjadi lebih autentik, berempati dan menjadi bos yang peduli.
Libatkan Tim
Kamu tidak akan memiliki strategi yang kuat tanpa tim yang solid. Karyawan kamu akan terhubung dengan pelanggan, komunitas, dan lingkungan yang berbeda tiap harinya. Wawasan yang mereka dapatkan bisa menjadi kunci untuk mengembangkan bisnis kamu. Kamu harus sering berkomunikasi dengan karyawanmu.
Bekerjasamalah dengan mereka untuk membuat ide-ide yang inovatif. Minta juga pendapat mereka tentang nilai perusahaan dan tuntun mereka untuk bekerja lebih keras.
Masih nyambuh dengan poin ‘bangun koneksi personal’, kamu bisa menigkatkan hubungan pelanggan dengan perusahaan lewat karyawanmu. Jadi kamu bisa meminta mereka untuk berkomunikasi dengan pelanggan melalui sambungan telepon ataupun media sosial.
Utamakan Pengalaman Pembeli
Pada akhirnya, strategi culture branding yang sukses adalah perihal membangun komunitas berdasarkan pengalaman, nilai, dan kasih sayang.
Selain berkomunikasi dengan pelanggan, kamu juga perlu menunjukan kepedulian terhadap mereka. Kamu harus siap melakukan semua yang kamu bisa demi memberikan pengalaman yang memuaskan untuk pelanggan.
Misalnya, kamu bisa membantu mereka untuk memahami keunggulan produk yang kamu jual. Selain itu, kamu dapat memilihkan produk pelanggan sehingga mereka menjadi terbantu. Lantas bagaimana caranya meningkatkan komunitas?
Kamu perlu mengumpulkan informasi tentang target konsumen melalui survey, polling, dan alat analitik lainnya. Semakin banyak data yang terkumpul, maka semakin banyak wawasan yang kamu dapatkan dari pelanggan. Setelah itu kamu bisa mengambil langkah pasti dan membuat rencana seefisien mungkin.
Jadilah “Humanis”
Banyak perusahaan besar yang menerapkan culture branding sebagai aspek dalam pengalaman pelanggan. Mereka juga memiliki komitmen bila pelanggan bukan hanya pembeli tetapi lebih dari itu. Perusahaan yang memiliki sisi ‘humanis’ akan melihat dampak produknya terhadap kemanusiaan di tingkat yang lebih luas.
Culture branding harus bisa lebih dari sekedar menarik perhatian pelanggan. Bisnis yang kamu kembangkan perlu mencerminkan nilai-nilai penting yang berlaku kepada semua orang.
Buat profil soal pelanggan, karyawan, mitra dan semua orang yang mungkin berinteraksi dengan kamu. Bila kamu berhasil untuk menjadi ‘humanis’, maka teruslah untuk mengevaluasi diri dan juga kembangkan diri kamu sebanyak mungkin.
Contoh Penerapan Strategi Culture Branding pada Axe
Merek Axe pada awalnya berpusat tentang maskulinitas dan peran gender dalam produknya. Namun, seiring berjalannya waktu ketika dunia menjadi lebih beragam, Axe mendapatkan banyak kritik dari konsumen.
Banyak dari mereka yang menyayangkan bila Unilever (perusahaan induk) menampung dua merek dengan nilai yang sangat berlawanan Axe dan Dove.
Kini, Axe mengambil kesempatan itu untuk melakukan rebranding dan menggaungkan ‘body positivity’ dalam kampanye iklan terbarunya berbunyi “Find Your Magic”.
Dengan menerapkan strategi culture branding, Axe mulai mengkampayekan bila setiap orang memiliki keunikannya sendiri dan mereka harus nyaman dengan hal itu.
Nah, itu adalah penjelasan mengenai strategi culture branding, manfaat, dan penerapannya pada brand kosmetik yang kamu miliki. Menggunakan strategi ini dapat membantumu memperkenalkan produk baru atau melancarkan proses ‘debut’ merk kosmetik yang kamu miliki. Dengan begitu, masyarakat akan lebih terbuka untuk menerima, memahami, dan mencoba produk yang kamu tawarkan pada mereka.
Selain strategi culture branding ini, kamu bisa menemukan berbagai tips serupa untuk mengembangkan awareness brand kosmetikmu di laman Berita Terkini. Atau, kamu bisa langsung konsultasi dengan tim kami jika ingin menciptakan produk kosmetik terbaik, plus lengkap dengan media promosi dan branding-nya lewat tombol WhatsApp di bawah!