Maksimalkan Strategi Personalized Marketing, Bikin Konsumen Sulit Berpaling

personalized marketing

Pandemi COVID-19 yang terjadi beberapa tahun lalu, telah mengubah banyak hal bagi perjalanan industri kosmetik. Salah satunya tentang kepuasan konsumen terhadap produk dan layanan brand kecantikan.

Menurut data yang dihimpun oleh Euromonitor International, sekitar 49 persen konsumen global menginginkan produk yang dibuat unik dan personal berdasarkan kebutuhan mereka.

Hal ini tak lain disebabkan karena adanya gap antara kebutuhan pelanggan dengan produk yang ditawarkan brand.

Personalisasi produk rupanya cukup banyak diminati oleh kalangan generasi milenial dan generasi X.

Masih dari data Euromonitor International, hampir 60 persen responden yang merupakan gen milenial di Asia-Pasifik menyatakan mereka ingin produk dan layanan yang dipersonalisasi.

Dari data tersebut, kita bisa melihat celah yang bisa dimaksimalkan untuk meningkatkan pengalaman dan kepuasan pelanggan. Yakni dengan memanfaatkan layanan yang sifatnya lebih personal.

Salah satunya dengan menerapkan personalized marketing atau pemasaran yang dipersonalisasi. Sebuah strategi pemasaran yang menjadi tren di kalangan brand kecantikan beberapa waktu terakhir.

Jika kamu penasaran bagaimana cara kerja dan manfaatnya, pastikan untuk membaca artikel ini sampai habis, ya.

Apa itu Personalized Marketing?

Personalized marketing, yang juga dikenal sebagai one-to-one marketing, merupakan strategi marketing berbasis data untuk menciptakan pemasaran yang lebih personal terhadap konsumennya.

Pemasaran yang dipersonalisasi saat ini mulai banyak digunakan dalam dunia bisnis. Alasannya, strategi ini dinilai lebih efektif menjangkau audien yang potensial sekaligus mempertahankan pelanggan yang loyal. 

Terlebih strategi marketing ini juga memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan secara spesifik. Tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk strategi pemasaran, yang terkadang menargetkan calon pembeli yang salah.

Dengan personalisasi pemasaran ini, konsumen akan merasa lebih dekat dengan brand. Karena mereka menganggap brand bisa memahami apa yang menjadi kebutuhan mereka.

Tujuan Personalized Marketing

personalized marketing untuk brand kosmetik

Sebelum mengulas lebih dalam tentang bagaimana penerapan personalized marketing untuk brand kosmetik. Ada baiknya kamu mengetahui lebih dulu tujuannya.

Memaksimalkan Pengalaman Konsumen

Pengalaman konsumen (customer experience) merupakan salah satu kunci untuk membentuk kepercayaan pelanggan terhadap suatu brand.

Dengan menciptakan pengalaman yang lebih personal, artinya sebuah brand bisa memahami apa yang menjadi kebutuhan pelanggannya. Para pelanggan tidak perlu bingung mencari apa yang dibutuhkannya, berkat adanya rekomendasi dari brand.

Pengalaman positif tersebut dapat membantu memaksimalkan customer experience secara langsung. Imbasnya, pelanggan yang merasa puas akan memberi penilaian baik dan merekomendasikannya ke orang lain.

Secara tidak langsung, brand kamu akan mendapat pemasaran gratis dari mulut ke mulut.

Membantu Meningkatkan Kesetiaan Pelanggan

Hampir semua bisnis berjuang keras untuk mendapatkan kesetiaan pelanggannya. Kabar baiknya, personalized marketing bisa menjadi jawaban yang tepat untuk mewujudkannya.

Alasannya sederhana. Dengan memberikan layanan atau produk yang sesuai kebutuhan pelanggan, pelanggan merasa diperhatikan dan dihargai oleh brand.

Timbal baliknya, kesetiaan mereka kepada brand tersebut meningkat. Sehingga mereka akan memilih berlangganan lebih lama.

Mendatangkan Keuntungan yang Lebih Besar

Setelah loyalitas dan kepuasan pelanggan telah terpenuhi, lantas apa yang akan terjadi? Tentu saja peningkatan penjualan dan keuntungan yang lebih besar. Hal ini tak bisa dipungkiri, mengingat strategi pemasaran yang dipersonalisasi terbukti bisa meningkatkan penjualan hingga 20 persen.

Bahkan menurut data dari Instapage, 80 persen pelanggan lebih suka berbelanja di e-commerce yang menawarkan rekomendasi personal untuk mereka.

Bentuk Personalized Marketing yang Sedang Ngetren

cara menerapkan conceptual selling

Strategi marketing ini tidak hanya tentang menyapa pelanggan dengan namanya saja. Ada beberapa teknik yang saat ini banyak diterapkan oleh berbagai brand kosmetik. Di antaranya:

Personalisasi Email

Personalized email marketing adalah email yang berisikan penawaran produk sesuai kebutuhan setiap pelanggan. Email ini hanya dikirimkan pada konsumen yang sebelumnya pernah melakukan interaksi dengan brand.

Kamu mungkin pernah mendapatkan jenis email seperti ini. Misalnya setelah melakukan pembelian lipstik beberapa minggu lalu, kamu akan mendapat email tawaran membeli alat make up lainnya.

Tak jarang email personal seperti ini, juga dikirimkan kepada pelanggan yang meninggalkan barang di keranjang belanjanya.

Mengurangi Iklan Generik

Marketing tradisional menargetkan konsumen baru dengan membuat iklan yang ditujukan untuk banyak orang.

Meski terdengar bagus, nyatanya strategi ini justru tidak banyak menghasilkan pelanggan potensial. Konten yang tidak relevan membuat pelanggan malas memperhatikannya.

Sebagai gantinya, kurangi membuat iklan generik. Dan perbanyak porsi iklan personal untuk setiap pelanggan.

Dengan menjadi lebih spesifik, pelanggan tahu bahwa brandmu telah memperhatikan mereka dengan baik.

Personalisasikan Rekomendasi Produk

Mengutip dari McKinsey, sekitar 35 persen pembelian produk di Amazon merupakan hasil dari rekomendasi produk yang ditawarkan kepada pelanggannya.

Data tersebut menyiratkan bahwa rekomendasi produk lebih mudah mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian.

Asalkan kamu melakukannya secara wajar dan tidak mengganggu privasi, pelanggan akan merespon tawaran produk tersebut dengan senang hati.

Cara Melakukan Personalized Marketing untuk Brand Kosmetikmu

komponen brand experience

Teknik pemasaran yang dipersonalisasi menjadi tantangan dan peluang tersendiri bagi brand kosmetik. Agar strategi kamu tidak berakhir percuma, coba terapkan langkah-langkah di bawah ini.

1. Kumpulkan Data yang Tepat

Untuk menerapkan personalisasi pemasaran yang tepat sasaran, kamu membutuhkan himpunan data yang valid.

Data yang tidak dihimpun secara benar, bisa menyebabkan kesalahan kampanye marketing. Misalnya rekomendasi produk yang tidak sesuai dengan aktivitas dan minat pembeli.

Kamu juga perlu memperhatikan soal privasi data konsumen. Sebab hal ini bisa menjadi bumerang bagi sebuah brand.

Hormati privasi pelanggan dan ambil data secukupnya saja. Sesuaikan data yang kamu ambil dengan kebutuhan pemasaranmu.

2. Ciptakan Customer/Buyer Persona

Setelah mendapatkan data yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah membuat buyer persona.

Dalam lingkup pemasaran yang dipersonalisasi, buyer persona adalah segmentasi audiens.

Yang mana dibuat berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi, jumlah penghasilan, dan lain sebagainya.

Buyer persona akan memudahkan kamu untuk menentukan jenis konten dan kampanye pemasaran yang tepat untuk setiap pelangganmu.

3. Buat Perencanaan Content Map

Content map sangat diperlukan untuk menentukan jenis konten apa yang menarik dan sesuai dengan minat pelanggan.

Tak hanya menarik, konten yang kamu buat juga harus meningkatkan engagement. Agar pesan dari brand mu bisa tersalurkan dengan baik.

Misalnya jika kamu mempunyai brand kosmetik, kamu bisa membuat konten seperti hacks memakai make up yang sedang tren.

4. Ciptakan Konten Pemasaran yang Dipersonalisasi

Langkah terakhir yang perlu kamu lakukan adalah eksekusi. Mulailah untuk membuat konten personalized marketing sesuai brand mu.

Kamu bisa mengawalinya lewat email marketing. Tipsnya, gunakan nama pelanggan untuk sapaan email.

Untuk memudahkan pekerjaan ini, kamu bisa memanfaatkan alat automasi. Yang bisa mengirim banyak email sekaligus, dengan isi yang berbeda.

Contoh Penerapan Personalized Marketing oleh Brand Kosmetik Ternama

Beberapa brand kosmetik besar telah berhasil menerapkan marketing personal dalam bisnis mereka. Kamu bisa menyimak dua contoh berikut sebagai referensinya.

Kiehl’s

Sejak merebaknya pandemi COVID-19 di tahun 2020, tak sedikit orang yang mengeluh. Sebab terbatasnya akses pergi ke toko untuk mendapatkan produk skincare harian mereka.

Para pelanggan ini juga mendapat kendala baru: tidak bisa berkonsultasi dan mencoba tester produk di toko karena pembatasan sosial.

Kiehl’s yang melihat masalah ini, mulai mencari strategi baru agar pelanggan tetap bisa menjangkau produknya. Caranya dengan memberikan layanan analisa kulit dan konsultasi online.

Melalui halaman websitenya, Kiehl’s menawarkan opsi ‘Personalized Skin Consultation’ lewat dua cara.

Pertama, menggunakan Instant Skin Reader. Lewat cara ini, pelanggan cukup mengunggah foto selfie. Kemudian tools analysis akan mengidentifikasi masalah kulit yang dimiliki pelanggan.

Dengan cara ini, pelanggan akan mendapat produk rekomendasi sesuai kebutuhan kulitnya.

Kedua dengan konsultasi langsung. Jika masih ragu dengan hasil Instant Skin Reader, Kiehl’s juga menawarkan konsultasi online dengan skin expert mereka.

Di gerai resminya, Kiehl’s juga memiliki Derma Pro Assessment Tool. Yang bisa menganalisa kulit pelanggan dengan lebih detail dan dipandu oleh dermatologis yang ada di sana. Menarik sekali, bukan?

Curology

Brand skincare asal Meksiko ini cukup viral lantaran cara mereka memperlakukan pelanggannya. Bisa dibilang, strategi personalisasi pemasaran Curology berhasil menjadi yang terbaik.

Sama seperti Kiehl’s, Curology juga menjawab kebingungan pelanggannya dengan memberikan tools analisa kulit.

Bedanya mereka tidak hanya memberikan rekomendasi produk jadi, namun membuatkan produk baru sesuai masalah kulit pelangganya.

Layanan ini juga melibatkan dermatologis agar hasil yang diperoleh benar-benar sesuai. Saat mengunjungi website mereka, kamu akan disambut dengan skin quiz. Di kuis ini, kamu akan diminta untuk mengisi nama dan menjawab beberapa pertanyaan tentang kulitmu.

Hasil kuis akan direview kembali oleh skin expert Curology. Setelah itu, mereka akan memberikan formula apa yang tepat untuk kulitmu.

Di sinilah keunikannya. Pelanggan benar-benar dibuatkan produk yang berdasarkan formula yang sudah dirancang. Jadi setiap produk yang diterima, adalah khusus milik pelanggan tersebut.

Selama proses pengerjaan, pelanggan tetap bisa memantau progress skincare mereka lewat aplikasi. Tak heran jika Curology mendapat sambutan positif dengan lebih dari 9.000 penilaian bintang lima.

Ciptakan Produk Kosmetik sesuai Preferensi Target Konsumenmu

Menciptakan layanan dan produk personal untuk pelanggan memang membutuhkan usaha yang lebih besar. Namun jika kamu mempunyai produk yang dipersonalisasi, pelanggan akan sulit berpaling dari brand milikmu.

Untungnya kamu tidak perlu mengusahakan semua itu sendirian. Bersama dengan Mash Moshem Indonesia, kamu bisa membuat produk sesuai dengan preferensi target konsumenmu. Mulai dari bahan, kemasan, hingga strategi pemasaran.

Jangan ragu untuk mendiskusikan kebutuhan brand mu bersama kami dengan klik tombol di bawah, ya!

Ingin Punya Kosmetik Dengan Brand Sendiri?

Segera hubungi Mash Moshem Indonesia untuk membuat sampel kosmetik sesuai keinginanmu secara gratis.

    About Author

    Mash Moshem Indonesia

    PT. Mash Moshem Indonesia merupakan perusahaan jasa pembuatan kosmetik private label yang telah beroperasi sejak tahun 2011

    Related posts