10 Tren Industri Kecantikan di E-Commerce 2023, Apa Saja?
Setelah memajang produkmu di etalase toko fisik di penjuru kota, kini waktunya membanjiri pasar kosmetik online dengan produk-produk dari merek kecantikanmu. Namun, agar bisa mengatur strategi yang tepat, pelajari juga prediksi 10 tren industri kecantikan di e-commerce yang akan populer sepanjang tahun 2023 ini, yuk!
Industri kosmetik belakangan mengalami kemajuan dan perubahan yang sangat dinamis. Melansir dari Shophify industri kecantikan hingga kini menghasilkan $100 miliar di seluruh dunia.
Lebih lanjut, pertumbuhan bisnis kosmetik ini juga dapat kita lihat dari kebiasaan konsumen yang berubah. Pada tahun 2023, pembeli AS diperkirakan akan membelanjakan hampir $24,5 miliar untuk produk kecantikan dan kosmetik secara daring.
Well, mengingat berbelanja online untuk produk kecantikan menjadi populer di semua demografi, tentu kamu juga tak boleh melewatkan momen ini agar merek kosmetikmu kian masyarakat kenal.
Tapi apa yang harus kita lakukan agar merek kosmetikmu bisa menonjol di pasaran dan memiliki nilai kompetisi yang tinggi?
Langsung simak ulasan soal tren beauty e-commerce berikut ini untuk mempelajari bagaimana perilaku konsumen, sehingga kamu dapat menciptakan strategi pemasaran yang tepat dan mampu menciptakan produk terbaik untuk target pasarmu.
Happy reading, Beautypreneurs!
Apa Kabar Industri Kecantikan di E-Commerce pada Tahun 2023?
Ada banyak hal yang mempengaruhi perubahan perilaku konsumen dan membuat mereka beralih belanja secara daring. Terlebih, ketika membeli kosmetika, yang kadang kala memang akan lebih ideal dilakukan secara langsung untuk mengetahui warna dan tekstur produk secara spesifik.
Pandemi yang berkepanjangan dari awal 2019 lalu, menjadi booster perubahan perilaku tersebut. Pertanyaannya, setelah keadaan membaik di akhir tahun 2022 kemarin, apakah kebiasaan belanja daring ini akan terus konsumen lakukan?
Nah, menilik dari laporan penjualan Tokopedia selama bulan September 2022 lalu oleh Compas Market Insight, produk perawatan kecantikan menempati posisi pertama dengan mencapai total penjualan Rp 79 miliar. Untuk lebih lengkapnya simak diagram laporan dari Tokopedia di bawah ini:
Dari diagram di atas, bisa kita simak bahwa kategori produk perawatan kecantikan menguasai segmentasi pasar FMCG di Tokopedia. Mengalahkan produk kesehatan yang berada di posisi kedua dengan total sales revenue sebesar Rp 56 miliar, ketiga ada produk ibu dan bayi sebesar 51 miliar, sementara produk makanan dan minuman memperoleh angka penjualan sebesar Rp 49 miliar.
Data tersebut menunjukkan kesenjangan sales revenue yang cukup besar antara produk perawatan kencatikan daripada ketiga jenis produk lainnya. Tokopedia merupakan salah satu e-commerce terbesar di Indonesia, namun bukanlah satu-satunya.
Lebih lanjut, report dari Compas Market Insight pada marketplace utama di Indonesia, Tokopedia dan Shopee, sepanjang awal tahun hingga November 2022, produk kategori FMCG memiliki Adrresable Market sebesar Rp 50,8 triliun.
Khususnya untuk kategori Beauty & Care yang mencapai masa gemilangnya degan mendominasi market share sebesar 43,5% dari seluruh segmentasi FMCG. Lantas apa yang membuat angka ini meningkat meningkat secara drastis?
Apa yang membuat produk Beauty & Care begitu populer?
Tak ada jawaban yang lebih baik daripada tren. Yap! Tren sangat berpengaruh pada keputusan konsumen membeli produk perawatan kecantikan dan kosmetika, termasuk di e-commerce sekali pun.
Misalnya saja, ketika informasi dan tren kecantikan global dapat dengan mudah masyarakat akses secara digital. Maka, lahir juga sosok-sosok beauty influencer yang menjadi trendsetter bagi pengguna internet.
Hal ini juga dapat kita lihat dari Korean Culture and Beauty Wave yang sempat melanda dunia. Berbondong-bondong, milenials dan generasi Z mencoba menerapkan beauty care ala Korea sebagai perawatan kecantikan mereka.
Selaras degan hal itu, menurut UOB Report, setengah dari pendapat yang generasi Milenial hasilkan, mereka gunakan untuk membeli produk-produk “4S Lifestyle”. Yang meliputi Skin (Body & Beauty Care), Sugar (F&B), Sun (Vacation & Entertainment, dan Screen (Digital Cosumption).
Melihat minat dan permintaan pasar sebesar ini, kamu juga pasti bisa menebak dan memperkirakan seberapa besar peluang untukmu berkarir sebagai brand owner kosmetik, bukan?
Nah, menyadari betapa pentingnya untukmu memahami tren industri kosmetik di e-commerce selama tahun 2023, kami merangkumkan informasinya berikut ini!
10 Tren Industri Kecantikan di E-Commerce pada Tahun 2023
Konsumen Lebih Suka Penawaran yang Dipersonalisasi
Tren industri kecantikan di e-commerce yang diperkirakan akan marak di tahun 2023 adalah minat konsumen akan penawaran yang telah dipersonalisasi. Menurut McKinsey & Company, 71% konsumen mengharapkan perusahaan memberikan interaksi yang dipersonalisasi dan 76% merasa frustrasi ketika hal ini tidak terjadi.
Lebih lanjut, analisis ini juga menemukan bahwa personalisasi mendorong kinerja dan hasil pelanggan yang lebih baik. Perusahaan yang tumbuh lebih cepat mendorong 40% lebih banyak pendapatan mereka dari personalisasi daripada rekan mereka yang tumbuh lebih lambat.
Selain itu, personalisasi juga dapat meningkatkan konversi––konsumen yang mendapatkan rekomendasi yang dipersonalisasi memiliki kemungkinan 75% lebih besar untuk melakukan pembelian.
Merek kecantikan yang tidak memberikan pengalaman yang disesuaikan kepada individu berisiko kehilangan pelanggan mereka.
Menurut survei Optimizely baru-baru ini, 63% konsumen cenderung melakukan belanja liburan dengan merek yang menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan mereka.
Permintaan pelanggan yang semakin meningkat agar merek memahami dan mengantisipasi kebutuhan mereka––88% pembeli merasa bahwa pengalaman yang diberikan merek sama pentingnya dengan produknya.
Jadi bagaimana caramu memanfaatkan fenomena ini untuk membuat merek kosmetikmu menjangkau konsumen yang tepat dan menciptakan keuntungan?
Ada banyak hal, kamu bisa menciptakan produk atau penawaran yang sesuai dengan kebutuhan target pasarmu. Kamu bisa memasang kuisioner yang berisikan pertanyaan seputar ciri fisikal dan kegiatan harian konsumenmu, kemudian buat rekomendasi produk yang paling mendekati untuk memenuhi kebutuhan beauty care mereka.
Andalkan Teknologi AI untuk Berinovasi dalam Penawaran Secara Personal
Pada tahun 2023, lebih banyak merek kecantikan akan meningkatkan upaya mereka untuk menggunakan kecerdasan buatan untuk personalisasi.
Inti penggunaan AI adalah membantu pembeli online mengidentifikasi produk yang tepat untuk mereka tanpa harus pergi ke toko fisik. Kecerdasan buatan juga dapat digunakan untuk membuat formula unik bagi individu, memelopori individualisasi dalam kecantikan.
Beberapa toko kosmetik online telah menerapkan teknologi AI untuk mengidentifikasi kecocokan antara warna kosmetik tertentu dengan tone kulit pembeli. Hal ini bisa menutupi kekurangan belanja daring, karena konsumen tak bisa mencoba dan mencocokkan produk dengan tone kulit mereka secara langsung.
Program Loyalitas Terus Memenangkan Pelanggan
Membahas program loyalitas, sebagai beauty e-commerce perintis yang sukses besar, Sephora memimpin pasar dengan program loyalitas dengan personalisasi konsumen terbaik. Adanya program ini juga menjadi salah satu cara Sephora mempertahankan member lama dan merekrut konsumen baru untuk berlangganan dari toko maupun produk mereka.
Namun, pada tahun 2023 ini, Shopify memprediksi bahwa konsumen akan membeli dan melakukan langganan dari merek yang menawarkan hadiah khusus untuk mereka.
Lebih lanjut, 56% konsumen di seluruh dunia mengatakan bawah mereka cenderung membeli dari merek dengan program loyalitas yang menawarkan hadiah khusus. Hadiah atau gift ini pun cukup beragam, ada cashback, potongan harga (cut off), sampai free sample new product.
Nah, kamu bisa menerapkan hal yang sama untuk memikat konsumen baru dan membuat mereka menjadi pelanggan setia dari merek kecantikanmu. Kamu bahkan bisa membuat mereka untuk membeli produk langsung dari toko online yang kamu miliki.
Jadi apa yang membuat program loyalitas ini begitu hebat?
Program loyalitas yang baik dan memiliki banyak peminat adalah yang dibuat dengan sistem sederhana. Well, belanja online memang selalu memvokalkan soal kemudahan, maka aneh kalau kamu justru membuat program yang merepotkan bagi konsumen.
Selain itu, kamu juga harus memastikan bahwa program loyalitas ini nantinya bersifat omnichannel dan dapat menghubungkan transaksi ke semua platform secara bersamaan. Misalnya menghubungkan toko di lapak Tokopedia atau e-commerce populernya, ke saluran Website toko online merek bisnismu sendiri.
Merek Berinovasi dengan Filter Percobaan AR & VR
Setengah dari orang dewasa AS telah menggunakan atau setidaknya tertarik menggunakan augmented reality (AR) atau virtual reality (VR) saat berbelanja.
Orang sering pertama kali berinteraksi dengan AR melalui filter atau lensa media sosial yang mereka temukan di Instagram, Snapchat, Pinterest, atau TikTok. Sebagai brand owner kosmetik, kamu bisa memiliki banyak peluang untuk memanfaatkan tren ini dengan menggunakan filter AR untuk mendemonstrasikan produk mereka atau mengizinkan pelanggan untuk mencobanya secara virtual.
Misalnya, perintis merek kecantikan L’Oréal bermitra dengan Facebook untuk menghadirkan percobaan riasan berbahan bakar AR untuk berbelanja di Instagram. Pelanggan dapat membuka halaman Instagram merek, menemukan produk, dan mencobanya secara virtual sebelum membeli.
Seiring meningkatnya popularitas perdagangan sosial, AR dapat membantu mendorong keterlibatan pelanggan dan mempersonalisasi pengalaman berbelanja. AR juga menunjukkan tanda-tanda kuat untuk meningkatkan konversi. Melansir dari Shopify, interaksi dengan produk yang menampilkan konten 3D/AR memiliki tingkat konversi 94% lebih tinggi daripada yang tidak.
Di awal tahun 2021, Pinterest meluncurkan seperangkat alat AR yang juga diberi nama Try On, khusus untuk merek kecantikan. Misalnya, Try On memungkinkan pengguna melihat secara virtual seperti apa produk eyeshadow dari Lancôme, NYX Cosmetics, Urban Decay, dan YSL Beauty pada mereka.
Merek kecantikan memimpin jalan untuk belanja AR di media sosial. Pemasar dapat bereksperimen dengan alat AR sosial untuk membuat filter, efek, lensa, atau bahkan pengalaman 3D mereka sendiri di media sosial. Pengalaman virtual inilah yang akan membantu merek kecantikan menonjol dari persaingan di masa depan.
Merek Untuk Bermitra dengan Influencer Asli
Dalam tren pemasaran digital peran influencer dan key opinion leader (KOL) sangatlah fantastis. Karenanya influencer marketing pun memiliki sifat yang terus berubah dan berkembang.
Saat ini misalnya, alih-alih menggunakan influencer sebagai wajah dalam iklan produk mereka, merek kosmetik mengajak influencer ini untuk bermitra dan focus pada keterlibatan mereka secara aktif.
Melansir Glossy’s Influencer Index kini keberhasilan strategi kerja sama dengan influencer kosmetik tak hanya menjadikan jangkauan audiens sebagai satu-satunya indikator kesuksesan.
Sebab hanya dengan mengandalkan testimoni atau review produk secara sekilas ini tak lagi memiliki pengaruh besar terhadap kepercayaan konsumen. Justru, strategi ini dianggap palsu dan dapat dengan mudah merek beli.
Ini juga terkait dengan merek kecantikan yang bergerak menjadi lebih inklusif dan beragam dalam kampanye mereka. Alih-alih selalu memilih gambar yang di-endorse selebriti dengan Photoshop, konsumen ingin melihat gambar orang sungguhan yang dapat mereka hubungkan.
Kamu bisa memanfaatkan tren industri kecantikan di e-commerce ini dengan menggabungkan konten autentik yang dipimpin oleh influencer dengan UGC dapat menjadi strategi yang sangat efektif untuk merek kecantikanmu.
Interaksi Konsumen Lewat Brand Community
Penggunaan brand community untuk menarik perhatian konsumen dan membuat mereka setia pada merek kosmetikmu adalah strategi yang sangat ideal untukmu. Sebab, adanya komunitas merek ini akan membantu pelanggan untuk berkomunikasi dengan pembeli lain serta mendiskusikan secara aktif mengenai produk-produk yang mereka beli.
Selain itu, lewat komunitas ini kamu juga bisa mendengarkan keluhan, kritikan, dan kebutuhan konsumen, khususnya terkait dengan pelayanan dan produk kosmetik yang kamu jual.
TikTok jadi Tempat Transaksi Favorit Gen Z
TikTok kini tak hanya jadi platform hiburan dengan video-video pendek dari manca negara dan beragam genre. Lebih dari itu, platform ini menjelma saluran promosi dan penjualan yang cukup menjanjikan, khususnya untuk merek-merek kosmetik.
Melansir dari Shopify, mereka memprediksikan kondisi ini akan terus terjadi dan meningkat, TikTok memiliki jumlah pengguna lebih dari 90,6 juta tiap bulannya, yang mayoritasnya adalah Gen Z.
Dengan adanya fitur live serta sematan keranjang belanja, TikTok memfasilitasi penjual untuk mempromosikan produk mereka dengan mudah. Konsumen pun dimanjakan dengan transaksi yang sederhana, cepat, dan interaksi tanya jawab langsung pada penjual.
Terlebih, TikTok juga jadi sarangnya para beauty influencer dan lifestyle celebrity menunjukkan kemampuan mereka dalam hal fesyen. Well, platform ini memberikan semua yang kamu butuhkan untuk mempromosikan merek dan produk kosmetik yang kamu punya.
Pembeli Menginginkan yang Terbaik dari Belanja Fisik dan Online
Dua puluh dua persen konsumen AS lebih suka membeli kosmetik rias dan wewangian secara online, sementara 34% lebih memilih pendekatan kombinasi, membeli secara digital dan offline. Merek yang dapat menggunakan pendekatan omnichannel ini dapat berharap untuk menangkap dan mempertahankan lebih banyak pelanggan di masa mendatang.
Jadi, bagaimana merek kecantikan dapat menggabungkan pengalaman berbelanja online dan di dalam toko dengan cara terbaik pada tahun 2023? Jawabannya adalah dengan menggunakan omnichannel marketing!
Lewat omnichannel marketing, kamu bisa menghubungkan dan mengintegrasikan tiap lapak jualanmu dalam satu saluran terpadu. Dengan begitu, konsumen bisa bertransaksi di mana pun dan dengan cara apapun yang mereka ingin.
Green Environmental sedang Jadi Pusat Perhatian
Saat membeli produk perawatan tubuh dan kecantikan, kini masyarakat tak hanya menilai kualitas produk dari manfaatnya semata. Melainkan nilai eksternal lain yang memberikan nilai lebih dan unik pada produk tersebut, salah satunya dampaknya pada lingkungan dan alam.
Karenanya tren produk organic, reusable, biodegradable, dan berbagai klaim ‘hijau’ lainnya jadi pembicaraan hangat di antara para pecinta kosmetik. Akhirnya banyak merek kecantikan yang kemudian menciptakan produk dengan konsep yang sama untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen.
Misalnya, Love Beauty and Planet membuat kampanye dengan menghibahkan $100.000 untuk membantu mengurangi emisi karbon.
Selain itu, merek lain seperti Innisfree, juga menawarkan produk-produk dengan kemasan ramah lingkungan dan minim micro plastic. Mereka juga menyediakan program tukar kemasan bekas produk merek mereka, kemudian menukarnya dengan produk atau hadiah tertentu bagi konsumen.
Nah, Beautypreneurs, itu adalah 10 tren industri kecantikan di E-commerce selama 2023 mendatang. Apakah kamu siap untuk menghadapi persaingan pasar tahun ini?
Tren-tren di atas bisa menjadi gambaran bagaimana minat dan kebutuhan konsumen akan berkembang di masa mendatang. Pastikan kamu membuat konsep produk dan merancang strategi pemasaran yang tepat dan ideal untuk memikat mereka.
Selain pengetahuan soal tren industri kecantikan di e-commerce ini, kamu bisa menyimak informasi terbaru seputar maklon kosmetik dan ide bisnis kecantikan lainnya di laman Berita Terkini. See you!