Cara Membuat Konten Visual Storytelling untuk Branding Bisnis

visual storytelling adalah

Tak melulu tekstual, menciptakan konten promosi dengan strategi visual storytelling juga sangat menjanjikan untuk brand kosmetikmu. Mengingat kosmetika juga sangat berkaitan dengan aspek visual dan lebih mudah masyarakat terima dengan adanya model. Lantas apakah kamu sudah pernah dengar soal visual storytelling ini sebelumnya?

Sepanjang tren perkembangan tren pemasaran digital, khususnya di TikTok, konten-konten storytelling menjadi senjata yang ampuh dan efisien untuk menarik perhatian konsumen. Konten promosi jenis ini juga bisa membantu merek untuk menonjolkan nilai lebih dan esensi dari produk ataupun merek mereka kepada target audiens.

Nah, tak hanya soal teks, storytelling juga bisa kamu kembangkan dalam bentuk visual. Misalnya sebagai cerita bergerak, yang menggiring konsumen untuk memahami nilai-nilai dalam kampanye tersebut dan menautkannya pada karakter merek.

Penasaran bagaimana cara visual storytelling bekerja, manfaatnya untuk brand milikmu, serta cara pembuatannya? Langsung simak ulasan lengkapnya berikut ini, ya!

Apa itu Visual Storytelling?

Mengutip Optinmonster visual storytelling merupakan proses penyampaian cerita (storytelling) dengan menggunakan media visual seperti ilustrasi, foto dan juga video.

Strategi storytelling ini sangat penting di dalam dunia marketing, karena bertujuan untuk memperoleh perhatian calon konsumen dengan efektif dan juga cepat, lho!

Mengutip hasil riset oleh MIT, seseorang bisa memproses gambar hanya dalam kurun waktu 13 milidetik. Hal tersebut akan membuat target calon konsumen melihat suatu cerita yang disampaikan melalui media visual, dimana  calon konsumen dapat memahami isi cerita yang disampaikan lebih cepat dari pada teks.

Tidak hanya berhenti di situ, lho! Visual storytelling dapat digunakan untuk menampilkan jati diri suatu brand beserta produk-produk yang kamu miliki.

Dari sini calon konsumen yang melihat visual storytelling milikmu dapat membayangkan apa yang ingin mereka dapatkan jika menjadi konsumen brand yang kamu miliki.

Elemen dalam Visual Storytelling

Visual storytelling memiliki beberapa tools dan elemen. Akan tetapi hal tersebut bergantung dengan intensi serta cara brand berkomunikasi.

Mengutip dari Optinmonster, berikut ini adalah elemen-elemen visual storytelling yang sering digunakan untuk kepentingan visual storytelling seperti:

  1. Meme
  2. Infografis
  3. Animasi
  4. GIF
  5. Grafik
  6. Video
  7. Bagan
  8. Foto

Perlu kamu garisbawahi kalau setiap masing-masing elemen di atas akan menarik target konsumennya sendiri.

Contohnya seperti, jika seorang target konsumen merupakan remaja akan lebih cocok menggunakan elemen GIF atau meme untuk elemen visual storytelling. Hal ini karena dapat menarik perhatian serta bisa menghasilkan engagement.

Kemudian seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa brand voice dan juga intensi akan ikut berperan saat pemilihan elemen untuk visual storytelling berlangsung.

Misalnya seperti ketika kamu memiliki minat untuk menunjukkan diri sebagai brand yang serius dan kompeten, maka grafis, foto, video serta bagannya dapat menjadi elemen visual storytelling yang pas dari pada menggunakan meme atau GIF.

Aspek dalam Visual Storytelling

Visual storytelling secara sederhana merupakan penyampaian cerita dengan menggunakan aset visual seperti simbol, gambar, video dan lain sebagainnya.

Berbagai macam kumpulan objek visual ini kedepannya akan diatur dan disusun untuk membangun struktur cerita yang koheren dengan memperhitungkan beberapa aspek.

Adapun aspek penting di dalam visual storytelling seperti mudah dicerna dan penggunaan metafora yang tepat.

Mudah Dicerna

Simbol, gambar dan juga objek visual akan lebih cepat dicerna oleh calon konsumen dari pada sebuah teks. Hal tersebut dikarenakan mempertimbangkan aspek mudah dicerna dapat menangkap makna teks yang membutuhkan waktu lebih lama, mulai dari menerjemahkan keseluruhan teks sampai memahami makna yang dimaksud dari teks yang digunakan.

Penggunaan Metafora

Kunci utama dari visual storytelling adalah penggunaan metafora di dalam visual yang nantinya kamu pakai. Pada aspek ini, metafora akan lebih digunakan untuk menerjemahkan abstraksi, ide dan juga hal-hal non fisik menjadi sebuah objek visual.

Manfaat Menggunakan Visual Storytelling untuk Promosi

Menggunakan visual storytelling akan membuat strategi marketing-mu menjadi semakin efektif dan efisien. Mengutip dari Indeed berikut ini adalah beberapa manfaat yang akan kamu dapatkan jika menggunakan visual storytelling di dalam campaign milikmu seperti:

Perhatian dan Engagement Lebih Cepat

Seperti yang telah diulas sebelumnya, gambar akan lebih diproses oleh otak dari pada teks. Hal tersebut akan mendapatkan perhatian lebih dari para calon konsumen dengan lebih efektif. Elemen visual akan membuat konten yang ditampilkan ke publik menjadi lebih menarik.

Memungkinkan Partisipasi Pasif dari Audiens

Dari sini audiens cukup menerima informasi terkait dengan brand milikmu hanya dengan menonton konten video yang kamu buat, tanpa perlu membaca teks yang panjang dan berbelit.

Membantu Audiens Memahami Suatu Hal

Beberapa orang menganggap bahwa memakai metode visual akan lebih efektif digunakan untuk pembelajaran awal. Saat kamu memiliki keinginan untuk menyampaikan pesan dan menceritakan sesuatu, kehadiran visual storytelling bisa membantu audiens untuk memahami apa yang kamu maksud.

maklon moq rendah

Cara Membuat Campaign dengan Visual Storytelling

Visual storytelling bisa menjadi salah satu strategi yang efektif untuk masa depan campaign milikmu. Jadi gimana sih cara untuk mengimplementasikannya?

Masih mengutip dari Indeed, berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk menambah visual storytelling di dalam marketing campaign milikmu seperti:

Tentukan Tujuan dan Target Campaign

Pertama-tama tentukan dulu tujuan dan target dari kampanye yang akan kamu buat. Tujuan ini dapat berupa angka penjualan, angka penonton, jangkauan konten iklan, juga bentuk engagement lainnya dari saluran promosi yang kamu miliki.

Sementara target ini meliputi segmentasi audience yang ingin kamu raih, misalnya untuk pengguna dengan gender tertentu, klasifikasi umur khusus, dari latar belakang sosial, ekonomi, dan banyak lainnya.

Ketika sudah menemukan tujuan dan menentukan target audience-mu, kamu bisa menciptakan outline storytelling yang tepat serta sesuai dengan minat mereka. Pastikan kamu juga menggarisbawahi tiap poin yang ingin kamu muat dalam highlight tersebut dengan beberapa elemen kunci serta cerita yang harus kamu interpretasikan dalam bentuk visual.

Baca Juga: 6 Framework Konten Story Telling di TikTok yang Ampuh Pikat Konsumen

Buat Strategi yang Sesuai dengan Audience

Langkah kedua adalah membuat strategi yang sesuai dengan audience. Setiap calon konsumen pasti memiliki selera dan ketertarikan tersendiri terhadap sebuah brand. Di sini kamu dapat membuat konten storytelling dengan cara menyesuaikan generasi audiens yang menjadi target brand.

Kamu bisa menyesuaikan gaya bahasa, jenis storytelling yang mereka gemari, juga mengamati topik konten seperti apa yang paling banyak konsumenmu ikuti selama di media sosial. Oh, ya penting juga untuk menggunakan media atau channel promosi yang tepat agar konten tersebut menjangkau target konsumen yang ingin kamu raih.

Ciptakan Konten yang Menarik dan Original

Langkah yang ketiga adalah merefleksikan brand milikmu. Contohnya dengan menciptakan narasi atau cerita berdasarkan pain point atau masalah yang target audiens-mu alami. Lalu informasikan bagaimana produk itu bisa membantu mereka.

Ada baiknya untuk mengemas konten tersebut secara menarik dan original. Kamu bisa mengembangkan framework storytelling yang ada ke bentuk yang berbeda dan memikat konsumen. Misalnya dengan mengutak-atik generatornya, memberikan plot twist, menitikberatkan pada video editing, efek, musik, dan banyak lainnya.

Namun, perlu kamu ingat, sebebas-bebasnya kamu berkreativitas tetap perhatikan nilai dan identitas dari merek kosmetikmu. Jangan sampai kamu membuat konten yang tidak efisien dan tak mampu menjaring konsumen potensial.

Dorong Audiens untuk Tetap Memperhatikan Konten

Storytelling yang bisa mendorong audiens untuk tetap memperhatikan serta mengkonsumsi setiap kontenmu merupakan visual storytelling yang bagus dan juga berhasil.

Dari sini kamu harus mencari tahu konten apa yang dapat memotivasi dan menarik hati audiens agar tetap menonton visual storytelling-mu serta menghadirkannya di dalam campaign.

Konten yang bagus ini bisa menarik perhatian para audiens dengan cepat serta juga dapat memberikan informasi penting yang bisa membuat mereka tetap ingin menontonnya.

Berikan Pengalaman Positif

Suatu visual storytelling pastinya memiliki sisi untuk memberikan pengalaman positif kepada audiens yang berinteraksi dengan brand.

Contohnya, ketika kamu memberikan konten cerita visual untuk email campaign dengan cara memastikan setiap video dan gambar bisa di-load dengan cepat serta dapat dengan nyaman audiens nikmati. Kemudian jika visual storytelling akan dibagikan di sosial media, kamu harus memastikan dahulu apakah sudah mengikuti guidelines yang sudah ditetapkan atau belum.

Sisipkan Call to Action

Saat menciptakan visual storytelling jangan lupa kamu memasukan call to action di dalamnya, ya. Call to action (CTA) ini meruapakan kalimat atau ungkapan yang berisi ajakan, sugesti, atau perintah untuk mendorong audiens melakukan tindakan tertentu.

Untuk mengidentifikasi call to action sendiri harus menjadi salah satu hal yang harus kamu pertimbangkan saat menyusun strategi campaign secara menyeluruh. Hal tersebut karena setiap ceritamu harus mengarahkan audiens untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan harapan yang kamu bayangkan.

Penempatan CTA ini juga harus kamu perhatikan. Tempatkan CTA pada bagian adegan yang tidak akan mengganggu jalannya cerita, seperti pada jeda atau akhir konten. Dengan begitu, audiens dapat menangkap pesan konten dengan lebih baik dan tidak merasa terganggu oleh tindakan CTA yang tak pada tempatnya.

Ingin tahu bagaimana cara membuat CTA yang menarik? Langsung simak ulasannya di sini.

Tips Membuat Visual Storytelling

Berikut ini adalah beberapa tips untuk membuat visual storytelling yang bisa kamu terapkan untuk brand atau merek kosmetik yang kamu miliki. Apa saja? langsung simak lima tips mudahnya berikut ini, yuk!

  1. Menunjukan bukan memberitahu: Hindari untuk memasukan banyak teks dan fokuslah pada visual saja.
  2. Berikan behind the scene: Tunjukan kondisi di balik layar pembuatan agar setiap audiensmu merasa seperti bagian dari campaign milikmu. Hal ini untuk meningkatkan engagement.
  3. Berikan konteks yang jelas: sering-seringlah memberikan konteks dari sebuah cerita dengan cara melalui detail atau latar belakang. 
  4. Memasukan konflik: suatu cerita yang bagus pastinya selalu dapat mengangkat masalah serta kekhawatiran target audience. Kedepannya melalui produkmu lah yang akan menjadi solusi atas masalah yang dihadapi oleh audience.
  5. Buatlah kontenmu menjadi relevan: kamu harus memastikan cerita yang disampaikan relevan serta juga menarik untuk audiens kamu.

Nah, Beautypreneurs, itu adalah ulasan menegnai visual storytelling dan tips penerapannya yang bisa kamu praktikkan. Jenis konten promosi ini bisa membantumu menjalin hubungan emosional dengan konsumen dan membuat mereka bersimpati terhadap merek kosmetikmu.

Selain strategi storytelling satu ini, kamu juga bisa menemukan berbagai tips promosi digital dan branding merek kosmetik lainnya di laman Berita Terkini. Atau sampaikan pendapat maupun pertanyaanmu lewat kolom komentar di bawah ini, ya!

About Author

Mash Moshem Indonesia

PT. Mash Moshem Indonesia merupakan perusahaan jasa pembuatan kosmetik private label yang telah beroperasi sejak tahun 2011

Related posts