Skin Microbiome,Bakteri Baik yang Jaga Kecantikan dan Keremajaan Kulit
Apakah kamu pernah memperhatikan kemunculan garis dan kerutan halus muncul di sudut mata, padahal kamu masih menginjak pertengahan usia 20 tahun?
Well, fenomena yang kerap disebut dengan penuaan dini ini memang bisa terjadi pada siapa saja. Bahkan ketika kamu masih berada dalam rentang usia yang tergolong muda.
Ada banyak factor yang membuat tanda penuaan muncul lebih cepat, mulai dari paparan radikal bebas, iritasi akibat memakai kaca mata atau masker wajah yang terlalu sering, juga hilangnya skin microbiome dari kulit.
Jadi sebelum kita bahas lebih jauh, apakah kamu sudah pernah dengan soal skin microbiome? Atau barangkali pernah pakai produk kosmetik yang menawarkan khasiat ramah microbiome?
Meski memiliki banyak manfaat untuk kecantikan dan Kesehatan kulit wajah, sayangnya banyak yang kurang familier dengan microbiome skincare.
Nah, biar kamu tidak ketinggalan wawasan bermanfaat ini, simak yuk ulasan mengenai microbiome skincare dan manfaatnya buat kulit berikut ini!
Apa yang Dimaksud dengan Microbiome dan Hubungannya dengan Kulit?
Perihal Microbiome sebenarnya secara alami sudah terbentuk dengan sendirinya di dalam tubuh, namun kandungan jumlahnya dapat berubah seiring bertambahnya usia dan kesehatan.
Semakin orang memiliki tubuh yang sehat maka semakin banyak microbiome yang ada di dalam tubuh manusia.
Microbiome ini hadir untuk membantu perkembangan usus besar, organ kewanitaan dan menjaga kecantikan kulit. Menurut sebuah penelitian, di dalam tubuh manusia terdapat 50% sel manusia dan 50% mikroorganisme.
Berdasarkan riset tersebut kita akhirnya mengetahui bahwa kehadiran microbiome dalam tubuh kita sangat dibutuhkan.
Khususnya bagi kamu yang ingin kulit cerah dan sehat. Tentu wajib menjaga keberadaan microbiome dalam tubuh kamu.
Skin Microbiome dapat Berkurang
Sekalipun kehadirannya terbentuk secara alami telah ada di dalam tubuh manusia. Banyak sekali faktor yang dapat mengurangi atau menambah jumlah microbiome dalam tubuh manusia.
Kandungan microbiome yang ada di dalam tubuh manusia dapat berubah karena dipengaruhi oleh banyak factor.
Sehingga bisa jadi saat ini dalam tubuh kamu mengandung banyak microbiome atau bahkan saat ini microbiome dalam tubuh kamu sedang minim.
Hal ini bergantung dari cara kita mengatur pola hidup sehat. Mulai dari pola makan dengan perbandingan serat dan protein lebih dominan dibandingkan dengan karbohidrat. Tak lupa asupan air putih juga harus seimbang diushakan untuk mengomsumsi 2-2,5 L dalam sehari.
Jika diperlukan dianjurkan mengonsumsi vitamin sebagai gizi pendukung kebutuhan gizi yang belum terpenuhi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Pola makan yang sehat dan cairan yang terpenuhi akan menjaga microbiome agar tetap stabil dan berkembang lebih banyak untuk menjaga elastisitas dan kesehatan kulit.
Menyoal aktivitas sehari-hari jika kita bekerja dalam ruangan maupun luar ruangan, maka seringlah melakukan break team agar kamu bisa merelaksasi badan dan aliran darah.
Menyiapkan camilan sehat yang terdiri dari kacang-kacangan yang kaya vitamin E dan buah kaya serat dan rendah gula. Hindari camilan dengan perasa manis dan asin secara berlebihan.
Dengan padatnya kegiatan jangan lupa untuk menyeimbangkan kegiatan sehari-hari dengan berolahraga.
Inti dari ulasan tersebut adalah menjaga pola hidup yang baik dan sehat. Hal ini bertujuan agar tubuh sehat dan tidak rentan terhadap serangan virus penyakit.
Meskipun factor usia akan mempengaruhi berkurangnya microbiome namun dengan pola hidup sehat kita dapat meminimalisir kulit yang tidak sehat karena faktor usia.
Mengetahui pentingnya microbiome bagi kesehatan kulit kita, maka jangan sia-siakan hidupmu dengan gaya hidup tak sehat, ya.
Kaitannya Skin Microbiome dengan Prebiotik, Probiotic, dan Postbiotik
Tahukah kamu kalau skin microbiome ini sebenarnya sangat berkaitan erat dengan bakteri yang ada dalam susu? Yap! Seperti prebiotic, probiotik, dan postbiotic.
Apakah mendadak akan terbesit iklan produk minuman sehat yaitu bakteri baik yang akan melawan bakteri jahat agar tubuh kita tidak mudah sakit.
Kesempatan kali ini kita tidak hanya membicarakan probiotik, tetapi juga prebiotik dan postbiotic. Mari kita identifikasi perbedaan utamanya.
Bagaimana jika selama ini kamu ingin memiliki wajah cerah namun kesulitan memilih produk yang tepat? Atau sudah gonta-ganti produk kecantikan namun tidak ada hasil? Mari mulai memperhatikan tentang probiotik dalam tubuh kita.
Kehadiran probiotik memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan kulit, seperti melembapkan, mencerahkan dan menenangkan peradangan pada kulit sensitif atau terluka dan menyeimbangkan skin microbiome.
Probiotik
Dari hal ini diketahui bisa jadi wajahmu kurang cerah karena sangat minim kadar probiotik dalam tubuh kamu. Jika probiotik hadir dalam jumlah minim akan berdampak pada peradangan yang tak kunjung usai, menyebabkan kulit kamu mudah sensitif dan jerawat tak kunjung menghilang.
Untuk meningkatkan jumlah probiotik dalam tubuh kita selain ditunjang dengan makanan sehat dan asupan air yang cukup. Kita juga dapat mengonsumsi suplemen pendukung probiotik.
Di masa ini banyak didapati makanan dan minuman yang dapat meransang pertumbuhan probiotik dalam tubuh dengan baik dan sehat.
Baca juga: Manfaat Kandungan Probiotik dalam Skincare untuk Kecantikan Kulit
Prebiotik
Prebiotik Suplemen atau suplemen makanan tambahan dengan kandungan bahan yang tidak dapat dicerna yang secara selektif merangsang pertumbuhan dan atau aktivitas bakteri asli.
Probiotik Suplemen atau makanan yang mengandung mikroorganisme aktif yang mengubah mikroflora dari inangnya, yaitu tubuh manusia untuk menambah dan menggandakan probiotik.
Postbiotik
Sedangkan pejelasan mengenai Postibiotic merupakan produk bakteri yang tidak dapat hidup, atau produk sampingan dari mikroorganisme probiotik yang memiliki aktivitas biologis dalam inang.
Sekarang setelah kita tahu bahwa prebiotik itu seperti pupuk untuk pertumbuhan mikroorganisme khususnya microbiomedalam tubuh manusia.
Selanjutnya probiotik adalah mikroorganisme itu sendiri dan postibiotic adalah produk sampingan kimiawi dari mikroorganisme dan bakteri. Yang keseluruhannya akan menjaga kelestarian probiotik dalam tubuh kita.
Merawat Wajah dengan Skincare Ramah Mikrobiome
Perawatan kulit menggunkana skin care dengan probiotik dapat menggunakan komposisi elemen probiotik yang sebenarnya untuk efek terapeutik.
Hal inilah yang membedakan dengan skincare yang ramah dengan microbiome, produk ini memiliki karakteristik lembut atau sensitif yang tidak akan mengganggu microflora.
Penggunaan produk skincare yang dapat merawat skin microbiome bisa membantu merawat keremajaan kulit, membuatnya jadi lebih lembut, dan kian menyehatkannya.
Selain itu kita harus mengupayakan adanya perawatan yang baik untuk menjaga kelestarian skin microbiome khususnya pada area wajah kita.
Untuk menjaga kelestarian skin microbiome yang kita miliki ini maka kita harus bijak memilih perawatan dan kandungan produk yang kita pakai. Mari kita cermati bersama, agar tepat dan kulit tetap sehat.
Cara Merawat Skin Microbiome dengan Tepat
Meski seiring dengan bertambahnya usia kita skin microbiome ini kian berkurang, bukan berarti kamu tidak bisa mencegah kondisi ini sama sekali.
Karena sama halnya seperti kolagen, skin microbiome dapat dirawat dan dinutrisi. Selain menggunakan produk skincare yang kaya probiotik, berikut step perawatan yang bisa kamu lakukan di rumah.
Gunakan Produk dengan kandungan Ramah Mikrobioma
Pilihlah produk yang aman dengan menglabelkan tag line ramah mikrobioma. Faktanya skincare dengan kandungan yang baik untuk mikrobioma kulit akan dapat meningkatkan kesehatan kulit.
Sebenarnya tanpa disadari masalah yang ada pada kulit kamu disebabkan oleh produk skincare yang tidak tepat.
Misalnya pemilihan produk yang berkesan baik namun ternyata merusak skin barrier. Ketika skin barrier terganggu, maka fokuslah pada bahan-bahan bergizi termasuk aloevera, minyak jojoba, shea butter dan minyak squalane.
Hal ini akan menutrisi kulit wajah dengan lebih baik dan membuat kulit lebih sehat juga stabil ketika setiap hari menerima tekanan produk-produk make up.
Hindari Kosmetik dengan Bahan yang Keras
Saat membersihkan kulit, hindari surfaktan keras yang menghilangkan minyak alami kulit dan mengubah sifat protein.
Contoh produk yang dapat merubah pH kulit yaitu sabun batangan. Sabun batangan meskipun mengandung bahan alami memiliki pH tinggi yang akan mengganggu pH rendah alami kulit dan mendukung pertumbuhan bakteri patogen.
Hal ini sering dijumpai dalam produk sabun wajah yang sering menjadi pilihan dalam pembersih wajah karena dianggap lebih praktis. Jadi lebih baik menghindari sabun wajah berupa sabun batang.
Waktunya Menerapkan Tren Skinimalisme, Sederhanakan Skincare Routinemu!
Langkah perawatan kulit dengan 10 langkah misalnya, tanpa disadari menekan kulit ke ratusan bahan kimia yang membuat banyak tekanan pada kulit dan mikrobioma.
Rangkaian yang Panjang ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan Ph dan dapat pula mengalami iritasi bahkan sensitif berlebih.
Hal ini akan menyebabkan kulit semakin kering dan mudah mengalami iritasi. Lebih bijak jika menggunakan produk sederhana dengan kandungan sesuai kategori jenis kulit kamu. Ke sepuluh langkah itu bisa kamu ringkas menjadi 3 sampai 4 langkah dengan produk yang tepat.
Berikan Kulitmu Rutinitas Malam yang Bersih dari Bahan Aktif yang Berpotensi Iritasi
Beberapa produk kosmetik memang memiliki kandungan bahan yang lebih cepat aktif dalam memberikan hasil nyata yang rata-rata diinginkan oleh banyak konsumen, seperti kulit cerah dan putih.
Tetapi hal ini dapat menyebabkan iritasi dan dapat melemahkan pelindung kulit, jika digunakan secara tidak benar.
Lakukan perawatan kulit pada malam hari dengan produk yang fokus pada bahan-bahan yang menutrisi, melembapkan, dan ramah bioma.
Utamanya pilihlah produk yang bergizi untuk kulit tanpa menggunakan bahan aktif yang keras.
Jangan Lakukan Eksfoliasi Dengan Berlebihan
Jika kulitmu sensitif dan kering, singkirkan produk yang mengandung scrub dan produk jenis cleansing tool dengan aplikasi sikat.
Hal ini sangat tidak dianjurkan dilakukan setiap hari. Alat dengan aplikasi sikat atau scrub ini memiliki dampak buruk bagi kulit sensitif.
Kegiatan ini dapat menyebadkan skin barrier kulit yang sehat menjadi mengelupas perlahan dan menyebabkan kondisi kulit wajah yang cerah namun rentan akan iritasi. Mudah terserang bakteri jahat dan menyebabkan jerawat pada wajah berkembang dengan pesat.
Hindari Penggunaan Skincare dengan Kandungan Alcohol
Alkohol yang mengeringkan dapat merusak mikrobioma yang berfungsi sebagai skin barrier. Ini dikarenakan kandungan skincare tersebut bisa membuat kulit jadi lebih kering dan mudah iritasi.
Pada produk skin care, alkohol sering tercantum dalam label komposisi sebagai alkohol SD atau alkohol yang diubah sifatnya menjadi etil alkohol atau alkohol isopropil.
Di sisi lain, alkohol yang menghidrasi atau alkohol berlemak diantaranya berupa setil, stearil dan setearil alkohol.
Perlu kamu ketahui alkohol ini baik untuk kulit. Alkohol yang aman bagi kulit wajah bersifat emolien, artinya mereka menjaga kulit tetap terhidrasi dan kenyal tanpa membuatnya kering dan keras.
Gabungkan Pre/Pro/Postbiotic Skincare untuk Merawat Skin Microbiome
Usahakan untuk mencari produk skin care dengan kandungan bahan-bahan ini. Produk ini nantinya dapat membantu pemeliharaan dan keseimbangan mikrobioma untuk membantu kulit pulih lebih cepat.
Penggunaan bahan turunan fermentasi, seperti lisat dan filtrat bakteri sangat baik bagi kesehatan microbiome.
Lisat dan filtrate bakteri mengandung metabolit sekunder yang dapat menyehatkan kulit dan mikrobioma. Lebih baik lagi, kamu wajib mencari merek skincare bersertifikasi ramah microbiome.
Nah, itu adalah berbagai hal yang perlu kamu tahu soal skin microbiome dan bagaimana cara merawatnya. Jangan lupa untuk selalu menggunakan produk perawatan wajah yang bisa melindungi kulitmu dan hindari kandungan yang terlalu keras.