6 Strategi Social Media Marketing untuk Brand Kosmetik yang Efektif
Hai, Beautypreneurs! Memaksimalkan strategi promosi sebelum launching produk baru di pasaran adalah hal yang perlu kamu lakukan. Misalnya dengan menerapkan social media marketing untuk brand kosmetik milikmu.
“Brands that ignore social media, will die. It is that simple,” begitu kata Jeff Ragovin. Saat membicarakan peranan media sosial akan perkembangan dan laju hidup brand di era modern kini. Apa benar begitu?
Pada dasarnya promosi digital telah banyak dilakukan oleh brand-brand besar bertahun-tahun lalu. Namun adanya pandemic pada awal 2020-an lalu, membuat fenomena tersebut kian besar karena dampaknya yang sangat besar pada perekonomian dan keberlangsungan usaha kecil.
Lantas, seperti apa sih peranan dan cara kerja social media marketing untuk brand kosmetik? Juga bagaimana cara penerapannya?
Baca terus supaya kamu enggak ketinggalan informasinya, ya!
Pentingnya Menggunakan Social Media sebagai Sarana Pemasaran
Kamu mungkin bertanya-tanya, mengapa social media marketing ini berperan penting bagi perkembangan brand. Hingga, ketika pebisnis tak memanfaatkannya dengan baik, maka ada ancaman besar bahwa brand mereka tak akan bertahan dalam kompetisi pasar.
Well, sebelum membahas hubungan langsungnya, mari kita simak dulu bagaimana social media ini bisa memberikan pengaruh yang begitu besar pada bisnis.
Peningkatan pengguna media sosial
Seperti yang kamu tahu, jumlah penduduk di dunia dari tahun ke tahun pastinya bertambah. Dan, generasi juga sudah berubah dan anak mudalah yang mendominasi pasar, ruang public, juga industry.
Nah, karena itu, pengguna internet juga naik dan kian meningkat tajam kala pandemic. Peningkatan ini pun berbanding lurus dengan jumlah pengguna media sosial.
Di Indonesia sendiri, dengan total jumlah penduduk mencapai 277 juta lebih, 68.9 persennya aktif di media social, atau setara dengan 191 juta jiwa.
Jadi enggak heran, ya, kenapa ada banyak influencer dadakan yang muncul dan mudah viral di medsos? Yap! Ini karena penggunanya yang besar dan jangkauannya yang luas, tak mengenal batas usia, wilayah, dan data demografi apapun.
Sayangnya, dalam bisnis tak banyak orang yang mampu memanfaatkan ‘kolam audience’ ini dengan tepat. Bahkan tak sedikit yang menyerah di tengah jalan, karena merasa social media marketing ini tak membuahkan hasil yang mereka inginkan.
Mengapa banyak orang yang gagal menggunakan media sosial?
Melihat banyaknya selebriti dadakan di media sosial, mengapa banyak orang yang justru gagal menerapkan strategi pemasaran mereka lewat platform ini?
Well, dalam hal ini yang salah bukan social media marketing-nya. Tapi cara penerapannya yang kurang tepat dan tanpa perencanaanya yang matang.
Para pebisnis ini umumnya hanya melakukan dua hal sederhana. Pertama, mereka membuat akun medsos dan mengisi profil, menambahkan logo brand, kemudian mencantumkan beberapa informasi di bio.
Kedua, mereka sekadar membuat dan mengunggah konten, tanpa menentukan tujuan dan maksud dari konten tersebut. Juga tanpa memperhitungkan siapa target yang ingin mereka jangkau.
Dua hal ini sama sekali tak cukup efektif, untuk menarik audicen ataupun pembeli. Justru kamu hanya terkesan membuang waktu dan budget.
Baca Juga: 10+ Jenis Media Promosi Online yang Cocok untuk Branding Bisnis Kosmetik
Lantas apa yang harus kamu lakukan agar social media marketing ini tak sia-sia? Kamu perlu melakukan beberapa langkah lain agar strategi ini bisa membuahkan hasil yang kamu inginkan.
Lanjutkan membaca untuk tahu bagaimana cara memanfaatkan social media marketing untuk brand kosmetik milikmu dengan tepat dan efisien.
6 Strategi Social Media Marketing untuk Brand Kosmetik yang Efektif
Tim pemasaran digital kami, Agung Prasetyo, membagikan tips menarik soal penerapan strategi social media marketing untuk brand kosmetik, yang kami rangkum dalam ulasan berikut ini.
Media Sosial Ada Banyak, Tentukan Apa yang Ingin Digunakan
Menurut Agung, hal pertama yang perlu kamu lakukan dalam menerapkan social media marketing adalah memilih platform yang paling potensial.
Seperti yang kamu tahu, ada banyak jenis media sosial yang popular di masyarakat seperti Facebook, TikTok, Instagram, WhatsApp, dan banyak lainnya. Dan kamu tak perlu menggunakan semua media sosial ini sekaligus.
Justru, tambah Agung, akan lebih baik untukmu menggunakan jenis media sosial dengan menggunakan terlalu banyak platform justru akan membuat strategi ini tak berjalan lancar.
“Kecuali, kalau kalian memang sudah mempersiapkan dengan matang, waktu, biaya, sumber daya manusia, dan ilmunya (pemasaran digital di berbagai platform tersebut),” tambah Agung.
Jika kamu masih baru dalam social media marketing, maka ada baiknya untuk memilih beberapa media saja yang paling potensial. Misalnya dengan memperhatikan tiga hal berikut ini:
Jumlah pengguna media sosial
Hal pertama yang harus kamu perhitungkan ketika memilih platform adalah dengan melihat jumlah penggunanya. Karena semakin besar penggunanya, maka akan lebih luas jangkauan yang akan kamu hasilkan nantinya.
Sebagai gambaran, kamu bisa menyimak data total pengguna media sosial di Indonesia berikut ini:
Dari data di atas, Whatsapp menempati urutan pertama, dengan persentase 88,7% dari jumlah populasi di Indonesia. Kemudian, di urutan kedua Ada Instagram, di Angka 84,8% . Menyusul di tempat ketiga ada Facebook dengan 81,83%, dan TikTok di posisi keempat dengan presentase 63,1%. Serta di posisi keempat ada Twitter dengan presentase 58,3%.
Target audience
Selanjutnya, kamu perlu mempertimbangkan dan menentukan target audience. Penentuan ini penting karena semua media sosial memiliki segmentasi pasarnya tersendiri.
Sebagai gambaran, orang yang suka menghabiskan waktunya di Twitter, belum tentu menyukai konten-konten TikTok yang cenderung ‘berisik’. Begitu pula sebaliknya, orang yang suka konten audio-visual, mungkin tak terlalu suka dengan Twitter yang medok dengan konten tulisan panjang.
Jenis konten
Selanjutnya, untuk memaksimalkan social media marketing ini, kamu perlu menyesuaikan jenis konten untuk berbagai media tersebut.
Jadi media sosial mana yang penggunanya banyak, audience-nya sesuai dengan target market kita. Serta konten apa yang cocok dengan platform media sosial tersebut.
Menentukan Target Market dari Brand
Setelah menentukan platform media sosial dengan tiga pertimbangan di atas. Maka strategi social media marketing selanjutnya adalah dengan membuat target market dan menjalin interaksi yang baik dengan mereka.
Kedua langkah ini akan kita jelaskan secara rinci dalam uraian di bawah ini:
Menciptakan buyer persona sebagai target pasar
Target market ini membuatmu lebih mudah menentukan tujuan promosi produk, juga siapa yang harusnya melihat konten tersebut. Agar lebih mudah dalam pembuatan kontennya, akan lebih baik untukmu membuat target market ini sespesifik mungkin.
Sebagai contoh, Agung Pomade adalah sebuah produk pomade yang target utamanya adalah laki-laki. Tapi, target ini sendiri belumlah spesifik. Kamu bisa mengajukan beberapa pertanyaan untuk menciptakan target market yang spesifik.
- Kenapa laki-laki ini ingin menggunakan pomade?
- Untuk apa laki-laki ini ingin terlihat lebih rapi?
Jawaban yang diperoleh dari kedua pertanyaan tersebut akan bervariasi. Misalnya, laki-laki yang menjaga penampilan rambutnya karena mau bertemu pasangan, mau pergi kerja, meeting, jalan-jalan, dan banyak lainnya.
Dari jawaban-jawaban tersebut, kamu bisa membentuk list proyeksi buyer persona seperti ini:
- Laki-laki yang mau ketemu pasangan = pakai pomade = Keren = Mesra
- Laki-laki yang mau kerja = pakai pomade = Rapi = Perform kerja akan lebih baik
- Laki-laki yang mau jalan-jalan = pakai pomade = keren = photo bagus = upload sosmed = dapat gebetan
Nah, kalau kita ambil kesimpulannya, maka kemungkinan target pasar yang ingin diraih adalah orang yang masuk dalam golongan berikut ini:
- Jenis kelamin = Laki laki yang berambut
- Usia = Kurang lebih 15 – 50 tahun
- Tingkat pendapatan = Menengah – menengah ke atas.
Menciptakan Konten Promosi yang Relevan
Langkah selanjutnya dalam social media marketing untuk brand kosmetik adalah menciptakan konten promosi yang relevan, khususnya dengan target pasar di atas.
Konten ini harus kamu kemas dengan visual yang memikat dan kata-kata yang dapat menarik target pasarmu. Karena saat menggunakan media sosial, kamu tak hanya bersaing dengan kompetitor, melainkan dengan kreator lainnya.
“Bagian ini adalah yang paling penting dalam social media marketing (untuk brand kosmetik). Karena tanpa memiliki konten yang relavan dan menarik, semua hal yang kamu lakukan dalam social media marketing pun akan percuma,” jelas Agung.
Lantas bagaimana cara membuat konten yang menarik dan relevan? Kita bahas satu-satu, ya!
Nilai relevan
Sebagai contoh, kamu bisa menyimak iklan skincare antiaging manapun dengan kualitas paling bagus, dari prespektifmu. Kalau kamu amati apa yang menonjol dari iklan tersebut?
Produk antiaging atau antipenuaan adalah perawatan kulit yang khusus dibuat untuk melawan kemunculan tanda penuaan kulit. Yang umumnya terjadi ketika usia sudah mencapai angka 30 tahun ke atas. Artinya, target pasar yang ingin diraih tentu perempuan dengan usia yang sama atau lebih.
Nah, karena targetnya adalah orang dengan usia 30 tahun lebih, maka talent/model dalam iklan tersebut harus bisa menggambarkan targetnya.
Jika yang digunakan adalah anak usia 17 tahunan, tentu konten promosi tersebut tidak akan relevan. Karena pada usia itu, tanda-tanda penuaan belum muncul sama sekali.
Jenis konten yang menarik
Tahukah kamu, jenis konten yang menarik dan mudah viral adalah konten yang mampu membangkitkan perasaan audience. Data ini berdasarkan analisa yang dilakukan OKDork dan BuzzSumo.
Nah, konten perasaan yang paling tinggi dan mendapatkan reaksi audience yang baik antara lain:
- Kagum,
- Lucu,
- Hiburan,
- Bahagia,
- Marah,
- Empati,
Jadi, dalam social media marketing ini kamu perlu membuat konten yang mengandung salah satu perasaan, yang disesuaikan dengan target market kalian.
Buat Perencanaan Konten yang Matang
Setelah menentukan jenis konten yang menarik dan relevan, maka strategi social media marketing untuk brand kosmetik selanjutnya adalah membuat perencanaan yang matang.
Perencanaan konten ini meliputi seberapa banyak postingan yang perlu kamu unggah tiap hari dan pada jadwal pengunggahannya.
Frekuensi konten
Sebenarnya tak ada patokan pasti dan data ideal, mengenai berapa banyak konten yang harus kamu posting tiap harinya. Namun, menurut diskusi dengan kreator digital lainnya, paling tidak kamu harus mengunggah satu konten per harinya.
Waktu unggah terbaik
Sementara untuk waktu unggah, kita bisa langsung menyimak data waktu terbaik untuk menurut Buffer berikut ini:
Data yang diolah dari 10 ribu postingan dan tingkat engagement rates secara global tersebut. Kamu bisa menyimpulkan mana waktu yang cukup ramai dan potensial untukmu mengunggah konten, bukan?
Namun, sayang sekali belum ada penelitian spesifik untuk target Indonesia. Tapi, minimal ini bisa kita gunakan sebagai acuan kapan untuk posting konten.
Masalahnya, jika semua creator mengupload konten pada acuan di atas, dan kita juga meng-upload konten pada jam tersebut, maka, konten kita akan dengan cepat tertutup oleh konten orang lain.
Akhirnya, konten tersebut berkemungkinan besar akan tenggelam. Namun, jika kita mengupload diluar jam tersebut, maka, hanya sedikit orang yang aktif.
Terus bagaimana?
Agung menekankan bahwa tak ada patokan pasti mengenai waktu potensial ini. Karena itu, dia menyarakan untukmu kembali menengali target market brand-mu sebaik dan sedalam mungkin.
Dengan begitu, kamu jadi tahu kapan waktu yang pas dan konten seperti apa yang cocok untuk mereka.
Bangun Interaksi dengan Audience
Selesai dengan jenis dan perencanaan konten, maka langkah selanjutnya adalah membangun interaksi aktif dengan audience. Karena, adanya interaksi ini, dapat membuat brand kalian lebih dekat kepada target audience.
“Semakin dekat brand kalian dengan audience, maka semakin erat pula, keterikatan kalian. Dan tentunya, akan semakin banyak yang aware dengan bisnis kalian,” jelas Agung.
Interaksi tersebut dapat berupa apa saja, termasuk membalas komentar, menjawab DM, ikut nimbrung di konten influencer lain, melakukan kolaborasi dengan kreator lain, melakukan survey/polling dan banyak lainnya.
Konsisten dan Selalu Pantau Perkembangan Akun
Nah, langkah-langkah menyiapkan sosial media marketing untuk launching produk ini, harus kamu lakukan secara konsisten. Paling tidak selama satu hingga dua bulan sebelum kamu benar-benar memasarkan produkmu.
Barulah kemudian, kamu bisa menganalisa perkembangan akun media sosial brand kosmetikmu. Analisis ini dapat kamu lakukan dengan mengecek insight pada tiap akun media sosial. Kemudian pahami konten mana yang bagus, serta pisahkan yang kurang efektif.
Nah, Beautypreneurs, itu adalah berbagai hal yang perlu kamu tahu soal social media marketing untuk brand kosmetik. Apakah kamu siap untuk mempraktekkannya?
Well, untuk penjelasan lebih lengkap dan contoh penerapannya, kamu bisa langsung simak ulasan dari Agung Prasetyo di video berikut: