Fakta Bahaya Paraben dalam Kosmetik, Simak Penjelasannya!
Kalau kamu sudah sering mengikuti berbagai info mengenai dunia kecantikan, baik meliputi tren-tren terbaru maupun produk-produk kosmetiknya, pasti udah nggak asing lagi dengan yang namanya kandungan paraben dalam kosmetik.
Yap! Apalagi belakangan ini paraben sedang banyak dibicarakan karena diduga memiliki dampak buruk untuk kecantikan kulit dan kesehatan tubuh secara umum.
Benarkah demikian? Mengingat banyak produk yang masih menggunakan beberapa jenis paraben dalam komposisinya, lalu apakah sifat berbahaya dari paraben itu benar?
Kami menyadari kalau kamu dan jutaan penggemar kecantikan lainnya tentu tidak ingin ada hal buruk terjadi pada kulit, rambut, atau bagian tubuh lainnya karena penggunaan kosmetik.
Karena itu, kami merangkum berbagai informasi tentang fakta kandungan paraben dalam kosmetik dalam ulasan berikut ini. Baca baik-baik, ya, Ladies!
Apa Itu Paraben?
Sebelum membicarakan fakta dan hubungannya dengan produk kosmetik, ada baiknya untuk mempelajari terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan paraben.
Melansir dari laman Klikdokter, disebutkan bahwa paraben ini termasuk sekelompok zat kimia yang biasanya dipakai sebagai pengawet dalam komposisi produk farmasi dan kosmetika.
Lebih lanjut tujuan penggunaan paraben ini adalah untuk membantu mencegah kemunculan jamur dan bakteri, sehingga kualitas produk kosmetik dan farmasi tersebut bisa terjaga dengan baik.
Paraben, atau dalam istilah ilmiah dikenal dengan sebutan para-hydroxybenzoate, tak hanya memiliki satu jenis saja. Kamu bisa menemukan berbagai rangkaian komponen dan jenis paraben dengan tingkat kekuatan yang juga cukup beragam.
Fungsi Paraben dalam Kosmetik
Secara umum, paraben terdapat dalam beberapa produk seperti shampoo, pelumas, farmasi, berbagai produk make up, losyen dan krim wajah, juga pasta gigi dan krim cukur.
Hal yang membuat produk ini jadi berbahaya adalah karena dapat terserap ke dalam tubuh. Jika jumlah paraben dalam tubuh menumpuk, maka ini berpotensi untuk menimbulkan berbagai dampak buruk pada kesehatan tubuh kamu secara umum.
Baca Juga: Bahaya Kosmetik yang Mengandung Merkuri dan Cara Mengenalinya
Awal Munculnya Paranoia Pada Paraben
Ketika membicarakan kewaspadaan masyarakat pada kandungan paraben, maka nggak afdol kalau kita juga enggak cari tahu bagaimana awal mula paranoia pada paraben ini akhirnya terbentuk.
Mulanya, paraben dianggap sebagai agen yang memiliki struktur kimia hampir serupa dengan hormone estrogen, atau yang lebih dikenal dengan agen xenoesterogen.
Nah, estrogen inilah yang kemudian kerap dikaitkan dengan proses pembentukan dan penggandaan sel kanker atau non-kanker dalam payudara.
Seperti rantai domino yang berjatuhan, informasi ini pun merembet pada anggapan bahwa semua produk yang mengandung paraben dianggap dapat meningkatkan risiko terhadap terjadinya kanker payudara.
Tak cuma itu, zat pengawet ini pun kemudian masyarakat yakini dapat menimbulkan reaksi alergi dan meningkatkan sensitivitas terhadap paparan sinar matahari.
Pamor paraben dalam industri kian turun, bahkan kian anjlok setelah sebuah peneliti dari Inggris bernama Philippa Darbre, Ph.D menemukan adanya senyawa paraben pada tumor payudara yang berbahaya.
Berdasarkan penelitian ini pulalah, kemudian ada himbauan untuk membatasi penggunaan paraben dalam formula kosmetik. Namun, tak lama kabar penelitian ini pun akhirnya sampai paa telinga konsumen.
Yang akhirnya berimbas pada penurunan penjualan produk kosmetik secara drastic, dan kemudian menimbulkan banyak kerugian pada perusahaan. Sebagai solusi, kemudian diciptakan berbagai produk yang mengusung konsep organic dan paraben free.
Meski pamornya telah begitu buruk dan adanya penelitian yang menunjukkan keberadaan senyawa paraben dalam tumor payudara, menurut Klikdokter hingga kini masih belum ada penelitian yang lebih relevan terkait dampak buruk kandungan paraben dalam kosmetika pada kulit.
Kandungan Paraben dalam Skincare, Amankah?
Jika tidak ada penelitian yang benar-benar relevan dan mengatakan bahwa penggunaan kandungan paraben dalam kosmetik itu berbahaya, apakah sebenarnya penggunaan kosmetik berkandungan ini dinilai aman?
Well, sayangnya anggapan itu juga tidak bisa dikatakan tepat sasaran. Karena penggunaan paraben ini haruslah diperhatikan baik-baik, yakni kamu tidak boleh menggunakannya dalam kadar yang tinggi dan secara berlebihan.
Penelitian Tahun 2005: Efek Kandungan Paraben dan Fakta sebagai Penyebab Kanker
Kita kembali mengingat penelitian dari Inggris yang dikeluarkan pada tahun 2004 di atas, ternyata setahun setelah penelitian ini dirilis banyak badan riset lain yang akhirnya melakukan studi untuk mengetahui dampak paraben pada tubuh.
Cosmetic Ingredient Review, pada tahun 2005 melakukan penelitian pada beberapa perempuan dan bayi. Dari studi ini ditemukan bahwa kadar paraben yang sangat sedikit / rendah pada produk perawatan tubuh tidak akan menyebabkan dampak buruk pada kesehatan, bahkan tidak akan menimbulkan kanker, lho.
Karena sejatinya zat ini hanya bisa terserap ke dalam tubuh kamu dalam dua cara saja, yakni melalui pori-pori kulit dan mulut kita. Nah, kosmetik memungkingkan kedua proses ini terjadi, jika digunakan sebagai lipstick dan dalam produk-produk perawatan kulit.
Nah, jumlah paraben dalam kadar rendah yang masuk ke dalam tubuh akan termetabolisme sempurna, bahkan sebelum masuk ke sistem peredaran darah. Setelah itu mereka akan dikeluarkan melalui urin kita.
Dari penelitian itu, dikatakan bahwa penggunaan paraben dalam kadar yang kecil akan memiliki kemungkinan sangat rendah untuk menimbulkan masalah kesehatan.
Lalu apakah paraben bisa dianggap aman dan kita bisa dengan bebas menggunakan produk perawatan yang mengandung bahan ini?
Pendapat Organisasi Kesehatan Tentang Paraben dalam Kosmetik
Untuk menjawab pertanyaan di atas, for make sure mari kita lihat berbagai tanggapan dari beberapa organisasi kesehatan di berbagai penjuru dunia tentang penggunaan kandungan paraben dalam kosmetik.
Belakangan, banyak organisasi penelitian Internasional telah melakukan studi tentang penggunaan paraben dan efeknya buat kulit. Di AS, mereka menyebutkan bahwa dari sudut pandang eksperimen dan pengobatan, paraben dalam kosmetik tidak akan mengganggu dan menyebabkan kanker.
Sementara itu, dari organisasi kesehatan di Kanada juga menyatakan pendapat yang hampir serupa. Mereka mengemukakan bahwa belum ada bukti hubungan antara paraben dalam kosmetik dengan kanker payudara.
Kemungkinan Adanya Reaksi Alergi dari Penggunaan Kosmetik Berparaben
Nah, Beautypreneurs, meski ada beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa produk ini aman jika digunakan dalam dosis kecil, terkadang ada kemungkinan timbulnya reaksi alergi pada kulit.
Melansir dari Alodokter, berikut beberapa kemungkinan reaksi alergi atau dermatitis kontak ketika menggunakan kosmetik berparaben:
- Gatal
- Ruam kemerahan
- Kering dan bersisik
- Bengkak
- Nyeri
- Melepuh atau seperti terbakar
Untuk dapat menghindari adanya kemungkinan di atas, kamu bisa melakukan uji tempel terlebih dahulu demi melihat bagaimana reaksi kulit terhadap produk tersebut.
Caranya mudah, cukup oleskan sedikit produk yang mau kamu beli di pergelangan tangan dan tunggu reaksi sampai 48 jam. Jika tak ada gejala negatif yang muncul, kamu bisa melanjutkan penggunaan produk, begitupula sebaliknya.
Jadi, Apakah Paraben dalam Kosmetik itu Berbahaya?
Setelah uraian panjang di atas, kamu pasti menyadari bahwa dari segi studi terminologis oleh para ahli penggunaan paraben dalam kosmetik ini enggak seberbahaya yang kita pikirkan sebelumnya.
Sebab, kadang dalam produk kosmetik organic pun bahan ini juga digunakan sebagai pengawet, lho. Karena bahan alami seperti kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran juga ada yang bisa memproduksi paraben secara alami.
Meski tidak begitu berbahaya sampai menimbulkan kanker, tapi kamu harus memperhatikan bagian pentingnya:
penggunaan paraben dalam kadar rendahlah yang aman
Sementara kalau kamu memiliki kulit yang tergolong sensitif atau hypersensitive. Maka sebaiknya untuk mencoba melakukan test patch terlebih dahulu sebelum benar-benar menggunakan paraben pada wajah. Karena bisa saja zat ini akan membuat kulit jadi alergi
3 Jenis Paraben yang Paling Banyak Digunakan dalam Produk Kosmetik
Seperti dalam penjelasan sebelumnya, paraben memiliki beberapa jenis. Namun, nggak semuanya bisa kamu gunakan dalam produk perawatan kecantikan atau kosmetika. Nah, berikut ini ada 3 jenis kandungan paraben dalam kosmetik yang paling sering digunakan.
Ethylparaben
Jenis yang pertama adalah ethylparaben yang sebenarnya tergolong aman digunakan. Namun, tetap dalam kadar yang terkontrol dan jumlah yang sedikit, ya, Guys!
Penggunaan jenis paraben ini akan membantu mengontrol pertumbuhan jamur dan bakteri pada isi kosmetik. Sehingga kualitas dan ketahanan produk akan bertahan lebih lama.
Sayangnya, jika digunakan dalam kadar yang terlalu tinggi atau secara berlebihan penggunaan ethylparaben bisa menyebabkan masalah tersendiri pada kulit. Yakni dapat menyebabkan kulit wajah jadi mudah teriritasi dan lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Butylparaben
Jenis paraben kedua adalah butylparaben, yang juga tergolong aman kalau kamu hanya menggunakannya dalam produk perawatan kecantikan dengan kadar 0,05 persen.
Namun, kalau kamu memiliki jenis kulit yang sensitif, butylparaben mungkin tidak terlalu dianjurkan. Karena bisa membuat kulit lebih mudah teriritasi, seperti kemerahan bahkan menimbulkan rasa tidak nyaman pada kulit.
Propylparaben
Jenis yang ketiga dari kandungan paraben dalam skincare adalah propylparaben. Untuk jenis ini, kamu dapat menemukannya dengan mudah dalam produk yang berbahan dasar air.
Propylparaben mungkin bisa terbilang lebih aman daripada dua jenis sebelumnya, karena zat paraben ini mudah larut dalam air dan tidak akan bertahan lama di atas kulit.
Well, itu adalah beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang kandungan paraben dalam kosmetik. Dari ulasan di atas, mungkin zat ini ggak akan menyebabkan masalah serius kalau kamu menggunakannya dalam kadar yang aman dan sesuai standar yang ada.
Nah, sampai sini dulu artikel kita kali ini, semoga cukup membantu!