Kenali Tanda Ad Fatigue, Saat Pelanggan Bosan dengan Iklan Produkmu

Pengiklanan merupakan salah satu cara paling efektif untuk memasarkan produk. Baik pengiklanan secara tradisional melalui media cetak hingga radio dan televisi, maupun pengiklanan secara digital melalui media sosial maupun Google ads. Namun, Kamu perlu berhati-hati dengan adanya ad fatigue.

Sesuai dengan Namanya, ad fatigue merupakan suatu kelelahan yang dialami target audiens Kamu dengan iklan yang mereka lihat. Ad fatigue ini sangat perlu untuk diperhatikan, jika tidak performa iklan yang kamu pasang di media mana pun tidak akan mampu mencapai target yang diharapkan. Bahkan, hal ini membuat strategi pemasaran yang kamu gunakan dan laukan menjadi sia-sia karena target audiens tidak tertarik dengan iklan Kamu.

Salah satu tanda ad fatigue yaitu jika saat ini kamu merasa startegi iklan yang sedang kamu gunakan tidak memberikan hasil penjualan maksimal. Namun, tenang saja karena ad fatigue ini masih dapat diatas melalui beberapa cara dan metode tertentu.

Kamu perlu berupaya untuk menghindari hal ini, salah satu caranya yaitu dengan mengtahui tanda-tanda terjadinya ad fatigue. Kemudian menemukan metode yang tepat untuk mengatasinya.

Namun, sebenarnya apa itu ad fatigue? Apa saja tanda-tanda dan ciri terjadinya ad fatigue? Dan bagaimana cara mengatasi ad fatigue? Mari simak artikel berikut ini.

Apa Itu Ad Fatigue?

Secara singkat, ad fatigue adalah kelelahan iklan. Di mana target audiens sering melihat iklan yang Kamu tawarkan sehingga mereka bosan dan berhenti memperhatikannya.

Kelelahan iklan ini akan menyebabkan audiens kehilangan ketertarikan sehingga engagement rate atau interaksi antara iklan Kamu dan audiens menjadi rendah. Hal ini tentu akan berdampak negative terhadap bisnis Kamu.

Selanjutnya, akan membaut kampanye pemasaran menjadi kurang bahkan tidak efektif, pengguna berpindah ke iklan pemasaran lain, dan pada akhirnya merugikan bisnismu. Sebab tidak mampu mendapatkan return on investment (ROI) yang positif sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dampak yang terlihat dan mungkin dirasakan oleh suatu brand atau perusahaan ketika terjadi fenomena ad fatigue yaitu angka click through rate (CTR) meurun.

Angkat CTR yang menurun ini dapat menyebabkan penurunan ROI secara siginifikan, engagement rate menjadi rendah, efektivitas campaign tiadk berjalan normal, dan konversi penjualan pun jatuh.

Pada dasarnya, tujuan dari kegiatan periklanan yaitu untuk mengubah target audiens menjadi pelanggan potensial. Hal ini tentu tidak akan dapat terwujud jika Kamu terus dan selalu menayangkan iklan yang sama dan secara berlebihan kepada audiens yang sama. Hal ini akan membuat kualitas iklan Kamu menjadi rendah.

Oleh karena itu, Kamu harus memantau secara berkelanjutan terhadap perkembangan iklan yang kamu pasang. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya ad fatigue.

Jika Kamu mengetahui kelelahan iklan sejak dini pada iklan Kamu, Kamu dapat memutar otak untuk membuat strategi baru untuk pemasaran produk Kamu.

Tanda dan Ciri Terjadinya Ad Fatigue

rekomendasi aplikasi crm terbaik

Dari definisi di atas tentu, kamu sudah dapat membayangkan dampak besar yang ditumbulkan oleh fenomena ad fatigue jika tidak segera ditangani. Untuk mengantisipasi terjadinya kelelahan iklan ini maka kamu perlu mengenali tanda dan ciri terjadinya ad fatigue.  

Saat kinerja pemasaran menurun, mungkin kamu telah menduga bahwa salah satu penyebabnya yaitu ad fatigue yang membuat audiens merasa bosan dengan iklan yang kamu tayangkan.

Namun, kamu tidak sepenuhnya yakin bagaimana cara medetksi tanda dan ciri terjadinya ad fatigue. Berikut ini merupakan beberapa tanda dan ciri umum terjadinya kelelahan iklan atau ad fatigue yang harus kamu ketahui.

Angka CTR untuk Iklan yang Rendah

Click through rate (CTR) yaitu rasio jumlah klik tayang yang merupakan salah satu metrik penting untuk mengukur terjadinya ad fatigue. CTR dapat menunjukkan seberapa menarik iklan yang kamu tayangkan.

Apakah iklan tersebut dapat atau cukup meyakinkan untuk mendorong audiens beralih ke tahapan pemasaran selanjutnya. Yakni, apakah iklan tersebut efektif untuk melakukan branding bisnismu, atau justru sebaliknya.

Angka CTR dari sebuah iklan dalam periode waktu tertentu dapat dijadikan pertimbangan untuk mendeteksi Ads Fatigue. Jika seiring berjalannya waktu angka CTR terus menerus menurun maka dapat dipastikan audiens Kamu mengalami Ads Fatigue.

Sementara angka CTR yang tinggi dapat menunjukkan bahwa engagement iklan kamu mampu memberi hasil yang bagus. Sebaliknya, apabila angka CTR rendah maka audiens tidak tertarik pada iklan yang kamu buat atau kamu tayangkan.

Apabila angka CTR terus mengalami penurunan maka iklan tersebut terbilang sudah tidak lagi efektif dalam menarik audiens. Walau sekadar untuk mengklik dan mencari informasi lebih lanjut tentang kampanye pemasaran produkmu.

Hal ini berarti, iklan kamu membuat audiens bosan dan mereka tidak lagi mau memberi perhatian terhadap brand atau produkmu.

Angka CTR yang terus menurun juga dapat menjadi tanda jika strategi pemasaran yang dijalankan kurang efektif. Kamu dapat melakukan evaluasi dengan mencoba berbagai metode pemasaran digitallainnya seperti, video marketing, digital ads, Email Marketing, dan metode lainnya.

Bounce Rate Tinggi

Selanjutnya, kamu bisa mengenali tanda ad fatigue ini dari bounce rate. Fyi, nih, bounce rate adalah sebuah nilai yang digunakan untuk mengukur persentase pengunjung yang langsung meninggalkan halaman website tanpa mengeksplor isi dari website tersebut. Atau sederhananya, hanya masuk dan tidak melakukan kegiatan apa pun. 

Apabila halaman penjualan pada website Kamu mengandung iklan dan bounce rate untuk halaman tersebut sangat tinggi maka dapat dipastikan jika pengunjung websiteKamu sedang mengalami ad fatigue. 

Bounce rate yang tinggi menkamukan pengunjung tidak tahan atau tidak betah untuk berlama-lama di website kamu. Hal tersebut dapat dikarenakan konten promosimu tidak sesuai dengan ekspektasi mereka, desain atau tampilan toko tidak user-friendly, atau berbagai masalah teknis lainnya.

Ini dapat berimbas pada proses akuisisi target audiens yang menurun. Dampaknya dapat dirasakan pada konversi penjualan yang kecil, sehingga keuntungan atau profit yang didapatkan perusahaan juga akan menurun secara signifikan.

Impresi Iklan yang Rendah

Algoritma media sosial diatur sedemikian rupa, sehingga hanya kontem yang paling relevan yang akan muncul pada bagian atas. Hal ini juga berlaku untuk iklan yang kamu buat.

For your information, nih, impresi sendiri merupakan metrik yang berguna untuk mengukur jumlah tayangan dari sebuah iklan. Jika angka impresi tinggi, maka iklan yang ditayangkan dinilai menarik dan telah dilihat oleh banyak audiens atau pengunjung.

Seperti yang kamu tahu, impresi ini juga masih memiliki kaitan erat dengan CTR. Jika angka impresi rendah maka secara otomatis angka klik juga rendah sehingga CTR akan menurun.

Oleh karena itu, jika iklan yang Kamu pasang pada websiteatau media sosial memiliki impresi yang kecil, dapat dipastikan bahwa ad fatigue sedang terjadi pada iklan yang Kamu tayangkan. 

Impresi yang rendah juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur sedikitnya atau rendahnya interaksi yang dilakukan audiens dengan konten iklan yang terpasang. Hal tersebut dapat dijadikan indikasi jika audiens sudah mulai bosan atau jenuh dengan konten iklan Kamu yang hanya begitu-begitu saja.

Interaksi (Engagement) Pada Konten Iklan Sangat Sepi

Ciri atau tanda ad fatigue yang terakhir yaitu engagementpada konten iklan sangat sepi. Engagement juga dapat kita artikan sebagai bentuk komunikasi dua arah atau komunikasi interaksional.

Jadi, engagement ini dapat mengukur interaksi antara audiens dengan konten iklan penawaran yang Kamu buat.

Adapun indikator suatu engagement yaitu dapat diukur dengan berapa lama audiens membaca konten iklan penawaran yang kamu buat. Serta seberapa banyak audiens yang menyukai dan berkomentar pada konten iklan penawaran tersebut.

Makin tinggi suatu engagement suatu konten maka konten iklan Kamu juga semakin sukses.

Kunci dari komunikasi interaktif atau komunikasi dua arah yaitu adanya umpan balik (feedback) dan interaksi terhadap konten yang Kamu tayangkan.

Konten iklan yang baik, biasanya memiliki engagementyang tinggi yang artinya interaksi yang dilakukan audiens terhadap konten iklan sangat banyak seperti memberikan likes, share, komentar, bookmark, dan lainnya. 

Kamu perlu berhati-hati jika tenyata konten iklan yang Kamu tayangkan tidak mampu mengundang engagementyang tinggi. Hal ini karena engagementyang rendah dapat terjadi karena audiens Kamu mengalami ads fatigue.

Ini nantinya yang akan membuat audiens semakin enggan melakukan interaksi dengan konten maupun iklan produkmu.

Cara Mengatasi Ad Fatigue

Sebenarnya untuk mengatasi ads fatigue ini Kamu tidak membutuhkan banyak usaha. Hal ini karena, terkadang kamu hanya perlu melakukan perubahan sederhana untuk memperbaruai tampilan atau desain iklan yang Kamu tayangkan.

Adapun berikut ini cara yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi ad fatigue untuk menyegarkan konten iklan pemasaran produkmu. Dengan begitu, audience pun akan jauh lebih mudah menerima promosi dan mungkin tertarik melakukan pembelian.

Menerapkan Konsep Psikologi Marketing Pada Iklan

Apabila kamu ingin menarik perhatian target audiens, ada baiknya kenali dan pahami audiens. Mengenali dan memahami audiens ini berguna untuk memaksimalkan strategi pemasaran terutama strategi pemasaran psikologi marketing.

Sementara itu, psikologi marketing adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang digunakan untuk memahami kebiasaan konsumen saat mereka memutuskan untuk membeli suatu produk.

Melalui penerapan konsep ilmu psikologi marketing ini, perusahaan akan lebih mudah untuk mengetahui kebiasaandari konsumen mereka dan menyesuaikannya dengan strategi iklan yang akan digunakan.

Ubah Dominasi Warna Pada Iklan Secara Berkala

Manusia merupakan makhluk visual yang Sebagian besar reseptor sensorik ada di mata. Oleh karena itu, agar audiens Kamu tidak cepat bosan dan jenuh dengan konten yang Kamu sajikan, buatlah beberapa variasi latar belakang (backgroung)warna iklan untuk digunakan bergantian secara berkala. 

Memperbarui warna pada konten iklan akan dapat memberikan kesan yang otentik, tidak monoton, segar, dan tidak mainstream. Kamu juga dapat menyesuaikan background warna iklan Kamu dengan target audiens masing-masing.

Misalnya, jika target audienmu adalah remaja maka dapat menggunakan warna-warna pastel yang ceria dan unik, seperti pink, atau warna pastel lainnya. Warna yang disukai oleh target audiens dapat mendorong mereka untuk melihat iklan lebih lama bahkan melakukan tindakan berupa pembelian.

Memantau Ads Campaign Secara Berkala

Ketika iklan penawaran Kamu sudah naik, bukan berarti tugas Kamu telah selesai. Hal pertama yang dapat dilakukan untuk menghindari ad fatigue yaitu dengan terus melakukan monitoring atau pemantauan terhadap performa iklan dari waktu ke waktu.

Dalam monitoring ini Kamu perlu memastikan metrik-metrik penting (seperti engagement rate, impresi, dan CTR) yang sudah disebutkan sebelumnya tercatat setiap waktu.

Ketika sudah terjadi perubahan yang cukup signifikan, Kamu harus siap untuk melakukan perbaikan terhadap konten iklan tersebut.

Menerapkan Copywriting yang Menarik

Copywriting yang menarik memiliki peran yang sangat besar dalam hal persuasi pembaca. Penggunaan kalimat atau kata yang laus dan tidak terkesan memaksa, dinilai lebih mampu untuk menghipnotis para audiens.

Menggunakan copywritingyang tepat sasaran pada target audiens serta menambahkan kata-kata yang sedikit mengandung clickbait akan membuat calon konsumen penasaran terhadap produk dan ingin mencobanya. Hal ini tentu akan berakhir pada tindakan pembelian.

Ingin tahu bagaimana cara membuat copywriting yang menarik? Simak di sini!

Menjalankan Strategi A/B Testing Pada Iklan

A/B testing adalah sebuah strategi untuk membandingkan dua pilihan dari sisi tampilan iklan dan fungsinya sebelum secara resmi diunggah pada website atau media sosial.

Melalui A/B testing, kamu dapat mengetahui jenis iklan mana yang paling audience minati. Misalnya dengan melihat jumlah like, komentar, dan berapa banyak konten tersebut mereka bagikan.

Hal ini berguna untukmu menciptkan konten iklan yang menarik dan fresh. Sehingga audiens tidak merasa bosan dan jenuh pada iklan yang kamu tampilkan.

Baca Juga: 15 Rekomendasi AB Testing Tools yang Wajib Kamu Tahu, Apa Saja?

Nah, itu adalah fenomena kelelahan atau rasa jenuh audience terhadap iklan produkmu, alias ads fatigue. Karena hal ini sangat rawan terjadi, kamu harus berhati-hati dan selalu kreatif dalam membuat konten promosi. Dengan begitu, brand kosmetikmu akan mudah masyarakat terima dan mereka akan lebih tertarik dengan iklan buatanmu.

About Author

Mash Moshem Indonesia

PT. Mash Moshem Indonesia merupakan perusahaan jasa pembuatan kosmetik private label yang telah beroperasi sejak tahun 2011

Related posts

Leave a Comment