Yakin, Kosmetikmu Bebas Pengawet Berbahaya? Cek Penjelasannya Berikut Ini!
Pada setiap produk kosmetika tentu tertera tanggal expired. Masa expired atau kadaluarsa ini bertujuan untuk mengetahui umur penggunaan kosmetik. Bagaimana sebuah kosmetik bisa memiliki masa pakai hingga beberapa bulan bahkan tahun? Jawabannya, karena penggunaan pengawet dalam kosmetik.
Ya. Penggunaan pengawet dalam kosmetik diperlukan untuk menghindari produk dari kerusakan dan pertumbuhan bakteri. Karena jika bakteri sudah masuk dan berkembang, umur kosmetik akan menjadi sangat pendek dan akhirnya tidak bisa digunakan lagi.
Padahal untuk membuat kosmetik diperlukan waktu yang cukup lama dan usaha yang besar. Jika jadinya cepat rusak dan akhirnya terbuang, tentu terasa sia-sia, bukan?
Penting untuk diketahui, pemilihan pengawet dalam kosmetik ini haruslah selektif dan pastikan aman, agar tidak berbahaya bagi kulit. Nah, untuk mengetahui detail tentang pengawet dalam kosmetika, kamu perlu membaca artikel ini sampai habis.
Agar kamu bisa memutuskan, manakah pengawet yang baik untuk produkmu, dan manakah pengawet berbahaya yang perlu dihindari. Yuk, kita simak!
Pentingkah Pengawet dalam Kosmetik? Apa yang Terjadi Jika Tidak Ada Pengawet dalam Kosmetik?
Lemak dan minyak merupakan bahan utama pada kosmetik yang mudah ditumbuhi mikroorganisme, baik bakteri, amuba, maupun jamur. Hal ini bisa merusak bahan sehingga dapat menyebabkan perubahan pada bau dan warna.
Untuk menanggulanginya, diperlukan zat pengawet. Jadi, pengawet (preservatives) adalah bahan tambahan yang digunakan untuk memperpanjang umur simpan produk, yang cara kerjanya menghambat atau mematikan mikroba.
Pengawet dalam kosmetik bertujuan agar kosmetik bertahan dalam jangka waktu yang lama. Adanya bahan ini dapat bekerja sebagai anti kuman sehingga bisa menangkal terjadinya bau tengik karena aktivitas mikroba, sehingga kosmetik menjadi lebih stabil.
Ketika tidak ada pengawet dalam kosmetik, mikroba cenderung terbentuk, tumbuh, dan berkembang. Jika kamu menyimpan kosmetik bebas pengawet dalam lemari es, kosmetikmu hanya akan bertahan selama sekitar lima hari kemudian akan rusak.
So, pengawet dalam kosmetik sangat penting perannya untuk menjaga kualitas dan masa guna kosmetik.
Pengawet Alami dan Organik Apakah Ada?
Vitamin dan minyak esensial seperti vitamin E, ekstrak biji anggur, ekstrak rosemary, dan minyak pohon teh merupakan bahan alami yang dapat digunakan sebagai pengawet karena sifatnya bisa menangkal bakteri, sehingga membuat produk kosmetik menjadi tahan lama.
Namun, kelemahan pengawet alami ini harus digunakan dengan dosis tinggi agar hasilnya maksimal, sedangkan hal ini dapat memicu iritasi pada kulit.
Apa Saja Pengawet yang Aman untuk Kosmetik?
Pengawet yang aman untuk kosmetik beragam jenisnya. Berikut merupakan contoh-contoh bahan pengawet yang aman untuk kulit.
1, 2-Hexanediol
Bahan ini merupakan jenis pengawet sintetis, pengental, humektan, dan kondisioner. Bahan ini dapat membawa bahan-bahan lain untuk melewati skin barrier hingga ke aliran darah. Tidak terdapat manfaat langsung untuk kulit dan tidak mengakibatkan sensitivitas.
Boric Acid
Bahan ini memiliki manfaat sebagai anti jamur, namun dapat menyebabkan iritasi ringan pada kulit yang sensitif.
Ethylhexylglycerin
Bahan ini berfungsi sebagai pelembut kulit sintetis yang juga digunakan sebagai bahan pengawet dan zat pensuspensi untuk bahan pengawet lainnya.
Hoelen
Hoelen adalah jamur yang tumbuh di bawah tanah pada akar pinus dan pohon-pohon lain yang memiliki sifat pengawet, menenangkan, dan mengikat air ketika dioleskan pada kulit.
Sodium hydroxymethylglycinate
Jenis pengawet yang aman selanjutnya adalah Sodium hydroxymethylglycinate. Bahan ini berasal dari asam amino dan digunakan sebagai pelembut kulit dan pengawet.
Sorbic acid
Jenis pengawet dalam kosmetik yang aman selanjutnya adalah sorbic acid. Bahan ini berfungsi sebagai pengawet yang berasal dari abu gunung yang juga diproduksi secara sintetis.
Zinc gluconate
Merupakan jenis pengawet yang aman, terbuat dari asam ringan yang dihasilkan dari glukosa gula.
Sodium benzoate
Berasal dari garam asam benzoat yang digunakan sebagai pengawet yang aman dalam kosmetik. Penggunaan bahan pengawet ini juga sangat umum dalam industri kecantikan, tak hanya skincare, tapi juga dalam produk-produk perawatan rambut dan dekoratif.
Phenoxyethanol
Bahan ini termasuk pengawet sintetis yang banyak digunakan dalam produk kosmetik. Bahan ini bekerja dalam formula dan rentang pH, serta memiliki aktivitas spektrum luas terhadap banyak patogen dan bersifat stabil dalam sediaan produk.
Propylene Glycol
Bahan ini berupa zat cair sintetis yang menyerap air, tidak berwarna, dan tidak berbau. Manfaatnya untuk menyerap air berlebih sekaligus menjaga kelembaban.
Apa Saja Pengawet yang Tidak Aman untuk Kosmetik dan Perlu Dihindari?
Terdapat beberapa jenis pengawet yang tidak aman untuk kulit yang bisa menyebabkan dampak-dampak tertentu, seperti iritasi, rasa terbakar, ruam, hingga potensi kanker. Untuk itu, kamu perlu tahu dan menghindarinya. Pengawet yang tidak aman tersebut diantaranya sebagai berikut.
Formaldehyde
Formaldehyde dan formaldehyde-releasing preservatives (FRP’s) merupakan bahan pengawet yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri pada kosmetika. Namun perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan reaksi alergi.
Fragrance
Fragrance atau parfum pada penggunaan skincare sebaiknya dihindari. Karena bahan ini dapat menyebabkan sakit kepala, alergi, asma, gangguan pernapasan hingga merusak sistem reproduksi, bahkan kanker.
Fragrance mengandung bahan yang dapat mengganggu produksi androgen, keseimbangan hormon perempuan, gangguan metabolisme, dan resistensi insulin.
Oxybenzone
Bahan ini merupakan bahan kimia risiko tinggi. Kandungan ini dapat menyebabkan gangguan sistem hormon bahkan meningkatkan risiko kanker kulit.
Toluene
Bahan ini merupakan bahan kimia yang biasa digunakan untuk cat kuku dan pewarna rambut. Bahan ini dapat menjadi racun bagi sistem kekebalan tubuh bahkan menyebabkan cacat lahir. Sebab, kandungan ini merupakan pelarut petrokimia yang mudah menguap.
Diazolidinyl Urea
Diazolidinyl Urea memang dapat menjaga kamu dari bahaya mikroba, tetapi bahan ini memiliki sifat karsinogenik dan memiliki efek samping seperti iritasi kulit serta alergi.
Tahukah Kamu bahwa Antioksidan Tidak Termasuk Pengawet?
Ketika kosmetik bertemu dengan oksigen, kerusakan dan degradasi bahan dapat terjadi. Beberapa produk menggunakan antioksidan sebagai pengawet karena antioksidan dianggap dapat melindungi kosmetik dari oksidasi.
Namun faktanya, manfaat utama antioksidan adalah melindungi dari kerusakan akibat radikal bebas, namun tidak mencegah pembentukan bakteri. Jadi antioksidan bukanlah pengawet.
Vitamin C dan antioksidan lainnya umumnya dipasarkan sebagai pengawet alami, tetapi hal ini tidaklah benar. Fungsi zat tersebut adalah untuk memerangi stres oksidatif ketika ada banyak radikal bebas.
Antioksidan dalam perawatan kulit melawan oksidasi, tetapi antioksidan tidak mencegah bakteri merusak kosmetik. Jadi, jangan mengandalkan antioksidan sebagai pengawet alami untuk kosmetikmu.
Mengapa Paraben Menjadi Kontroversi?
Penggunaan paraben dalam industri kosmetik terbilang cukup kontroversial. Sebagai contoh, kamu akan sering menemukan artikel yang menyebutkan ‘bahaya-bahaya’ paraben untuk kulit.
Jenis kandungan yang termasuk dalam kelompok paraben adalah butylparaben, isobutylparaben, propylparaben, methylparaben, dan ethylparaben.
Paraben digunakan karena bahannya yang lembut, tidak peka, dan sangat efektif dibanding jenis pengawet lainnya. Paraben dapat mencegah pertumbuhan bakteri serta jamur yang dapat mempengaruhi kualitas produk.
Namun, paraben sendiri memiliki unsur kimia yang terbilang mirip dengan estrogen. Yakni hormon yang dapat menyebabkan penggandaan sel payudara, baik sel normal maupun kanker.
Itu sebabnya terdapat penelitian tentang kaitan antara paraben dengan risiko kanker. Namun, studi yang menyebutkan paraben dapat memicu kanker masih terbatas.
Dalam studi tersebut menunjukkan adanya kandungan paraben dalam tubuh penderita kanker, bukan menunjukkan bahwa parabenlah yang menjadi pemicu kemunculannya.
Selain itu, paraben pun juga diklaim sulit untuk mengendap dalam tubuh manusia. Sebab zat ini mudah terbuang oleh cairan urin.
Sampai saat ini, paraben yang terkandung dalam produk kosmetik masih dinilai aman untuk dipergunakan. Lembaga pengawas makanan dan kosmetik di berbagai negara, termasuk BPOM masih mengizinkan penggunaan paraben, namun tentu saja dalam dosis tertentu yang sudah ditentukan.
Walaupun paraben dianggap aman, sebaiknya kamu tetap berhati-hati dalam penggunaannya, terutama jika memiliki jenis kulit sensitif ataupun memiliki riwayat alergi terhadap pemakaian produk kosmetik.
Dapatkah Menciptakan Kosmetik yang Aman dan Berijin Edar BPOM?
Nah, beautypreneurs, sebagai orang yang tertarik dengan penciptaan produk kosmetik, kamu tentu bisa mempertimbangkan pengawet aman dan bebas dari pengawet berbahaya yang bisa kamu gunakan untuk terciptanya produk terbaik.
Bersama Mash Moshem Indonesia, kamu bisa menciptakan dan mengembangkan produk kosmetik baru dengan menggunakan pengawet yang aman.
Mash Moshem Indonesia bisa membantumu menciptakan produk yang sesuai dengan minatmu. Seperti produk-produk perawatan kecantikan kulit wajah, perawatan rambut, dan berbagai jenis makeup serta wewangian.
Adapun keuntungan lain yang kamu dapatkan jika menggunakan jasa maklon di Mash Moshem Indonesia adalah bebas proses pengurusan surat legalitas.
Tim profesional kami akan mengurus legalitas BPOM, sehingga produkmu dapat dengan aman diperjualbelikan di pasaran. Selain itu, kamu juga bisa mengurus sertifikasi tambahan lain, seperti HaKI, Halal, klaim produk Vegan, hingga HSA.
Sejalan dengan pengurusan legalitas oleh tim kami, kamu dapat berdiskusi secara aktif dengan tim desain untuk merancang kemasan terbaik untuk produk terbaikmu.
Nah, setelah membaca uraian di atas, apakah kamu berminat untuk menggunakan jasa maklon Mash Moshem Indonesia? Yuk, klik tombol di bawah untuk mulai berkonsultasi dengan tim pemasaran kami!