Strategi Psikologi Warna dalam Kosmetik, Ini Jenis dan Maknanya

Membangun bisnis kosmetik, tidak bisa lepas dengan yang namanya branding. Soalnya, branding bertujuan untuk meningkatkan brand awareness, sehingga konsumen akan mengenali bisnis kamu. Salah satu aspek branding yang penting adalah pemilihan strategi psikologi warna dalam kosmetik.
Warna bukan sekadar hiasan visual atau pilihan estetika semata, tapi jadi alat komunikasi yang kuat terhadap konsumen. Setiap warna yang kamu pakai dalam bisnis, punya makna tersendiri yang bisa memengaruhi persepsi sampai keputusan pembelian konsumen.
Jadi, pastikan kamu paham strategi psikologi warna dalam kosmetik agar branding yang dijalankan berhasil. Bukan cuma meningkatkan brand identity saja, tapi juga efektif tingkatkan penjualan. Yuk, simak pembahasannya pada artikel ini!
Hubungan Strategi Psikologi Warna dalam Marketing Bisnis Kosmetik
Strategi psikologi warna merupakan strategi pemasaran yang menggunakan penggunaan jenis warna tertentu untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen.
Menurut beberapa hasil studi, psikologi warna jika diterapkan dalam strategi marketing dapat memberikan pengalaman yang berbeda-beda. Karena tiap warna dapat merepresentasikan makna yang beragam, sehingga menyebabkan reaksi yang beragam pula bergantung dari audience yang melihat.
Hal inilah yang akhirnya dapat memberikan persepsi berbeda tiap brand di mata konsumen. Karenanya tidak sedikit pebisnis dan brand besar yang telah mempelajari lebih banyak mengenai psikologi warna dan pengaruhnya dalam marketing.
Baca Juga: Pentingnya Warna dalam Desain Kosmetik, Brand Owner Wajib Paham!
Selain itu, tak sedikit pula brand yang mempercayai bahwa warna mempengaruhi tim pemasaran mereka. Dengan mempelajari bagaimana penerimaan audiens mengenai suatu warna, kamu akan lebih mudah untuk mengomunikasikan brand-mu kepada mereka.
Meski begitu, perhatikan pula bahwa tiap orang memaknai warna dengan cara yang berbeda. Pemaknaan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh referensi pribadi, pengalaman, pendidikan, budaya, dan berbagai konteks kompleks lainnya.
Bahkan, tidak sedikit juga orang yang meremehkan teori dan penerapan strategi psikologi warna ini. Sebab, belum tentu juga warna-warna tertentu mampu membangkitkan semacam emosi atau kesan tertentu, sehingga pasar menyukai brand kosmeitkmu.
Meski begitu, tidak ada salahnya untuk tetap menyimak konsep psikologi warna ini. Soalnya, dengan memperbanyak pengetahuanmu mengenai strategi marketing, maka akan semakin baik pula buatmu untuk menyusun rencana pemasaran yang matang.


Jenis Warna dan Maknanya dalam Branding Kosmetik
Ada banyak alasan mengapa memilih warna yang tepat untuk brand kosmetikmu menjadi hal yang harus diperhatikan. Selain menjadi pembeda dengan produk kompetitor, warna juga bisa memberikan kesan tersendiri kepada konsumen.
Nah, lantas apa saja jenis psikologi warna dan maknanya dalam branding? Langsung simak penjelasannya sampai habis, ya!
Warna Kuning
Ketika melihat warna kuning apa yang pertama kali kamu pikirkan? Tentu warnanya yang terang, mencolok, dan sangat fresh.
Menggunakan warna ini dalam strategi psikologi warna pada branding akan mendapatkan kesan yang ceria pada konsumen. Karenanya banyak produk-produk kecantikan dengan target pasar anak muda akan cenderung menggunakan warna ini ke dalam logo, kemasan, hingga desain pemasaran produk.
Tak hanya melambangkan keceriaan atau semangat saja. Warna kuning juga kerap dikaitkan dengan perasaan optimis dan kehangatan. Untuk itu, kalau kamu ingin menciptakan kesan saling mendukung dan menguatkan, kamu bisa menggunakan warna ini dalam campaign.
Warna Jingga
Jingga merupakan jenis warna yang bisa memberikan kesan menenangkan, antusiasme, juga bisa merepresentasikan kreativitas. Bahkan, tak sedikit juga orang yang merepresentasikan warna ini dengan kesan “fun”.
Sebagai contoh, penggunaan warna orange ini juga ada pada brand produk bayi. Warnanya yang mencolok bisa menarik audience, juga memberikan kesan petualangan dan antusiasme.
Kalau kamu memiliki brand kosmetik dengan kesan serupa, tak ada salahnya untuk mempertimbangkan penggunaan warna orange/jingga sebagai strategi psikologi warna untuk brand kosmetikmu.
Meski begitu, warna orange juga gampang tenggelam pada komposisi warna yang terlalu gelap. Alangkah penting untukmu menyeimbangkan semua komponen dalam desain, sehingga warna orange bisa on point.
Warna Merah
Warna merah memiliki daya tarik yang cukup kuat. Bahkan rasanya ketika membuat desain promosi, tak perlu banyak komposisi macam-macam, kamu bisa menarik perhatian audience lewat warnanya yang mencolok.
Namun merah juga kerap digunakan dalam merepresentasikan sesuatu yang berani, seksi, dan ambisius. Apalagi, beberapa brand kosmetik yang menggunakan konsep serupa kerap memakai warna merah ke dalam branding mereka.
Sebagai contoh, ada sebuah brand kosmetik yang mengeluarkan produk mayoritas warna merah, maka akan terkesan lebih berani dan seksi, kan?
Sudah bisa kamu tebak, bahwa tak sedikit juga poster promosi dari brand menggunakan warna merah. Kesan psikologis warna merah juga cocok dengan kampanye brand yang mengajak perempuan untuk berani dan percaya diri mengekspresikan diri mereka.
Warna Ungu
Strategi psikologi warna ungu dalam brand kosmetik cukup menarik, lho. Warna ini bisa memacu daya imajinasi konsumen kamu. Tak hanya itu, warna ungu biasanya juga memiliki kesan nyentrik, lucu, dan misterius.
Hal inilah yang akhirnya membuat banyak produk kosmetik, khususnya yang menargetkan para pecinta 90’s style, kerap menggunakan warna ini dalam shade produk mereka.
Tak hanya itu, karena melambangkan kreativitas, tak sedikit pula brand-brand fashion dan berbagai bisnis di bidang entertainment yang menggunakan ungu ke dalam strategi psikologi warna untuk brand mereka.
Warna Biru
Selanjutnya adalah warna biru yang umumnya banyak ditemukan dalam branding bisnis kesehatan, teknologi, hingga di bidang kimia.
Kok bisa kebetulan begitu, ya? Sebenarnya hal ini terjadi bukan tanpa alasan karena pada dasarnya warna biru ini memiliki makna yang menenangkan, dapat terpercaya, dan higienis.
Pemahaman ini juga bisa ada karena banyak rumah sakit, klinik laboratorium, serta tempat sejenisnya menggunakan warna biru dan putih sebagai dekorasi, juga branding.
Kamu pun bisa menggunakan warna sejenis ke dalam brand kosmetikmu. Sifatnya yang menenangkan dan terpercaya, kamu bisa memberikan kesan serupa pada brand kosmetikmu.
Warna Hijau
Kalau ngomongin soal warna hijau, apa yang kesan terdekat yang bisa kamu bayangkan? Yap! Suasana yang sejuk, tenang, dan berbau alami.
Bisa dipastikan akan ada banyak orang yang setuju dengan pendapat tersebut. Sama halnya dengan brand-brand kosmetik organic yang mengusung konsep back to nature. Bahan yang digunakan berasal dari bahan organic dan dikemas ramah lingkungan.
Kalau kamu memiliki brand skincare sejenis, yang menggunakan bahan alami, mengkampanyekan kegiatan menjaga lingkungan, dan lainnya. Strategi psikologis warna yang bisa kamu pakai pada brand-mu adalah warna hijau.
Warna Monokrom
Tak hanya terdiri dari warna hitam dan putih aja, abu-abu bisa masuk ke dalam kategori ini, lho.
Penggunaan warna monokrom bisa memberikan kesan tertentu pada brand kosmetikmu. Termasuk kesan simple, gentle, maskulin, professional, ketenangan, dan kredibilitas.
Karenanya ada banyak produk men’s grooming yang menggunakan warna-warna monokrom ke dalam aspek branding mereka. Baik logo, kemasan produk, hingga desain pemasaran brand kosmetik mereka.
Kamu juga bisa menggunakan warna ini untuk brand kosmetikmu. Tak hanya produk pria, kamu juga bisa memberikan desainnya untuk produk kosmetik perempuan, namun dengan beberapa penyesuaian. Seperti pada font, pilihan sisipan warna, dan banyak lainnya.


Tips Pilihan Warna untuk Brand Kosmetik
Nah, setelah mengetahui berbagai jenis strategi psikologis warna dan hubungannya dengan marketing bisnis. Kamu pasti menyadari mengapa aspek branding ini sangat penting untuk diperhatikan, kan?
Lantas, seperti apa sih warna yang cocok untuk brand kosmetikmu?
Untuk menentukan warna apa yang akan kamu pakai untuk brand kosmetikmu, sebenarnya bisa dilakukan dengan cukup mudah. Kamu dapat menyesuaikannya dengan target audience, karakteristik brand, juga bahan apa saja yang ada dalam produk tersebut.
Hal ini sangat penting untuk kamu pertimbangkan karena warna adalah bagian dari branding. Artinya, penting untuk menyelaraskan makna dari warna tersebut dengan karakter atau identitas brand kosmetikmu.
Yuk, Bangun Bisnis Kosmetik yang Sukses Bersama Mash Moshem Indonesia!
Memahami strategi psikologi warna saja tidak cukup, terutama buat kamu yang baru mau terjun dalam industri kosmetik. Pasti akan sangat sulit untuk menentukan warna dan desain kosmetik sesuai target audiens maupun karakteristik brand. Untuk itu, kolaborasi dengan jasa maklon kosmetik di Mash Moshem Indonesia bisa jadi pilihan.
Soalnya, kami tidak hanya menyediakan fasilitas produksi saja, tapi juga membantu menentukan strategi psikologi warna yang tepat sesuai karakteristik brand. Hal ini juga mencakup desain kemasan, logo, sampai dengan media promosinya.
Bagaimana? Tertarik untuk mencoba dan bekerja sama? Yuk, langsung saja klik banner di bawah ini untuk konsultasi bersama kami secara gratis!

